Di suatu pagi yang damai.
Tok...Tok...Tok...
"Celine, open the door!" teriakan seorang pria membangunkan tidur nyenyak Celine Andarista. Gadis itu menggeliat pelan karena terkejut lalu kembali terlelap. Karena tidak ada tanda-tanda sang pemilik rumah akan keluar, maka pria itu kembali berteriak.
"Celine buka pintunya. Kalo ngga gua dobrak ya!" teriaknya lagi mengancam. "Gue ngga main-main ya Cell. Jangan sampai pintu rumah lo hancur sama tangan gue."
"Apaan sih Niel. Gue baru tidur jam tiga pagi. Ngantuk banget tahu!" seru Celine dari dalam kamar.
"CELINE BUKA PINTUNYA!!" teriaknya tak sabar. Celine mengerang. "Iya iya gue bangun."
Mendengar ancaman dari pria itu, Celine pun terbangun dari tidurnya. Celine turun dari ranjangnya. Mulutnya terbuka lebar dan menguap. Matanya yang sepet di kucek-kucek. Ia segera memakai kimononya lalu berjalan menuju pintu kamarnya. Saat pintu kamarnya terbuka, matanya tertuju pada sepasang bola mata lucu yang juga tengah menatapnya.
"Ya ampun ada bayi."
Celine langsung jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat bayi tampan itu. Tanpa sadar ia langsung menggendong bayi laki-laki yang diperkirakan baru berusia satu atau dua bulan.
"Ini bayi punya siapa, Niel? Lucu banget. Cakep lagi." Celine belum melihat kepanikan di wajah Daniel Atmadjaja.
"Anak siapa Niel?" tanya Celine lagi. Daniel diam membisu seolah tengah mencerna apa yang baru saja ia alami. "Malah diam sih. Anak siapa woy!" desak Celine. "Jangan jangan elo nyulik anak orang terus elo ngga tahu di umpetin dimana. Gitu kan?"
"Dia... anak gue," ucapnya meragu. Dahinya mengerut.
"APA!?"
Suara keterkejutan Celine membuat si bayi menangis kencang. Bayi itu terkejut. Celine lupa kalau dia sedang bersama seorang bayi.
"Elo gimana sih? Dia kaget tahu!"
"Sorry gue ngga sengaja. Lagian elo becanda keterlaluan."
"Gue serius. Dia anak gue," ucapnya. "Seperti pesan yang ditulis oleh ibunya."
Celine menganga. "Jangan becanda, Daniel. Ngga lucu tahu."
"Loe pikir gue sendiri percaya kalau gue punya anak?! Gue aja syok."
"Terus dari mana elo ketemu ini bayi?"
"Dia tergeletak gitu aja di sitternya di depan pintu rumah gue. Gue liat dia pas baru balik jogging." Daniel memberikan sebuah botol susu kepada bayi itu. Tangisannya terhenti karena melihat botol susunya. "Gue harus gimana, Line?"
"Gue juga ngga tahu harus gimana. Gini deh mending kita ke rumah lo terus kita pikirin dengan kepala dingin. Abis itu kita cari solusi bareng-bareng. Oke."
Celine mengunci pintu rumahnya. Keduanya berpindah ke rumah Daniel yang memang bersebelahan. Celine menimang-nimang bayi tampan yang bernama Noah itu hingga tertidur. Dengan perlahan Celine menidurkan bayi tampannya di kamar Daniel. Sementara itu Daniel tengah berpikir keras kemungkinan ibu dari bayi itu.
"Oke. Apa yang elo dapat dari hasil renungan lo?" tanya Celine. Ia duduk disebelah Daniel. Pria bertato itu menggelengkan kepalanya. "Gue ngga tahu gue harus cari pangkal benang merahnya dari mana." Ia meremas rambutnya.
"Mana surat si bayi."
Daniel menunjuk sebuah baby sitting car di pojokan kursi, lalu Celine mengambil sebuah amplop.
Dear Daniel.
Aku minta tolong kamu untuk jaga Noah dengan baik. Beri dia cinta dan kasih sayang yang layak karena aku belum bisa memberikan itu semua.
Kalau kamu ragu dia anak kamu atau bukan, jangan khawatir. Aku udah melakukan tes DNA tanpa sepengetahuan kamu dan Noah 99,95% adalah anak kita berdua. Mungkin kamu ngga inget tapi semua yang pernah kita lalui adalah kenangan indah buat aku.
Aku titip Noah ya Niel 🙏🏻
Noah's Mom
Celine ikutan syok membaca surat yang tinggalkan si pengirim bayi. Terdapat sebuah tas cukup besar yang berisi susu, popok, baju baju dan peralatan bayi lainny. Ada sebuah amplop besar lagi dari sebuah rumah sakit yang menunjukkan bukti tes DNA, dan hasilnya Noah Atmadjaja adalah anak Daniel.
"Ini gila!" seloroh Celine. "Kita harus gimana sekarang?" tanya Celine ikutan bingung.
"Pakek tanya balik lagi. Kalo gue tahu apa yang harus gue lakuin, udah dari tadi gue lakuin Cumi!" Daniel menggeremet. "Gue ngga akan pusing kayak gini kalo tahu apa yang harus gue lakuin."
"Iya juga ya."
Daniel mendengkus. "Mending lo balik ke rumah lo sana! Ngga guna juga elo ada disini. Malah bikin kepala gue makin mumet aja!" Usir Daniel kesal.
"Yee... Ngga tahu diuntung lo. Udah maksa bangunin gue terus sekarang diusir!"
Celine mendekik sebal menatap kepergian sahabatnya ke dalam kamar. Karena sudah diusir oleh si empunya rumah, Celine pun angkat kaki.
Baru beberapa langkah masuk ke area halaman rumahnya, Celine mendengar teriakan Daniel.
"Celine, si bayi poop!" Teriak Daniel cukup kencang. Celine menghela nafas. "Cebokin aja sendiri!" Teriak Celine tak kalah kencang.
Tapi tentunya Celine tidak tega membuarkan pria seperti Daniel harus mengurus poop seorang bayi. Meski kesal Celine tetap membantu tetangga sekaligus temannya menggantikan popok Noah.
***
To Be Continue.
Mau cek gelombang dulu. Kalo rame di lanjut.
Btw cerita The Baby udah sering aku spoilerin di Instagram wp_hanyeoreum.
Jangan lupa polow yak 🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Discovery Of Love
RomanceKumpulan cerita pendek ONLY 21+ Yang belum cukup umur diharap menjauh!!