Katanya, orang lain juga bisa melihat siapa yang sedang mencurahkan cintanya.
.
"Mas, aku baru ingat sesuatu."
"Apa?"
Dhanu yang sejenak sibuk dengan roti-roti di depannya, seketika menoleh ke arah Rara yang saat ini sibuk memasukkan potongan roti besar-besar ke dalam mulutnya. Membuat laki-laki langsung mengerutkan keningnya. "Kunyah dulu yang benar, baru ngomong. Aku nggak mau kena semburan dari kamu."
Rara hanya mengangguk-angguk menurut, membuat laki-laki itu tersenyum puas.
Cuaca hari ini terbilang cerah. Yah, jelas saja karena seharian ini Dhanu dan Rara berhasil menghabiskan waktu mereka dengan menonton PJF. Yah, berkat pemberitahuan dari kawan lama Dhanu, jadilah mereka berada di sini. Tepatnya di sebuah taman salah satu hotel bintang empat yang berada di Puncak, Bogor. Kebetulan acaranya dimulai lebih awal, sehingga begitu acara selesai waktu yang dihabiskan tak sampai terlalu larut malam.
Sekarang mereka sedang berada di sebuah kafe di hotel tersebut yang kini sudah lengang, hanya ada beberapa orang yang menetap di sana. Untung saja kafe tersebut dibuka dua puluh empat jam, jadi mereka tak khawatir dengan jam tutup. Mereka memilih mengambil posisi duduk yang dekat jendela kafe, sehingga mereka masih dapat melihat lalu lalang orang yang tak kunjung berakhir meski tak seramai sebelumnya.
Sejak tadi, pembicaraan mereka berputar tentang festival musik yang ditonton hari ini, sesekali diselipkan mengenai bagaimana perasaan mereka sekarang. Mereka juga sempat berdebat kecil lantaran hasil foto yang ditangkap oleh temannya Dhanu saat menonton kini sudah dijadikan latar belakang di ponsel Rara.
"Mas pernah 'kan dulu mendadak nanya ke aku, apa aku 'Universe'? Kenapa waktu itu kamu nanya gitu?" tanya Rara setelah menelan rotinya. "Sekarang aku ingat, kamu nanyain itu beberapa hari habis saya kirim surat ke radio buat atas nama Daren. Kamu nggak anggap pengirimnya atas nama 'Universe' 'kan?"
"Oh, itu," ujar Dhanu saat tahu ke mana arah pembicaraan Rara. "Nama yang kamu pakai buat kirim surat ke radio, nggak tahu kenapa bikin aku ingat sama universe."
Rara langsung mengerutkan hidungnya. "Aneh. Nama yang dipakai 'kan Raya."
"Nggak aneh kok," elak Dhanu. "Universe 'kan artinya Alam Raya. Makanya, aku langsung nanya gitu ke kamu dulu."
Tampak Rara ternganga takjub kemudian mengangguk paham. "Wow, aku nggak nyangka kalau artinya itu."
"Sayangnya, nama aku nggak ada kata 'Alam', jadi nggak match sama arti 'universe'," ungkap Dhanu.
"Maksudnya biar apa tuh, biar sepasang jadi bentuk arti kata 'Universe'?"
"Exactly."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepucuk Surat
Short Story[LENGKAP] Buku Kedua: Serendipity: Undercover Fate Kumpulan kata yang tersurat dari Dhanurendra Akasha dan Nararya Anindita dalam tiap sepucuk surat. Lewat sepucuk surat ini, mereka akan menemukan banyak sisi lain dalam diri masing-masing dan belaja...