•
•
•*****
Tak ada barang sebuah perubahan berarti sejak beberapa tahun yang lalu di benua ini. Semua masih sama kecuali mungkin tentang beberapa kebijakan baru yang dikeluarkan Kekaisaran. Mendapat sedikit bocoran dari beberapa sumber termasuk si pemilik tubuh ini membuatnya tak lagi buta perkembangan selama setidaknya beberapa tahun terakhir.
Sejauh ini pula kiranya juga telah cukup banyak informasi mengenai Kekaisaran penguasa tanah ini yang membuatnya terkagum. Salah satunya adalah tentang Kekaisaran Xiu yang telah mampu melebarkan sayap, memperluas wilayah kekuasaan mencapai hampir sepertiga dari Tanah Agung bagian Utara yang mana itu juga termasuk perbatasan Gunung Zirui Suci miliknya.
Ah, jika saja Gunung Agung-nya tidak tersegel kemungkinan besar itu juga pasti akan mampu ditaklukkan mengingat dua Naga Ilahi Suci penjaga Tanah Zirui ikut tersegel dalam tubuhnya sendiri. Beruntunglah ia sebab rupanya Surga masih memberkati, Tanah Suci miliknya terus tersegel sehingga tak akan ada seorang pun yang dapat menerobos dan menginjakkan kaki di sana kecuali atas izin darinya, Guan Xiao Ru.
Kembali pada suasana di mana saat ini ia berada. Sebuah pasar rakyat yang terletak di bagian Timur Kekaisaran.
Lagi-lagi ia mendengus, tak ada perubahan, mereka masih tampak sama. Bahkan jika dibandingkan dengan pasar tradisional di abad ke-22 yang masih bertahan di era serba modern, itu juga akan sama tak ada bedanya.
Ia terus berjelajah melangkah masuk semakin dalam. Mata tajamnya tak pernah lelah mengawasi sekitar juga merekam setiap penjuru. Di antara bayangan penutup kepala yang terbuat dari bambu, sorot antusiasnya tak akan terdeteksi. Bahkan senyum manisnya tak pernah luntur di balik cadar lembut. Begitu bahagia kala paru-paru akhirnya terisi oleh udara segar di tengah keramaian.
"Kamu sering ke sini, Su Zhi?" tanyanya kemudian dengan nada tipis namun manis kala mencapai gendang telinga.
Mendengar namanya terpanggil, gadis itu segera menoleh. Menatap dengan sorot penuh kesenangan namun juga tampak khawatir dalam waktu bersamaan.
"Menjawab Nona Muda, Nubi jarang diperbolehkan keluar dari kediaman Nona. Tetapi biasanya juga membantu ke pasar untuk membeli beberapa keperluan." sahut gadis itu kemudian dengan tundukan hormat.
"Tidak perlu seformal itu. Ini bukan Manor jadi panggil aku Xiu'er saja!" ujar Fei Xiu Liao sembari kembali melangkah melanjutkan acara berjelajah-ria-nya.
"Nubi tidak berani, -"
"Jangan membantah Su Zhi. Jika kamu memanggilku Nona Muda Fei bukankah keberadaan kita hanya akan ketahuan?" dengusnya pelan tak menyalahkan kepolosan juga ketakutan gadis pelayannya ini.
"Ti-tidak, Nona. Baiklah," sahut Su Zhi kemudian dengan suara pelan, memilih mengalah pada akhirnya.
"Itu bagus, panggil aku Xiu'er dan aku akan memanggilmu Zhi jiejie." final Fei Xiu Liao yang kembali dengan langkah riangnya.
(Jiejie_ sebutan untuk kakak perempuan.)
"Jangan protes!" dengan cepat Fei Xiu Liao kembali berbalik dan memberikan tatapan tanpa bantahan ke arah Su Zhi.
Hal itu jelas saja membuat gadis pelayan itu bergidik pelan. Bahkan bibirnya yang terbuka siap memberikan tolakan pun harus kandas di tengah jalan. Seakan kata-kata yang ingin ia keluarkan meluap entah ke mana membuatnya hampir tersedak.
Aura ini lagi, pikirnya masih dengan ekspresi takut-takut.
Kini mereka kembali berjalan ditemani pertanyaan yang sesekali terlontar dari bibir tipis Fei Xiu Liao. Meminta sedikit informasi akan setiap hal yang ia lihat juga lalui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirt of the Legendary Holy Goddess
FantasySang legendaris telah kembali..~ Diceritakan kisah Sang Legenda kembali berjaya dalam periode yang sama namun tubuh berbeda. Kehidupan kembali jiwa yang telah lama menghilang. Bertransmigrasi dalam tubuh yang terdakwa hanya berupa limbah dan sampah...