𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 𝓢𝓲𝔁

1.8K 149 7
                                    

Angeline terbangun sambil memegang kepalanya yang berdetak. Ia semalam tidur larut karena berbincang dengan Viola sampai lupa waktu. Kepalanya seperti mau lepas dari lehernya, tapi hal itu sepadan dengan informasi yang ia dapat dari Viola yang banyak bicara.

Grand Duke Sunset adalah pria dengan segudang rahasia. Begitu kata Viola di awal. Yah, segudang rahasia dan segudang harta tentunya. Pria itu adalah keturunan satu-satunya dari keluarga bangsawan Sunset dan hampir tidak pernah kelihatan berjalan-jalan dengan gadis dari kalangan manapun.

Tapi kata Viola ia pernah satu kali melihat Grand Duke Sunset sedang berciuman dengan seorang gadis di bawah pohon di taman belakang. Yang membuat Viola terkejut adalah gadis itu berpakaian sama dengannya. Itu artinya gadis itu adalah seorang pelayan sama sepertinya! Grand duke mencium seorang gadis pelayan, itu yang Viola lihat. Gadis itu terlalu terkejut untuk menoleh kembali dan menangkap barang sekilas wajah dari gadis yang dicium grand duke.

Angeline mengangkat kedua alisnya mendengar kisah drama itu. Ia sebenarnya lebih tertarik dengan informasi kekayaan dan kekuasaan yang dimiliki grand duke tapi ia yakin Viola tidak tahu banyak soal itu. Jadi ia membiarkan gadis itu melanjutkan kisahnya tentang grand duke dan gadis pelayan yang diciumnya itu.

"Seperti kisah dongeng, nona!" Kata Viola dengan wajah yang berbinar, antusias. "Pria yang punya kuasa jatuh cinta dengan gadis pelayan yang miskin dan lemah."

Angeline terkekeh lalu menggeleng-gelengkan kepalanya, "kamu benar-benar sedang menjahiliku ya, Viola." Kata Angeline. "Kamu 'kan tahu mengapa aku dibawa kesini." Katanya lagi.

Viola mengatupkan mulutnya dan menarik kembali tangan yang ia angkat ke udara, "Maafkan saya, nona. Saya hanya tidak pernah bisa menceritakan soal ini ke sesama pelayan." Katanya sambil menundukkan kepalanya.

"Tidak apa-apa. Tolong lanjutkan."

"Setelah kejadian itu, grand duke kelihatan resah tiap harinya. Ia tidak pernah keluar kamar untuk waktu yang lama dan tidak membiarkan gadis pelayan masuk ke kamarnya, harus yang pria katanya. Ia juga tidak mau para gadis pelayan berlama-lama di satu ruangan dengannya jadi setelah kami selesai melayani kami segera disuruh menunggu di luar. Teman-temanku yang lain mengira tuan membenci perempuan dan suka pria. Tapi aku lebih yakin itu karena salah satu diantara kami ada disana. Si gadis pelayan yang ia cium dibawah pohon itu."

"Apa kamu punya ide siapa yang jadi si gadis pelayan itu?"

Viola memutar bola matanya sejenak selagi ia berpikir. "Aku punya beberapa yang terbesit di benak untuk saat ini tapi aku juga kurang yakin. Tidak ada yang benar-benar berteman dengan siapapun disini. Membuka rahasia seriskan itu sama saja seperti membuka kulit kita sendiri agar semua orang bisa mengambil organ tubuh kita dari kita."

"Ew, itu analogi yang menjijikan tapi baiklah, lanjutkan."

"Tapi sepertinya antara Kanista dan Tiana."

"Siapa?"

"Kanista itu datang dari keluarga pedagang yang tidak begitu kaya. Ia kelihatannya saja sudah menaruh hati pada grand duke sejak lama. Caranya menatap tuan lalu wajahnya yang memerah setiap kali tuan mengajaknya bicara. Aku menduga gadis yang waktu itu dia karena Kanista pernah masuk ke kamar grand duke sambil melihat kanan dan kiri, seperti sedang mengawasi sekitarnya dulu.

Lalu Tiana.. Hm.. gadis itu memang aneh sejak awal bekerja disini. Tapi ia kelihatan sangat teramat dekat dengan grand duke. Ia juga sering diperbolehkan masuk ke kamar grand duke bahkan setelah ada larangan untuk para gadis pelayan."

Angeline benar-benar tidak tertarik dengan obrolan semacam ini. Dan ia tidak bisa menutupi kenyataan itu.

Gadis itu menyeruput susu yang dibawakan Viola dalam diam selama gadis itu melanjutkan laporan tentang penelitiannya. Angeline sedari tadi berpikir jauh dari tempat tubuhnya berada saat ini.

Grand Duke Of SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang