•
•
•
*****
Prangg...!!
"Sial*n!! Hilang ke mana dua jal*ng bod*h itu? Mengapa sampai saat ini bahkan belum juga datang memberi kabar pada Furen?!"
Teriakan demi teriakan yang dibarengi dengan pecahan perabot berbahan kaca bahkan porselen bernilai jual tinggi menggema memenuhi satu kediaman pribadi di Fei fu.
"Mufei, tenangkan diri Mufei dulu. Mungkin kedua pelayan bod*h itu sedang mengumpulkan informasi yang bagus untuk kita-"
"Huh, ini sudah minggu ke-dua setelah mereka kita kirim! Bagaimana Furen ini bisa tenang?!" seru wanita itu kembali dengan cepat juga ekspresi yang tampak kurang bersahabat.
"Hmph, apakah mereka sama tidak berguna? Mengapa Mufei malah mengirim mereka yang sangat bod*h itu?!" Fei Meilan menghentakkan cawan tehnya dengan keras ke atas meja, ikut merasa kesal akan ketidakbecusan pelayan milik Ibundanya itu.
"Dasar tidak berguna!! Jika kembali lihat apa yg akan Furen lakukan!"
Kebisingan itu agaknya terus berlanjut membuat beberapa pelayan yang kebetulan lewat hanya mampu membatin sampai menahan napas dengan rasa takut-takut. Bagaimana tidak, kedua Ibu dan anak itu memang sangat menyeramkan ketika marah. Salah-salah bahkan mereka yang tidaklah bersalah bisa menjadi bahan bulan-bulanan pelampiasan. Jadi daripada memperlihatkan diri, mereka lebih baik menghindar lebih dulu.
Kini beralih dari satu kediaman ke kediaman lainnya dengan situasi juga kondisi yang tampak berbanding terbalik.
Terhitung telah setengah bulan terlewati sejak kasus pembuktian janji setia di Paviliun Teratai Hitam. Kini kediaman itu tampak tenang dan damai seperti sedia kala. Sunyi dan sepi, dua kata yang amat menggambarkan sebuah tempat buangan. Tak tampak sesosok pun manusia di sana seakan sejak awal kediaman itu memang tidaklah berpenghuni.
Namun siapa yang menyangka bahwa ketenangan itu hanya tampak di luar. Berbeda dengan keadaan di sebuah ruangan lain. Berjejer alas tidur yang terlihat rapi dengan masing-masing memiliki pemilik. Tertidur lelap dengan keringat dingin yang mengucur tak habis-habis.
Selanjutnya tampak pula kedua perempuan muda yang tengah memberikan perawatan dengan amat telaten. Pemeriksaan rutin agaknya memang terus dilakukan demi pemulihan yang efisien.
"Lan Fei, Qi Yue, bagaimana keadaan mereka?" pertanyaan dengan suara manis yang khas tiba-tiba menyela keduanya dari pekerjaan membuat mereka segera menoleh dengan sedikit terkejut.
"Nona Muda? Uh, itu, kondisi mereka sangat stabil. Anda tidak perlu mengkhawatirkannya." sahut gadis bernama Qi Yue itu kemudian.
Fei Xiu Liao mengangguk singkat sembari terus berjalan mendekat diiringi pelayan setianya, Su Zhi. Memang tak salah ia meminta pelayan baru itu untuk memberikan perawatan pada kelima muda-mudi calon pelayan serta pengawalnya itu. Toh latar belakang Qi Yue sebelumnya memang merupakan asisten Tabib pribadi milik Selir Utama Lie. Jadi pengalamannya dalam memberikan pengobatan pada pasien tak perlu diragukan lagi.
"Ini adalah minggu kedua, apa racunnya menyebar dengan baik?" tanya Fei Xiu Liao kembali seraya menyapu pandang pada lima tokoh yang terbaring di sana.
"Emm... Nona, mohon maaf jika Nubi lancang bertanya-"
"Jangan sungkan, apa yang ingin kamu tanyakan? Nona ini akan menjawabnya dengan baik." potong Fei Xiu Liao dengan cepat diiringi kekehannya yang lembut.
"Nona Muda, bersediakah Anda memberitahu Nubi yang bodoh ini tentang racun apakah yang telah Anda berikan kepada mereka?" Qi Yue akhirnya memberanikan diri untuk bertanya walau masih dengan tundukan kepala yang dalam, takut jika pertanyaannya salah atau bahkan menyinggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirt of the Legendary Holy Goddess
FantasySang legendaris telah kembali..~ Diceritakan kisah Sang Legenda kembali berjaya dalam periode yang sama namun tubuh berbeda. Kehidupan kembali jiwa yang telah lama menghilang. Bertransmigrasi dalam tubuh yang terdakwa hanya berupa limbah dan sampah...