𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 𝓣𝔀𝓮𝓷𝓽𝔂 𝓞𝓷𝓮

559 42 5
                                    

Labena datang setiap hari untuk membawakan makanan dan mengajak Angeline berbicara untuk beberapa saat. Ia membagikan segala cerita yang ia tahu di dunia luar untuk Angeline. Dari surat kabar yang berisi berita tentang sang Grand Duke yang semakin putus asa dalam pencariannya untuk menemukan Angeline sampai rencana Labena untuk melarikan diri. Terkadang ia menangis dan tersenyum simpul. Terkadang ia berusaha untuk kelihatan baik-baik saja untuk tidak memberatkan Angeline.

Semakin hari cerita Labena tentang dunia luar terdengar semakin kacau untuk Angeline. Dan yang membuat Angeline semakin sengsara adalah karenaw ia tidak bisa melakukan apa-apa soal itu semua.

Suatu hari, Labena berhasil menyelundupkan sebuah buat pomegrante untuk Angeline. Buah eksotis yang sulit untuk didapat dan hanya dipersembahkan pada raja-raja besar yang memimpin negara. Labena tersenyum dan menyerahkan buah itu diatas nampan berisi roti dan daging yang sudah lama tidak Angeline makan. Labena muncul di hadapan Angeline dengan seluruh tubuh dan wajah yang penuh dengan bercak berwarna biru dan hitam, tetapi ia tidak memperbolehkan Angeline bertanya apapun.

Labena duduk di lantai dan melihat Angeline mengunyah dengan perlahan. Ia tidak memiliki cerita yang bisa ia katakan kepada Angeline hari itu, jadi ia duduk dalam diam sambil perlahan menyaksikan Angeline menghabiskan makanan di piringnya. "Angeline. Kamu adalah teman terbaik yang pernah aku miliki. Aku ingin kamu tahu soal itu." Ujar Labena. Senyum sekali lagi merekah di wajahnya ketika ia mengangkat tubuhnya dan menyeka tetesan air mata di pipinya. "Sekarang semuanya ada pada tanganmu." Katanya dengan senyum kecut sambil berdiri dan berjalan pergi.

Pada saat itu, Angeline tak sepenuhnya memahami maksud Labena. Tapi kemudian Angeline segera menyadari maksud perkataan gadis itu itu ketika ia tak pernah mengunjungi Angeline lagi di hari-hari selanjutnya. Angeline hanya bisa menerka-nerka apa yang telah terjadi padanya. Dan meng-semoga-kan situasi dimana Labena berhasil melarikan diri, pergi jauh, dan hidup tenang di tempat lain. Entah kembali ke rumah orangtuanya di negara lain atau sepenuhnya melepas beban dan posisinya. Yang manapun, asal Labena diluar sana bahagia.

Angeline kemudian segera teringat dengan keluarganya. Apa yang telah terjadi kepada mereka? Apa mereka mencarinya juga? Apa grand duke masih memegang janjinya untuk melindungi keluarga Angeline meski gadis itu tak diketahui keberadaannya? Apa ayahnya masih baik-baik saja? Apa ibunya masih kuat? Apa saudarinya mencemaskan dan merindukannya?

Salah satu alasan Angeline masih berusaha untuk bertahan hidup karena tahu kalau suatu hari ia harus bisa menjawab pertanyaan itu dan mengetahui kondisi keluarganya. Dan dengan hadiah buah pomegrante itu, Angeline diberikan satu alasan lagi untuk hidup oleh Labena.

Selama satu tahun lagi Angeline hidup dalam kurungan itu. Dijerat bersama semua pertanyaan dan andai-andai yang tak kunjung terjadi. Ia selalu dikirimi kabar oleh pembantu rumah tangga yang membawakan makanan untuknya setiap dua hari sekali. Mereka mengasihani Angeline yang terseret pada perseteruan antar kakak-beradik yang berpikir dunia berputar demi mereka. Angeline tak keberatan dengan cerita apapun yang dibawakan padanya. Yang buruk dan yang indah. Ia hanya ingin menjaga pengetahuaannya tentang dunia luar dan terus berusaha untuk tetap waras.

Ia terus menerus menerka-nerka apa yang sedang orang tuanya lakukan, dimana Labena berada sekarang, dan sudah sampai mana pencarian sang Grand Duke untuk menemukannya. Ada begitu banyak hal yang bisa ia nantikan. Ia merasa ia tidak punya waktu untuk bersedih.

Ia tidak pernah hilang harapan, meski pria kejam itu muncul dengan gelak tawanya. Selalu merasa menang ketika melihat Angeline Archeness sedang berada di dalam kurungannya. Ia tidak pernah menangis, atau marah.

Setahun lagi berlalu dan pria kejam itu kini muncul dengan wajah sepuluh tahun lebih tua dari umur aslinya. Rambutnya dipenuhi helai-helai putih dan janggutnya tak lagi bisa ia kendalikan. Ia dilahap oleh ketidakwarasan dan kebinasaannya.

Grand Duke Of SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang