RLHG [011]_

395 37 0
                                    



*****

Tak begitu banyak hal yang dapat ia lakukan di tempat kumuh ini. Setelah kematian pemilik tubuh sementara yang mengenaskan, mati tanpa satu pun anggota keluarga yang mendampingi selain seorang pelayan. Terlebih sebelum mati pun anak ini telah mendapat hukuman berupa tak diperbolehkannya ia keluar dari kediaman selama sebulan penuh, jelas itu ia dapatkan dari hasil menumpahkan segelas minuman ke pakaian mewah Tuan Putri tercinta, Fei Meilan. Alangkah malangnya nasib anak ini, setelah puas dipukuli dan dilukai di mana-mana sampai sekarat, bukannya mendapat pengobatan yang layak ia malah berakhir dihukum oleh Selir Agung untuk tidak keluar Paviliun sama sekali sampai akhirnya benar-benar mati.

Fei Xiu Liao kadang bertanya-tanya, apakah Ayah kandungnya juga ikut mati bersama kematian Ibunya waktu itu? Jika tidak, lalu mengapa bahkan sampai saat ini pun pria tua sial*n itu tidak juga menampakkan batang hidungnya di hadapan Fei Xiu Liao? Tidak mungkin jika orang itu tidak tahu sama sekali tentang keadaan Putrinya saat ini, bukan?

Ah, ternyata benar memang tak seorang pun yang menganggapnya ada di keluarga besar ini. Benar-benar kehidupan yang konyol!

"Tak bisakah Nona ini hidup dengan layak, huh?! Mendapat kehidupan baik, Ayah-Ibu yang penyayang, keluarga. Setidaknya memiliki keduanya secara utuh!" erangnya kemudian dengan begitu frustasi.

"Jika tahu begini Nona ini akan benar-benar meminta untuk tidak dihidupkan kembali!" ujarnya lagi.

"Ayolah, apa dengan membumi-hanguskan Fei fu ini semuanya akan berakhir? Tetapi.. Huaah, bagaimana Nona ini dapat memusnahkan jika bahkan kemampuan Nona ini hanya sebesar biji kacang? Astagaa.. Bukannya membunuh orang, Nona ini akan mati mengenaskan terlebih dulu sebelum sempat memberikan gertakan!" berikutnya Fei Xiu Liao kini tampak seperti orang gila sungguhan, memukul-mukulkan kepalanya sendiri pada pinggiran kasur yang keras.

"Ah, Nona Muda, apa yang Anda lakukan?!" pekikan tiba-tiba itu sontak membuat Fei Xiu Liao menoleh dan mendapati seorang gadis pelayan yang berlari menghampirinya dengan ekspresi khawatir.

"Ada apa? Kamu tampak terburu-buru?" tanya Fei Xiu Liao balik dan mengabaikan pertanyaan pelayan itu sebelumnya.

"Umm, itu.. Tuan Jenderal memanggil Anda, Nona Muda." sahut Su Zhi pelan sembari terus menatapi kening Nona Muda-nya yang tampak meninggalkan bekas merah pudar yang begitu kontras dengan kulit putih nan halus tersebut.

"Orang tua itu sudah kembali? Tetapi mengapa tiba-tiba memanggil Nona ini?" heran Fei Xiu Liao tak acuh.

"Nona Muda, Anda harus segera menghadap sebelum Tuan Jenderal marah pada Anda." ujar Su Zhi kembali mengingatkan.

"Nona ini tidak melakukan kesalahan apa pun lalu mengapa dia meminta Nona ini untuk menghadap?" tanyanya lagi dengan amat percaya diri membuat Su Zhi yang mendengar ucapannya barusan membola.

Ah, bagaimana bisa Nona Muda menyebut Tuan Jenderal dengan sebutan 'dia' bahkan 'orang tua'? Jika ada yang mendengar itu Nona Muda akan berada dalam masalah! Su Zhi membatin dengan takut-takut.

"Su Zhi, apa kamu lupa aku masih dalam masa hukuman?" ujar Fei Xiu Liao kemudian, berharap agar ia tak akan kembali dipaksa untuk bertemu dengan orang tua bodoh itu walau untuk beberapa hari belakangan ia memang ingin memastikan bagaimanakah rupa Ayah jeleknya.

"Nona Muda, walaupun demikian, jika Tuan Jenderal memanggil, Anda harus memenuhinya." ujar Su Zhi yang diiringi desahan pelan kala mendapati aura penolakan yang begitu kuat dari Nona Muda-nya ini.

"Baiklah-baiklah tetapi apa kamu tahu mengapa orang itu memanggil Nona ini?" tanya Fei Xiu Liao kembali dengan ekspresi yang berubah penuh keingintahuan.

Rebirt of the Legendary Holy GoddessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang