"Yank... udah dong capek," keluh Bunga saat Prama kembali menggerakkan pinggulnya. Pasalnya Prama belum lama keluar sangat banyak, memenuhi rahimnya dan kini ia kembali meminta.
"Pengen lagi yank."
Prama tak mengindahkan gerutuan kekasihnya dan terus menggempur pertahanan Bunga. Wanita itu pun hanya bisa pasrah dan menggu Prama selesai dengan gairahnya.
"Udah yank," ucap Bunga setelah Prama kembali menyiram rahimnya. Nafasnya terengah-engah. Tubuhnya serasa tak memiliki tulang. Prama mencium dahinya dan berbaring di samping Bunga.
Sejak kejadian itu, Prama dan Bunga mulai sering berhubungan intim. Bunga sangat tahu konsekuensi dari perbuatannya dan ia tak bisa menolak setiap kali Prama menyentuhnya lagi dan lagi.
"Makasih sayang. Maaf ya aku gempur terus, maklum baru pulang dinas luar tiga hari dan Mas kangen banget kamu."
"Aku gempor tahu, Mas." Prama tertawa. "Anggap aja itu sebagai persiapan fisik untuk kamu. Setelah nikah, kamu ngga boleh menggerutu kayak gitu, Yank. Dosa jadinya kalo ngga iklas melayani kebutuhan suami."
Bunga memukul dada bidang Prama. "Mas paling bisa deh kalau kayak gitu." Bunga mengerucutkan bibirnya merajuk.
"Kita ketemu Anneth ya."
Bunga terdiam. Ia masih takut bertemu Anneth. Ia takut kejadian memalukan hari itu terulang kembali. "Mau ya sayang?" tanya Prama lagi. Sudah beberapa kali Prama mengajak dirinya bertemu Anneth tapi ia selalu menolak.
"Aku takut, Mas."
"Sudah Mas bilang Anneth mau minta maaf sama kamu."
"Bilang aja aku udah maafin dia kok."
"Dia yang maksa mau ketemu kamu, Yank. Please ketemu ya. Sekali aja. Kalau memang Anneth kembali berulah, Mas ngga akan mempertemukan kalian lagi."
Bunga tampak berpikir, mempertimbangkan berbagai macam hal untuk bertemu Anneth termasuk kesiapan mentalnya.
"Mas yakin Anneth ngga akan macem-macem?"
"Mas yakin yank. Mas ngga akan segan-segan marah kalau Anneth berani bersikap kasar lagi sama kamu."
"Oke aku mau ketemu, tapi ngga sekarang." Bunga akhirnya memutuskan untuk bertemu Anneth. Prama tersenyum senang. "Makasih sayang. Ya udah kamu yang tentuin hari dan tempat untuk bertemu ya." Bunga mengangguk. Mereka kembali berpelukan diatas ranjang.
***
Kita ketemuan hari minggu ini Mas di rumah ku.
Prama tersenyum membaca chat yang di kirimkan oleh kekasihnya. Anneth yang kepo berusaha curi-curi pandang ke arah ponsel ayahnya.
"Itu chat dari tante Bunga, Pah?" tanya Anneth penasaran. "Iya."
"Apa kata tante Bunga? Tante mau ketemu aku kan Pah?"
"Iya mau. Minggu ini kita ke rumah tante Bunga ya. Tante Bunga ngajak ketemuan di rumahnya. Gimana?"
"Oke Pah." Anneth mengacungkan jempolnya. "Kamu yakin mau ketemu dan minta maaf sama tante Bunga? Papa ngga yakin kamu mau minta maaf."
"Ya ampun Papa. Anaknya mau berbuat baik masa diragukan sih. Ah elaaah."
"Ya habisnya kamu kan gedek banget lihat Papa dan Tante Bunga bahagia. Ngga suka gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Discovery Of Love
RomanceKumpulan cerita pendek ONLY 21+ Yang belum cukup umur diharap menjauh!!