•
•
•*****
Sudah berhari-hari Fei Xiu Liao selalu keluar dari paviliun-nya. Pulang-pergi hanya untuk berkunjung ke kediaman sang Kakak tercinta setelah masa hukumannya dicabut oleh Jenderal Zhao tempo hari. Walau hanya untuk meminum segelas teh, bahkan jika itu tanpa si tuan rumah sekalipun. Tak ada satu absen pun yang akan ia lewatkan untuk datang, bak kegiatan rutin yang dilakukan satu kali dalam sehari. Baik pagi, siang, sore, bahkan kadang-kadang menerobos di malam hari. Yang jika saja ada seseorang yang memergoki pasti itu akan menjadi rumor jelek tentang mereka.
Namun sayangnya masalah selinap-menyelinap adalah bakat alami seorang Fei Xiu Liao, Lagipula Kakaknya pun tak mempermasalahkan hal itu sama sekali walau dalam beberapa waktu juga akan mewanti dirinya.
Sama halnya seperti hari ini, di mana ia kembali menyelinap masuk melewati tembok setinggi hampir empat setengah meter itu. Dengan beberapa bingkisan berisi kue-kue manis buatan tangannya sendiri, ia berjalan pelan-pelan menyusuri jalanan utama menuju salah satu gazebo di halaman belakang. Sudah beberapa hari Fei Yang Xi berada di kediaman dan selama itu pulalah Fei Xiu Liao akan bertamu dengan membawa berbagai macam bingkisan, baik untuk dinikmati bersama maupun hanya untuk dirinya seorang. Jelas saja ia hanya akan memakannya sendiri sebab Fei Yang Xi yang tidak ada di kediaman pribadi dikarenakan banyaknya pekerjaan yang harus laki-laki itu kerjakan selama berada di Manor ini.
Dalam perjalanannya, Fei Xiu Liao kembali mengulang untuk beberapa hari belakangan. Di mana tak ada lagi yang tampak mencoba mengganggu ketenangannya. Ia pun tahu dengan pasti bahwa itu dapat terjadi karena keberadaan Fei Yang Xi di sini. Selama Fei Yang Xi ada di Manor, ketenangannya akan terjamin. Bahkan ketika ia huru-hara pulang-pergi menyusuri ataupun berkeliling Fei fu, tak ada dari mereka yang akan secara terang-terangan menggertak seperti biasa.
Benar saja, walau bagaimanapun sosok Fei Yang Xi ini begitu disegani di sini bahkan untuk Selir Agung Zou sekalipun, sebab Fei Yang Xi merupakan penerus sah keluarga besar Fei Manor. Bahkan ia adalah calon Jenderal masa depan dengan kemampuan tak tercela! Ia adalah salah satu dari jenius muda yang langka di daratan Zie ini. Yang mana diumur 19 ini ia telah menjadi seorang praktisi tingkat elite, level kultivasi aura biru tingkat 4 akhir dengan bakat sampingan sebagai seorang summoner tingkat master bintang 5. Bukankah itu merupakan harta super langka? Bahkan para anak Kaisar saja masing-masing bakat sampingannya baru mencapai tingkat devision atau master level awal.
Baiklah, kembali pada pembahasan awal! Selain merasa senang bahwa Fei Xiu Liao tak lagi mendapat gertakan-gertakan, ia juga menjadi semakin berani tampil di mana-mana termasuk kediaman pribadi milik Jenderal Zhao! Terlebih lagi ia akan dengan kurang ajarnya tak pernah memberi salam ataupun menundukkan kepala ketika berhadapan dengan para petinggi Manor, semisal Jenderal Zhao, Selir Agung Zou, Selir Utama Lie, atau siapa pun itu yang memiliki kekuasaan di sini. Bukankah ia telah benar-benar menerapkan perilaku tak perpendidikan yang sesungguhnya?
Entahlah, hanya saja ketika melihat wajah kesal sampai memerah karena marah milik mereka membuat Fei Xiu Liao merasa terhibur. Apalagi ketika mereka yang hanya bisa mendaratkan buncahan kebencian tanpa berani melakukan tindakan terhadapnya, itu lagi-lagi mampu membuat Fei Xiu Liao semakin merasa bahagia.
Dan hal yang paling ia sukai akhir-akhir ini adalah ketika ia berhasil menggodai pasangan Ibu dan anak itu sampai kesal hampir mati. Selir Agung Zou beserta Kakak Perempuan Pertama Fei Meilan memang merupakan bahan yang cocok sebagai target hiburan dikala rasa bosan mulai melanda jiwa dan raga.
"Yao-yao, mengapa kamu tersenyum-senyum seperti itu? Jika ada yang melihat mungkin kamu akan dikira gila." celutukan bernada gurau itu sontak membuat Fei Xiu Liao terkaget-kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirt of the Legendary Holy Goddess
FantasySang legendaris telah kembali..~ Diceritakan kisah Sang Legenda kembali berjaya dalam periode yang sama namun tubuh berbeda. Kehidupan kembali jiwa yang telah lama menghilang. Bertransmigrasi dalam tubuh yang terdakwa hanya berupa limbah dan sampah...