A.11

3.8K 694 48
                                    

Sorry for typo(s)




Dari kecil, Jung Sungchan selalu menjadi anak yang baik. Setiap perkataan sang papa, ia patuhi. Begitupula Jaehyun yang tidak pernah menuntut pada putra satu-satunya tersebut. Jabatannya sebagai asisten profesor bedah umum, yang sering kali menghabiskan waktu di rumah sakit karena bisa saja ia mendapat rujukan tiba-tiba dari dokter spesialis lain terkait kondisi pasien yang membutuhkan tindakan bedah.


Pekerjaan sang papa membuat Sungchan bangga, orang lain sembuh karena beliau merupakan tindakan yang mulia. Maka dari itu, ia tidak pernah rewel meminta perhatian. Namun, ada satu yang berhasil membuat putranya tersebut melupakan 'sosok' dirinya sebagai figur orang tua. Kehadiran Nakamoto Jaemin, saudara berbeda aliran darah.


Setelah pertemuan pertama di pemakaman, Sungchan tak pernah berhenti membicarakan sosok kakak beda ayah tersebut. Si muda Jung begitu menyukai fakta bahwa dia memiliki saudara, bahkan tingkah manis Jaemin di sana membuatnya langsung nyaman. Meskipun masih terlihat malu-malu, anak itu menyukai kehadiran sang kakak.


Hari-harinya yang dilalui bersama Jaemin merupakan kenangan terindah dalam hidup Sungchan. Namun, rasanya sangat singkat ketika sosok yang lebih tua itu tiba-tiba menjauh darinya. Tak ada sapaan lembut, senyum yang manis, usapan pada kepala yang akan dirasakan.

Kemudian, usianya sepuluh tahun ketika Sungchan menyadari bahwa kehadirannya dan sang papa mungkin merupakan kesalahan bagi keluarga Nakamoto. Jaehyun menceritakan segala yang dilalui selama ini pada putra semata wayangnya tersebut.

Namun, setiap acara ulang tahun yang dirayakan kecil-kecilan oleh Papanya, Yuta bersama Jaemin selalu datang meskipun hanya memberi ucapan singkat. Tindakan kecil itu membuat Sungchan berharap bahwa mereka bisa seperti dulu lagi. Dan akan terwujud ketika pria bermarga Nakamoto yang dipanggilnya Ayah itu mendekatinya dan memberitahukan sebuah rahasia.

"Nana Hyung tidak benci Sungchan, dia hanya tidak mau Sungchan bersedih karena mendengar olokan dari orang lain."

Ada rasa bahagia dalam hatinya ketika mengetahui tersebut, tetapi kenyataan yang dialami membuat senyumannya sedikit luntur. Kepala anak itu tertunduk dalam sembari berlirih, "Tapi Sungchan lebih sedih kalau Nana Hyung jauh."

Sebuah usapan dirasakan pada surai, Yuta bersimpuh di hadapannya menampilkan senyuman yang hampir mirip dengan putra kandungnya, "Bagaimana kalau Sungchan melakukan sebuah misi?"

Pandangan mereka bertemu, kedua alis anak itu terangkat tidak paham. Jemarinya digenggam oleh Yuta kemudian mengisyaratkan untuk mendekat. Bisikan tersebut merupakan ide beliau supaya Jaemin menghilangkan pikiran yang selama ini dianggapnya menyelamatkan adiknya.

"Ayah dan Papa tidak bisa membantu, kalau Sungchan sendiri pasti Nana Hyung akan bangga. Senang kan kalau membuat Nana Hyung bangga dan bahagia?"

Kepalanya terangguk antusias dengan senyuman lebar. Sejak saat itu, tekadnya membuat Jaemin 'luluh' semakin membara. Penolakan-penolakan yang diberikan tak membuat Sungchan menyerah, karena ia juga tahu perjuangan sang kakak untuk sembuh dari penyakitnya jauh lebih berat.

Tak mau kalah, ia sehat dan prestasi apapun akan dicapai untuk membuat sang kakak melihatnya sebagai adik yang hebat.


**


Selama ini, Sungchan tidak pernah juga memiliki teman yang begitu akrab. Mereka hanya datang dan pergi tanpa mau mendengar cerita atau masalah dan lagipula, si muda Jung tersebut tidak berkenan menceritakan kisah hidupnya terhadap orang lain.

Amata✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang