•
•
•
*****
Angin sore berhembus pelan mengantarkan aroma alam yang menyegarkan, menyeruak membelai lembut sebagian kulit mereka yang terekspos. Menerbangkan helaian surai serta tepian hanfu-nya yang bernuansa sederhana.
Mereka, kedua gadis berbeda usia juga status itu tampak berseri sembari terus melangkahkan kaki mengikuti jalanan setapak kecil dengan rumput liar di tiap tepiannya. Amat terlihat bahwa keduanya telah begitu bersenang-senang di bawah naungan langit yang mulai menggoreskan cahaya keemasan sebelum sesuatu hal mampu membuat mereka tercenung di tempat.
Tatapan mereka berubah kosong, membola penuh keheranan ke arah depan di mana gerbang papan lapuk yang menjadi pembatas antara kediamannya yang bobrok dengan dunia luar tersebut berada. Bukan, bukan pada gerbangnya yang hampir ambruk dimakan rayap namun pada sepasang makhluk berseragam yang berdiri angkuh di kedua sudut gerbang.
Untuk beberapa waktu mereka hanya saling menautkan pandang sampai salah seorang di antaranya mulai tersadar. Dengan menyisakan beberapa langkah dari kedua manusia di sana, Fei Xiu Liao berujar pelan walau dengan nada heran yang dibuat-buat.
"Su Zhi, katakan padaku, apa kita telah keliru mengambil jalan untuk kembali ke kediaman?"
"Emm.. Itu, Nona.. Tetapi ini memang halaman kita?" Su Zhi menyahut agak ragu kemudian sembari menatapi dengan bengong ke arah plat papan di atas sana.
Jelas saja dari goresan Mandarin tersebut masihlah terbaca tulisan Paviliun Teratai Hitam. Lalu apa yang salah dengan itu? Su Zhi tampak linglung kala kembali menatapi kedua penjaga di hadapan.
"Lalu sejak kapan gerbang rumah kita memiliki dua penjaga?" Fei Xiu Liao bertanya dengan jemari yang perlahan menyentuh ujung dagunya, berlagak berpikir.
Tepat sedetik sebelum salah seorang penjaga tersebut membuka mulutnya untuk memberikan konfirmasi, Fei Xiu Liao telah dengan cepat kembali memblokirnya.
"Ohh, apa kalian diperintahkan untuk membunuhku?" tudingnya dengan tatapan yang penuh ketakutan.
"Ti-"
"Atau... Oh.. Ohh... Ingin membawaku pergi untuk disiksa lagi?!" kini ia bahkan telah memundurkan langkahnya dengan tergesa sampai-sampai ia bahkan dengan tak sengaja menginjak ujung hanfu-nya sendiri dan hampir terhunyung jatuh jika saja Su Zhi tak sigap menangkap tubuh mungilnya.
"No-Nona Muda, tidak... Bukan seperti itu-"
"Engh.. Lalu apa?" ujarnya lagi dengan kilatan tajam di antara kelereng gelapnya yang tersembunyi.
"Menjawab Nona Muda, kami dikirim untuk melayani Anda oleh Selir Utama Lie, Nona." ujar penjaga di sudut gerbang lainnya menyahut sembari menundukkan tubuhnya penuh hormat.
"Selir Utama Lie...?" beo Fei Xiu Liao kemudian.
"Benar, Nona Muda." sahut penjaga yang satunya lagi.
"O-oh, begitu...?" masih dengan keheranan yang kini tanpa dibuat-buat Fei Xiu Liao mengangguk perlahan.
"Yeah, kalau begitu ayo bukakan pintu!" tukas gadis kecil itu kembali seraya mulai melangkah perlahan bersamaan dengan gerbang yang dibukakan untuknya.
"Su Zhi, cari tahu mengapa Selir Utama Lie mengirimkan para pelayan juga penjaganya padaku." bisik Fei Xiu Liao tiba-tiba membuat Su Zhi yang berjalan di sampingnya menoleh dan mengangguk kemudian.
Dalam langkahnya yang ringan Fei Xiu Liao tak henti berpikir dalam otak terprogramnya, mencari alasan sesuai mengenai hal yang tiba-tiba seperti ini. Alasan mengapa Selir Ayah bod*hnya itu mau dengan repot-repot mengirimkan pelayan pribadi ke halamannya yang miskin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirt of the Legendary Holy Goddess
FantasySang legendaris telah kembali..~ Diceritakan kisah Sang Legenda kembali berjaya dalam periode yang sama namun tubuh berbeda. Kehidupan kembali jiwa yang telah lama menghilang. Bertransmigrasi dalam tubuh yang terdakwa hanya berupa limbah dan sampah...