AP 10

725 104 6
                                    

Hari kedua MOS sudah dilaksanakan Ayi dan Piyi disuruh mengumpulkan tanda tangan seluruh pengurus OSIS. Segala cara untuk mendapatkan tanda tangan mereka penuhi, bahkan ketika disuruh berjoget pun Ayi yang biasanya datar rela melakukannya karena jika satu saja tak dapat akan mendapatkan hukuman. Kini keduanya sedang menunggu giliran meminta tanda tangan pada temannya Galang yaitu Jerome dan Diaz.

"Halo kak, aku Cantika dan ini temen aku Naren, kami boleh minta tanda tangan kakak?" Tanya Piyi se sopan mungkin.

"Oh boleh dong, tapi kalian harus pose imut dulu baru kakak kasih, gimana mau ga?" Ujar Jerome membuat Piyi menatap Ayi dan Ayi menganggukkan kepalanya. Keduanya pun mulai berpose imut, saling mengulurkan tangan ke arah pipi lalu menekannya hingga mulut keduanya mengerucutkan seperti huruf O, dan mata mereka yang mengedip sebelah membuat Jerome dan Diaz tertawa.

"Hahaha ya ampun kalian gemes banget, emang cocok banget deh." Ujar Diaz tak bisa menghentikan tawanya.

"Hehehe." Piyi menyengir lucu.

"Mana sini buku kalian." Jerome dan Diaz pun memberikan tanda tangan mereka pada buku milik Ayi dan Piyi.

"Nih udah ya."

"Makasih ya kak. Kalo gitu kita permisi kak."

Ayi dan Piyi pun mencari Galang, tinggal tanda tangan darinya yang belum mereka dapat dan akhirnya menemukan Galang di depan ruang OSIS.

"Galang." Teriak Piyi lalu memeluk Galang erat dan dibalas pula oleh Galang sesekali mengusap rambut Piyi.

"Kenapa sih hm?" Ujarnya lembut.

"Hehehe Piyi mau minta tanda tangan Galang." Rengek nya.

"Hmm kasih ga ya?" Goda Galang.

"Aaa ayo lah Galang mah."

"Boleh, tapi Piyi beliin Galang es krim ya."

"Ih Piyi aja kalo beli es krim pasti dibeliin Ayi, Galang mintanya sama Ayi aja ya. Please." Piyi mengeluarkan jurus andalannya yaitu puppy eyes.

"Hufft iya deh. Yi, syaratnya beliin es krim ya."

"Iya deh. Biar kelar nih tugas." Jawab Ayi ketus.

"Hahaha nah gitu dong. Mana sini buku kalian." Galang pun membubuhkan tanda tangannya.

"Yeayy makasih Galang. Piyi sayang Galang." Piyi kembali memeluk Galang dan saat akan mencium pipi Galang dengan cepat Ayi menarik Piyi lalu memeluknya erat.

"Ih Ayi kok Piyi ditarik sih."

"Piyi ga lupa kan kalo Piyi ga boleh cium-cium Galang!" Ujar Ayi datar membuat Piyi sedikit menunduk.

"Yi ah ga boleh gitu. Kan Piyi nya lupa." Tegur Galang.

"Diem deh." Ketus Ayi.

"Hikss Ayi, Piyi lupa maafin Piyi ya." Isak nya membuat Ayi menghela nafas lalu mengecup puncak kepala Piyi.

"Oke Ayi maafin, tapi lain kali ga boleh lupa ya!"

"Iya hiks."

"Shutt udah ga usah nangis. Ayi minta maaf ya."

"Gendong."

"Peluk aja ya. Ga enak kan ini disekolah."

"Iya deh."

"Lang, kita balik duluan ya ke lapangan bye." Ujar Ayi lalu berlalu begitu saja dengan Piyi di pelukannya.

"Dasar bocil posesif. Makin parah aja." Gumam Galang.

Sebelum acara di bubarkan Galang memberitahu kegiatan untuk besok.

"Halo semuanya, acara untuk besok yaitu kalian harus menampilkan bakat kalian, entah itu menyanyi, menari, drama, membaca puisi, ataupun itu. Kalo yang mau nyanyi dan butuh gitar atau alat musik lainnya semua sudah tersedia ya. Untuk pakaian bisa menggunakan dress dan juga jas ya. Yang penting sopan. Sudah jelas?"

AYI PIYITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang