Seminggu sudah soonyoung berada di hunian ini dan seminggu sudah soonyoung di buat mondar mandir bagaikan supir oleh jihoon yang di minta kesana kemari sama seperti hari ini soonyoung harus rela di ajak ke sekolah dimana Junghwa mengakhiri hidupnya padahal sudah lima kali soonyoung menemani jihoon ke tempat ini dan ini yang keenam bedanya kali ini Junghwa ikut.
Soonyoung berjalan beriringan dengan Junghwa sedangkan jihoon berjalan di hadapan mereka memimpin jalan.
Sebetulnya bukan tanpa alasan jihoon sering datang kemari walau selalu meninggalkan soonyoung di mobil seorang diri, langkah mereka berhenti di lorong berisikan loker siswa dengan jarak lima meter mereka bertiga terutama Junghwa dapat melihat seorang pemuda berdiri didepan salah satu loker yang penuh dengan bunga Krisan dan yang lain.
"Kau tahu dia?"tanya jihoon
"Ko nam Hyuk"sahut Junghwa
"Kau ingin melihat orang yang membully mu bukan?"
"Heum, kenapa dia berdiri di depan loker ku?"
"Lihat dulu"Junghwa menuruti apa yang dikatakan jihoon begitu juga dengan soonyoung yang saat ini mencoba merangkai maksud jihoon.
Sepuluh menit mereka menunggu dan pemuda itu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, sebatang coklat kesukaan Junghwa yang diletakan dalam loker itu, Junghwa tak tahu jika nam hyuk mengetahui coklat kesukaannya.
Dering bel masuk terdengar dengan jelas mereka bertiga mengikuti kemana perginya nam Hyuk dan tujuannya adalah kelas dan siapa sangka jika nam Hyuk duduk di bangku sebelah bangku Junghwa yang kosong sekarang.
"Kau tahu dia menderita, sejak kau ditemukan tergantung di kamar mandi dia orang pertama yang berani melepaskan tali yang menggantung leher dan tubuh mu itu...dari lima orang yang membully mu hanya dia yang tak pernah memukul mu ya walau hanya cuma menggertak...dia orang pertama yang meminta maaf kepada orang tua mu saat pemakaman mu dan soal coklat kesukaan mu dia selalu melihat kau membeli itu...keputusan mu memaafkan atau biarkan saja"ujar jihoon
"Aku akan maafkan bisakah dia mendengar ku"ujar Junghwa
"Tentu...soon tugas mu"ujar jihoon
"Baiklah"Soonyoung menjentikkan jarinya dan semua berhenti hanya tinggal mereka dan nam Hyuk dan kini hanya tinggal Junghwa yang harus bicara sedangkan soonyoung dan jihoon hanya melihat saja
Namun tak bertahan lama soonyoung malah menarik jihoon keluar menunggu Junghwa di luar pintu kelas.
"Jadi selama seminggu ini yang kalua lakukan?"tanya soonyoung
"Heum...bukan kah Junghwa juga harus tahu banyak yang menderita termasuk pemuda itu"jelas jihoon
"Setelah ini kita kemana?"
"Tempat terakhir...kediaman Junghwa"Tak lama Junghwa keluar dan meminta soonyoung untuk mengembalikan semuanya jihoon mengiyakan dan semua kembali normal hanya nam Hyuk yang di buat seperti terbangun dari mimpinya dan berakhir nam Hyuk yang menangis di kelas membuat seisi kelas bingung.
"Hyung setelah ini kemana?"tanya Junghwa
"Ke tempat dimana semuanya berakhir"ujar jihoon
"Rumah ku"
"Betul...ayo kita pergi, dan tolong tuan Kwon fokus lah saat berkerja"ujar jihoon
"Baik...tuan Lee, saya akan ambil mobil dulu"sahut soonyoung malasIni lah hal yang tak disukai soonyoung ia harus berjalan jauh menghampiri mobil yang hanya diam saja di tempat parkir padahal mobil itu tak terlihat kenapa harus di parkir di tempat parkir.
.
.
.
Rumah megah kediaman Junghwa menjadi tempat dimana mereka bertiga berdiri dan ini pertama kalinya soonyoung datang kerumah bocah ini sungguh megah.Mereka masuk kedalam rumah megah itu lebih tepatnya mengikuti Junghwa masuk karena bagaimana pun Junghwa harus menyelesaikan semua yang memberatkannya hari ini sebelum pergi ke nirwana.
Pandangan mereka tertuju pada foto-foto besar yang terpasang di dinding rumah itu dan itu foto Junghwa sampai langkah mereka terhenti pada wanita paruh baya yang memandangi Junghwa dengan tatapan sedihnya.
"Aku bosan melihat foto ini aku keluar...ku beri waktu lima menit untuk pamitan yang sopan"ujar jihoon keluar dari rumah itu
"Astaga di pendek itu sungguh tak ada manis-manisnya...ji tunggu aku"ujar soonyoungMereka menunggu di mobil lebih tepatnya di luar mobil dan duduk di atas cup mobil hanya jihoon sebetulnya karena tak mungkin soonyoung juga ikut duduk.
"Kau tak pernah bilang jika kemari?"tanya soonyoung
"Untuk apa"sahut jihoon
"Haiss...jika kau berkerja dengan diam-diam seperti ini bagaimana aku belajarnya"
"Kau harusnya sadar jika pekerjaan seperti ini harus di tangani dengan cepat"Hening tak ada suara sungguh berada di tengah dua orang ini hanya membuat mati bosan saja pasalnya jihoon yang memang tak suka bicara panjang dan soonyoung yang suka kebingungan membuka pembicaraan.
"Hei...jika ku telaah Junghwa itu korban bullying dan kekurangan kasih sayang orang tua dan dia depresi"ujar soonyoung menatap jihoon sedangkan yang ditatap hanya menatap langit.
"Kau benar...bocah itu depresi makanya memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung"sahut jihoon
"Bodoh sekali bukan? Untungnya aku tak seperti itu"
"Kau yakin? Hei sipit dengar...suatu hari nanti kau juga harus menyelesaikan masalah mu juga...hah sudah diam aku mengantuk"Kalau kata mengantuk itu keluar dari mulut jihoon itu berarti jihoon akan benar tidur sampai waktu yang di berikan untuk Junghwa habis dan soonyoung akan berakhir duduk diam menunggu dengan bosan.
Tak lama Junghwa keluar dengan wajah yang lebih cerah dan jihoon keluar dari mobil soonyoung hanya memandangi Junghwa dengan senyuman agar arwah bocah itu juga ikut tersenyum.
"Ayo kembali ke hunian"ajak jihoon
"Ayo Hyung"sahut JunghwaSelama perjalanan pulang sungguh satu mobil itu diam soonyoung yang fokus menyetir, Junghwa yang sibuk melihat jalanan dan jihoon yang tidur entah apa yang di kerjakan jihoon sapai ia suka sekali tidur bahkan kegiatannya di kamar hanya rebahan.
Mobil yang di gunakan soonyoung terparkir dengan rapi di depan hunian mereka semua turun dan masuk kedalam hunian dan semua pekerja sudah menyambut mereka semua.
"Apa harus di lakukan sekarang? Sungguh aku mengantuk"gumam jihoon
"Ji...jangan buat Junghwa menunggu"sahut jeonghanAyolah jihoon tetap harus membuat Junghwa menunggu karena ia juga butuh ganti baju tak mungkin mengantar Junghwa hanya dengan baju santai yang ia gunakan seperti saat ini dan masalahnya jihoon malas untuk naik sekarang.
Akhirnya jentik kan jari seungcheol keluar dan mengubah pakaian jihoon sunggu jika bukan karena kemalasan jihoon yang ada di tinggal atas seungcheol tak akan mungkin belajar mengganti pakaian yang di pakai jihoon atau orang lain.
"Son Junghwa kau sudah menyelesaikan semua yang memberatkan mu dan sekarang kau bisa pergi dengan tenang..."ujar jihoon
Tangan jihoon menyentuh kepala Junghwa dan di ikuti dengan tubuh junghwa yang berubah menjadi kunang-kunang dari kaki sapai ke kepala dan Junghwa pergi dengan senyuman indahnya.
Mereka semua kembali ke pekerjaan mereka masing-masing dan soonyoung memilih untuk merebahkan diri di sofa yang ada sungguh ia ingin tidur dan tak mendengar teriakan jihoon untuk hari ini saja.
"Seok aku butuh cola bawakan ke ruangan ku kalau bisa yang dingin"ujar jihoon lalu menghilang
"Hyung satu itu suka selai menghilang tiba-tiba...soon Hyung kau ingin apa?"tanya seokmin
"Sesuatu yang menyegarkan apa saja yang penting bukan air kolam renang"ujar soonyoung
"Hyung satu ini juga sama anehnya"gumam seokmin.Seokmin melaksanakan tugasnya mengantarkan cola dingin untuk jihoon baru membuatkan sesuatu yang menyegarkan untuk soonyoung yang tengah rebahan di sofa padahal ia punya kamar untuk istirahat.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc