"Jodoh itu kayak 'Alif Lam Mim', ayat pertama dalam surat Al-Baqarah yang artinya Allah Maha Tahu."
•••
"Bagus banget Abang sketsanya. Rancangan baru lagi?" tanya Sheilla sambil meletakkan teh manis hangat untuk Jamal. Ia duduk di samping kekasihnya.
"Iya nih yank. Rancangan baru untuk rumah pribadi. Tapi masih galau yank."
"Galau kenapa?"
"Hm... Ya belum sreg aja sih. Kayak ada yang kurang gitu. Lagian ini baru oretan kasar aja yank. Coba Abang pengen tahu tipe rumah impian kamu kayak gimana."
Sheilla tampak berpikir, "Aku suka rumah yang ada halaman depan dan belakang yang saling berkoneksi gitu. Rumah sederhana dan minimalis yang penting nyaman dan ada banyak sinar matahari yang masuk ke dalam rumah. Sirkulasi udara yang bagus juga sangat penting buat pergantian udara dan satu hal yang paling penting harus membuat suami dan anak-anak betah dirumah."
Jamal tersenyum lebar. Ia mencatat kriteria rumah impian kekasihnya. "Oke sayang makasih. Semoga nanti setelah kita nikah Abang bisa buatin kamu rumah impian itu ya."
"Aamiin ya rabbalalamin. Di minum dulu Abang tehnya." Sheilla menyodorkan minuman ke arah Jamal. Setelah meminum teh buatan Sheilla, Jamal kembali menggambar rumah untuk klientnya.
Setelah bercengkrama dengan keluarga Sheilla, pukul 10 malam Jamal pamit pulang. Sheilla mengantar kepulangan kekasihnya itu sampai teras rumah. "Sampai rumah jangan begadang ya. Langsung istirahat. Besok Abang harus ngantor lagi." Sheilla mengingatkan karena sang kekasih sering lupa waktu untuk beristirahat jika sudah fokus bekerja.
Jamal mengelus hijab yang menutupi rambut indahnya. "Iya sayang. Ayang juga langsung istirahat. Nanti Abang kabari kalau udah sampai rumah."
Jamal mengecup kedua tangan Sheilla sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil. Sheilla melambaikan tangannya. Ia segera masuk ke dalam rumah setelah mobil Jamal tak terlihat lagi di ujung jalan.
***
[Sayang, Abang udah sampai di rumah. Met bobo calon istri ku.]
Sheilla tersenyum membaca pesan yang masuk dari calon suaminya. Ia baru membacanya keesokan harinya. Ia pun segera membalas pesan Jamal.
[Maaf Abang baru balas. Semalam langsung tidur. Abang udah berangkat bekerja?]
[Gpp sayang, semalam juga Abang langsung tidur. Ngantuk banget ngga kuat. Abang lagi sarapan ini. Maaf ya Abang ngga bisa anterin kamu ke rumah sakit karena mau survei lahan buat klient. Nanti sore kita ketemu.]
[Gpp Abang. Hati-hati di jalan ya. Semangat kerjanya sayang ku 😘]
[Iya sayang. I love you solehah ku 💕]
[Love you too calon imam ku.]
Sheilla yang sudah siap bekerja, keluar dari kamarnya. Ia menyapa ayah dan bundanya yang lagi bersantai di depan TV. "Ayah Bunda Sheilla pamit kerja dulu ya." Ia menyalami tangan orang tuanya. "Kamu ndak sarapan dulu nduk?"
"Lagi puasa bunda, insya Allah."
"Ya sudah Hati-hati ya. Abang mu ndak jemput toh?" tanya Rudi sang Ayah. Sheilla menggelengkan kepalanya. "Ngga Yah. Tadi Bang Jamal bilang mau langsung ke lokasi rumah klient. Paling nanti sore ketemu."
"Oh gitu. Terus kamu ke rumah sakit naik apa?" tanya Mila sang bunda. "Naik ojek online aja Bun."
"Ya udah hati-hati nak."
"Siap Ayah, Bunda. Pamit dulu ya Assalammualaikum."
"Waalaikumsalam."
Sheila tak perlu menunggu lama ojek pesanannya karena mamang ojeknya sudah standby di depan pagar rumah. Ia pun segera berangkat karena sudah ada janji dengan pasien hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Discovery Of Love
RomanceKumpulan cerita pendek ONLY 21+ Yang belum cukup umur diharap menjauh!!