Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Elea... tolong bangunkan Daddy," ucap Gladis yang tengah memasak di dapur. Seperti ibu-ibu pada umumnya di pagi hari, ia sibuk memasak di dapur, menyiapkan sarapan untuk suami dan anaknya.
Gladis menghentikan kegiatan masaknya dan menatap Elea. Gadis kecil yang sebentar lagi akan berulang tahun ke-5 itu hanya menyengir lebar melihat ibunya menatapnya kesal.
"Ya Tuhan Elea! Itu belum matang sayang. Kenapa kamu malah memakannya." Gladis membersihkan pipi tembam Elea yang belepotan.
"Aku mau cookies, Mom."
"Bersabarlah. Ganti dulu baju mu lalu bangunkan Daddy. Daddy ada rapat penting siang ini." Elanor mengangguk dan segera pergi menuju kamar dimana ayahnya masih terlelap.
"Daddy bangun. Ayo bangun, Dad," ucap Elea sambil menarik-narik selimut yang menutupi tubuh ayahnya.
"Eugh..." Avant menggeliat dan tersenyum melihat gadis ciliknya tersenyum lebar memintanya untuk bangun. Bukannya bangun, Avant malah menarik Elea naik ke atas ranjang dan memerangkap tubuhnya di bawah selimut.
Eleanor tertawa karena merasa geli terkena bulu-bulu halus di wajah ayahnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ya Tuhan! Kenapa kalian malah tidur lagi!" gerutu Gladis kesal karena melihat suami dan anaknya masih berpelukan di atas ranjang.
Ia menghampiri dan menarik selimut yang menutupi tubuh keduanya. "Sayang, ayo bangun! Katanya ada rapat penting hari ini." Gladis menarik-narik tangan suaminya yang nampak enggan beranjak dari ranjang.
"Sayang ayo bangun!"
Bukannya bangun, Avant malah menarik tubuh isterinya untuk ikut bergabung bersamanya dan Elea. Eleanor tertawa karena ibunya terus menggerutu kesal. Gladis akhirnya pasrah dalam dekapan suaminya.
Ting... Tong...
"Siapa yang bertamu? Apa kamu janjian dengan teman, sayang?" tanya Gladis kepada Avant yang tengah asik menyuapi Elea.
