•
•
•Dengan perlahan kelopak indah itu terbuka saat merasa terganggu akan suara berisik di sampingnya. Seketika rasa sakit menyerang sekujur tubuhnya membuat ia mengerang tertahan. Namun saat itulah terdengar gumaman seseorang lalu sebuah pergerakan di samping tempat tidurnya. Sepersekian detik berikutnya barulah ia berhasil membuka mata sepenuhnya dengan gemelutuk menahan sakit.
Hal pertama yang ia pikirkan setelah melihat sebuah bagunan bernuansa kuno namun usang yang ia tempati kini adalah di mana ia sekarang berada. Segera ia tolehkan pandangan ke segala arah dan berspekulasi. Apa ia akhirnya telah sampai di Surga? Tetapi mengapa terasa aneh? Lagipula tempat apa ini? Mengapa sangat kuno dan tampak reyot? Bahkan tak ada hal lain yang ia dapati selain sebuah almari usang dan sebuah meja serta satu kursi lapuk, setidaknya seperti itulah yang ia lihat.
Rasa sakit yang teramat sangat kembali menghantam membuyarkan hal apa pun yang tengah ia pikirkan. Dengan sedikit kesadaran yang tersisa ia kembali mengedar pandang.
Apa ia masih hidup di dunia yang sama? Itulah yang saat ini beruntut di kepalanya.
Lalu gumaman samar lagi-lagi terdengar membuatnya menoleh ke arah samping ke sumber suara. Betapa terkejutnya ia sekarang saat mendapati seorang gadis muda berumur sekitar 15 atau 16 yang menangis tersedu menatapinya penuh haru.
Siapa Kakak cantik ini?
Dari sorot mata gadis itu dapat disimpulkan bahwa ia kini tengah mengkhawatirkannya. Sebuah kekhawatiran mendalam tampak di mata gadis itu.
Apa yang ter-
Erangan kembali ia gemakan saat sesuatu menghantam kepalanya. Sebuah ingatan entah milik siapa menari-nari dalam kepalanya bak kaset rusak.
Tunggu, ingatan siapa itu? Apa... Tidak mungkin! Ia bertransmigrasi ke mana lagi? Ohh Surga, kini akan menjadi siapa lagi dirinya?
Jadi, mungkin inilah kesimpulannya. Ia bertransmigrasi ke Benua lain, lagi! Dengan panik gadis itu memeriksa tubuhnya, memeriksa seperti apakah tubuhnya saat ini.
Tunggu, ia seperti mengenali tubuh ini. Seperti ia pernah berada dalam tubuh serupa di masa lalu. Dengan cepat ia segera menoleh dan memintakan sebuah cermin dari gadis muda yang masih sesunggukan itu. Namun tak ayal gadis itu menurut saja apa yang diperintahkan sang junjungan walau dengan rasa bingung.
Dengan tergesa wanita muda yang ia ketahui bernama Su Zhi itu menyerahkan sebuah cermin kecil bergagang yang terbuat dari tembaga. Tanpa membuang waktu ia segera meraihnya dan dengan penuh ragu mulai menyorot wajahnya sendiri.
Deg,
Walau refleksi yang terpantul agak buram namun ia jelas mengenali garis wajah itu. Setiap struktur ini tak pernah terlupa walau itu jelas tertutup luka-luka goresan yang tampak mengerikan. Ia tercekat dengan mata melotot, wajah ini adalah harta berharganya selama hidup. Namun ada sesuatu yang salah jika pun pikirannya itu benar. Apa ia kembali muda? Karena ini adalah tubuhnya belasan tahun lalu. Atau jangan-jangan ini wujud reinkarnasi? Lagipula ada ketidaksesuaian di sini.
Entah sudah berapa lama gadis itu memberikan spekulasi-spekulasi tentang dirinya sendiri saat kini ingatan lainnya masuk lagi. Mengabaikan teriakan panik sang pelayan ia menyergit dalam kesakitan.
Ingatan itu mungkin adalah kenangan gadis pemilik tubuh ini yang memberitahukan bahwa ia adalah seorang gadis muda bernama Fei Xiu Liao yang baru saja menginjak umur 11. Berbeda enam tahun dari umurnya sebelum mati di dunia sebelumnya. Seorang Nona Muda Ke-Dua di Fei Manor. Ayahnya adalah seorang Jenderal Agung Kekaisaran Utara, Fei Zhao Yang. Dan ia memiliki dua kakak, laki-laki dan perempuan bernama Fei Yang Xi putra pertama Jenderal bersama Selir Utama Gong Hua Lie dan Fei Meilan putri pertama, ibunya adalah Selir Agung yang kini menjadi Istri Utama Shi Zou Lin. Sedangkan dirinya sendiri adalah putri kedua yang merupakan anak kandung dari Istri Sah An Liang Xu. Tetapi sayangnya Istri Sah telah meninggal dengan alasan yang tidak diketahui saat ia baru berusia tiga tahun. Gadis Fei yang malang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirt of the Legendary Holy Goddess
FantasySang legendaris telah kembali..~ Diceritakan kisah Sang Legenda kembali berjaya dalam periode yang sama namun tubuh berbeda. Kehidupan kembali jiwa yang telah lama menghilang. Bertransmigrasi dalam tubuh yang terdakwa hanya berupa limbah dan sampah...