𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 𝓝𝓲𝓷𝓮𝓽𝓮𝓮𝓷

533 42 3
                                    


Angeline benar dengan prediksinya tentang kehidupannya di dalam istana. Labena rasanya adalah kembaran Angeline dari ibu yang berbeda.

Gadis itu punya pemikiran dan pengetahuan yang sama seperti rekan pelajar yang dikenal Angeline di akademi tempatnya belajar. Ia berpikiran terbuka, meski hidup di kehidupan istana yang dibuat sempit. Labena punya ketertarikan dengan dunia di seberang lautan lain. Terutama asal dari rempah-rempah yang ia nikmati dengan dagingnya saat makan malam.

Dengan semua uang itu, seharusnya ia punya cukup dukungan untuk berlayar mengarungi dunia seratus kali. Begitu pendapat Labena. "Tapi karena aku adalh putri ibuku, aku tidak punya hak yang bisa dibeli dengan semua uang itu." Komentarnya lagi.

"Bagaimana kehidupanmu dengan Grand Duke Sunset?" Tanya Labena ketika ia sedang melakukan kebiasaannya untuk membaca buku di pinggiran danau buatan, seratus yard dari teras belakang istana. "Aku dengar ia tiba-tiba jadi seorang gentleman ketika ia mengenalmu." Katanya.

"Maksudnya bagaimana?"

"Oh. Aku kira seseorang sudah menceritakannya kepadamu." Labena menutup bukunya, lalu menoleh kepada Angeline yang kelihatan tidak begitu peduli karena matanya yang tak bergeming dari buku yang sedang dibacanya. "Apa kau benar-benar setidak peduli itu?" Tanya Labena, penuh ketidak percayaan. Kali ini Angeline mendongak dan menoleh kepada Labena dengan dua alis yang tinggi. "Hm? Oh.. Mm, ya. Seperti yang aku tanyakan tadi. Maksudnya bagaimana? Aku tidak benar-benar paham." Kata Angeline.

"Grand Duke Sunset itu dikenal sebagai bangsawan yang suka gonta-ganti pasangan ketika ia menghadiri pestanya. Seorang yang tak pernah berhenti memikat, begitu kata Sang Raja."

"Sang Raja? Kamu pernah berbicara dengannya?"

Labena mengangkat kedua bahunya, "tentu. Dia serumah denganku." Kata Labena dengan acuh tak acuh. "Apa dia orang yang baik?" Tanya Angeline lagi.

Labena menoleh, sedikit kaget dengan antusiasme Angeline tentang Sang Raja. "Mm.. Biasa saja. Dia jauh lebih membosankan dari ekspetasiku."

"Baiklah." Kata Angeline, kembali sibuk membaca bukunya.

Labena menatap Angeline sebentar lalu menutup bukunya, "baiklah, apa kamu sama sekali tidak ingin tahu sesuatu tentang keluarga kerajaan, Angeline?"

"Aku tidak paham."

"Kau tahu.. Gosip di keluarga kerajaan? Atau rahasia besar keluarga raja? Kau sadar 'kan kau sedang bicara dengan seorang putri kerajaan saat ini? Orang yang hidup di istana? Dan punya hubungan erat dengan sang ratu?"

Angeline menghentikan kegiatan membacanya, terlihat berpikir sejenak, lalu kembali membaca. "Aku.. tidak begitu tertarik." Kata Angeline. Labena mengernyitkan dahinya dengan heran. Ia bingung sekaligus terkesima dengan ketidakpedulian Angeline. Apa gadis itu tidak pernah memiliki pikiran sinis untuk menaikkan status sosialnya atau mencari tahu tentang saingan-saingannya di kelas bangsawan?

"Kau ini.. benar-benar berbeda Angeline." Komentar Labena. "Mengapa kamu berpikir begitu?"

Labena terkekeh dan meletakkan bukunya, keingingan untuk membaca kini sepenuhnya sirna dari pikiran Labena. Kini ia hanya ingin terus berbicara dengan Angeline untuk mencari tahu siapa sebenarnya gadis itu. "Kamu benar-benar tidak peduli."

 "Aku peduli." Sanggah Angeline.

"Tidak. Maksudku. Kamu tidak peduli dengan perlombaan untuk menjadi favorit ratu di musim ini. Atau untuk dikenal oleh para pria yang sedang mencari pasangan."

"Aku menolak mereka."

"Apa?"

"Kamu tahu.. pria yang datang untuk mengenalku. Aku menolak mereka."

Grand Duke Of SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang