Temukan waktu dan takdir akan bertemu. Itu rencana mutlak milik Tuhan yang serba tahu.
.
Dari Dhanurendra Akasha,
kepada si gadis rembulan
yang berhasil direngkuh oleh langit luasnya.
Dhanu nggak pernah mengira kalau kebetulan bisa menentukan bagaimana takdir berjalan. Cowok itu cuma percaya kalau semuanya adalah rencana Tuhan, tetapi ia tak pernah sekalipun berpikir bahwa dalam hidupnya akan menghadapi hal-hal tak terduga. Baginya, pertemuan kebetulan beruntun itu hanya akal-akalan skenario opera sabun yang nggak penting-penting amat. Tampaknya ia terlalu menyepelekan takdir, meski ia setidaknya sedikit merasa percaya akan hal itu karena semuanya tak ada yang tahu bagaimana cara Tuhan bekerja.
"Kalau kita dari awal nggak ketemu, kira-kira apa yang bakalan terjadi?"
Pertanyaan ingin tahu Rara tiba-tiba mengudara, tepat ketika Dhanu melahap keripik kentangnya. Suasananya begitu hening di rumah Dhanu lantaran mereka baru saja menuntaskan durasi satu film laga melalui laptop, sehingga saat ini cuplikannya menampilkan kredit film.
Tak ada jawaban yang bisa Dhanu berikan, jadi ia memilih mengangkat bahu. "Nggak tahu."
"Apa jangan-jangan kita bakalan masih terjebak dengan cerita kita masing-masing?" sahut Rara setelahnya. "Kayaknya, mungkin kita masih bakalan kepikirin yang dulu-dulu. Kamu sama urusan hati yang nggak kelar-kelar, dan aku masih lari dari masa lalu."
"Kalau kita nggak ketemu, yang paling kentara adalah mungkin kita nggak akan belajar dan berubah."
Dhanu berujar begitu sambil mengangguk-angguk, merasa setuju dengan jawabannya sendiri. "Aku pikir itu yang paling penting deh."
"Berubah dalam segi apa? Emang kita udah bisa jadi power ranger?"
Celetukan ringan Rara sukses mencairkan pembicaraan serius diantara mereka, membuat Dhanu refleks tertawa juga. Dalam hati terdalamnya, Dhanu juga tak pernah menyangka kalau sekarang ia mendapati dirinya tertawa lepas dengan cewek yang tak pernah ia kira. Sejak awal, Rara hanya orang asing yang tak sengaja bertemu, tak bermaksud mendekat jadi teman, tak bermaksud pula menjadikannya sebagai pelabuhan sejuta rasa miliknya.
Gadis itu terlalu asing dengan dunianya yang amat luas, terlalu jauh juga jika memang berniat ingin diraih. Sejak awal, Rara cuma cewek biasa saja, dengan perangai yang tidak mencolok dan pemikiran ajaibnya sambil membawa luka lama yang belum sepenuhnya kering.
"Mas Dhanu."
"Apa?"
"Menurut kamu, nyamuk itu parasit bukan?"
"Hah? Pelajaran IPA aku udah lupa!"
"Mikirnya yang gampang-gampang aja caranya. Kalau menurut aku, nyamuk itu parasit soalnya aku capek mukulinnya habis kena gigit terus."
"Hahahaha, ya udah. Bisa jadi!"
"Mas Dhanu aneh."
"Ketularan kamu."
Ada hal yang menarik, Rara memiliki sejuta pemikiran acak yang diam-diam selalu dikagumi oleh Dhanu dan entah mengapa membuat laki-laki itu selalu betah untuk menjawabnya. Mungkin alasan itu yang menjadi Tuhan untuk menentukan jalan takdir dan Dhanu sukses terpancing juga. Tidak apa-apa sih, karena dia adalah Nararya Anindita.
"Raya."
"Apaan? Mau ternak nyamuk?"
"Apaan sih? Perasaan kamu bahas nyamuk terus."
"Nyamuknya banyak lagi musim hujan, Mas! Astaga, saya kena gigit terus tahu!"
"Mana sini saya pukul."
"Pukul nyamuknya aja, jangan pukul tangan saya juga dong! Ayo, kita ribut aja lah kalau gini!"
"Jangan ribut. Nanti kalau aku kenapa-apa, yang nyariin siapa?"
"Nggak ada."
"Gengsi banget."
Lagi. Rara tertawa setelah mendengar jawaban Dhanu, membiarkannya menular pada cowok di hadapannya yang juga mulai ikut tertawa. Ada hal yang disadari Dhanu juga, kalau, Tuhan selalu punya banyak jalan yang tak bisa ditebak. Bila sudah menjadi takdir, maka sudah waktunya mereka saling bersinggungan dan memulai cerita baru.
Dari langit, teruntuk si gadis rembulan yang akan menjadi pusat cerita berikutnya. Entah sampai kapan, setidaknya jalani saja dulu.
Bukankah begitu?
[]
Backsound: Maliq & D'Essentials - Bertemu
Hai semuanya! Hehehehe, aku datang dengan sepucuk surat pendek dari sudut pandang Dhanurendra Akasha. Ini pemanasan dulu. Tidak janji update berkala karena namanya juga cerita pendek. Kira-kita pesannya sampai gak? Feelnya? Iya, aku kayak kehilangan arah karena baru mulai menyapa Dhanu Rara lagi hahaha. Terima kasih sudah membacanya ya! Semoga kalian sehat dan bahagia selalu! Semangat!
-Ai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepucuk Surat
Short Story[LENGKAP] Buku Kedua: Serendipity: Undercover Fate Kumpulan kata yang tersurat dari Dhanurendra Akasha dan Nararya Anindita dalam tiap sepucuk surat. Lewat sepucuk surat ini, mereka akan menemukan banyak sisi lain dalam diri masing-masing dan belaja...