6

481 77 10
                                    

Hari berlalu dengan cepat dan kegiatan soonyoung hanya berkeliling hunian sekalian belajar yang boleh dan tidak boleh menurut jihoon karena sungguh soonyoung malas mendengar ocehan jihoon.

Dan hari ini dia terbebas dari perintah jihoon karena sejak pagi makhluk pendek itu hanya tidur di kamarnya, namun bukan soonyoung yang bisa duduk berleha-leha terbebas dari jihoon namun tak terbebas dari dua penghuni yang sibuk bertengkar di tengah lantai dasar.

Entah darimana asalnya dua arwah yang memakai perlengkapan mendaki itu bisa masuk ke hunian ini.

"Tuan nyonya tolong tenang kita bisa bicarakan baik-baik"ujar soonyoung mencoba memisahkan
"Bicara baik-baik...hei aku mati karena pria tua Bangka ini"ujar sang nyonya
"Enak saja aku mati gara-gara kau mengajak ku untuk melihat bunga aneh di ujung gunung"

Pertengkaran itu terus terjadi bahkan tak hanya soonyoung yang mencoba melerai namun seungcheol dan yang lain juga.

"Ada apa ini?"

Suara dingin menusuk menyambut telinga mereka semua dan semua pandangan tertuju pada jihoon yang turun dengan tatapan tajam nya.

Sungguh semua pekerja dan penghuni ketakutan sendiri karena menggangu tidur jihoon hari ini dengan tingkah dua makhluk paruh baya yang bertengkar ini, sebetulnya jihoon sudah terganggu saat dua makhluk ini tiba dan marah-marah dan memperhatikan dari lantai 13 saja sampai ia kesal sendiri karena tak ada pekerjanya yang becus.

"Maaf tuan dan nyonya apa kalian masih ingin bertengkar?"ujar jihoon
"Aku sedang marah dengannya karenanya aku mati"ujar sang nyonya
"Enak saja kau menyalah kan ku jelas-jelas kau yang salah"ujar sang tuan
"Jika kalian ingin bertengkar kalian butuh senjata bukan ingin pisau daging atau pedang"ujar jihoon mengeluarkan pisau daging dan pedang sehingga membuat dua makhluk paruh baya itu terdiam

Di tempatnya berdiri soonyoung hanya bisa bergumam di samping telinga seungkwan yang saat ini juga sedang tegang.

"Sejak kapan si pendek itu membawa dua benda itu"tanya soonyoung bergumam
"Aiss hyung diamlah kalau tak ingin jihoon Hyung memanggang mu"sahut seungkwan

Jihoon sebetulnya dengar apa yang sedang di gumam kan seungkwan dan soonyoung namun memilih abai terlebih lagi ia sudah lelah mendengar soonyoung menyebutnya pendek jihoon tahu ia pendek tapi tak perlu di perjelas juga.

'haiss...jika bukan dia yang terpilih sudah ku jadikan abu manusia sipit itu saat ini juga'

Jihoon memandang dua makhluk paruh baya yang masih terdiam bingung ketakutan melihat dua benda di tangan jihoon itu karena mau bagaimana pun mereka tak ingin ada yang terpotong satu sama lain.

"LEE CHAN PANGGIL JI EUN NOONA!"teriak jihoon kesal
"Kemana Hyung?"tanya Chan santai
"DEL LUNA...HOTEL DEL LUNA CEPAT!"

Dengan cepat Chan keluar dari hunian menuju tempat dimana orang yang jihoon sebut itu berada, sedangkan jihoon hanya diam memandangi dua makhluk paruh baya ini diam sebari sesekali memijit pangkal hidungnya.

"Tuan nyonya bagaimana kalian bisa tersesat kemari"

Suara seorang wanita terdengar memenuhi lobi hunian batin mereka cepat sekali Chan memanggil pemilik hotel Del Luna itu padahal Chan hanya butuh menghubungi resepsionis saja.

Suara seorang wanita terdengar memenuhi lobi hunian batin mereka cepat sekali Chan memanggil pemilik hotel Del Luna itu padahal Chan hanya butuh menghubungi resepsionis saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Noona apa asisten mu itu tak menjemput mereka atau bagaimana?"omel jihoon
"Astaga ji tenanglah asisten ku sedang ku gantung terbalik...maaf jika tamu ku mengganggu jadwal tidur mu"sahut ji Eun
"Bawa mereka Noona dan jangan biarkan mereka tersesat lagi...oh ya berikan saja senjata tajam untuk mereka berdua jika mereka bertengkar lagi"
"Ok...Noona pulang dulu"
"Heum"

Perempuan bernama ji Eun itu menghilang dengan dua makhluk paruh baya itu membuat semua yang ada di lobi terdiam bahkan wonwoo dan jisoo yang tadinya di ruangan harus keluar karena penasaran dengan teriakan jihoon.

"Seok aku butuh cola"ujar jihoon duduk di bangku bar
"Ini Hyung"ujar seokmin
"Satu juga untuk ku...tolong"ujar soonyoung
"Tumben Hyung biasanya kau akan bilang 'buatkan sesuatu yang menyegarkan untuk ku' begitu"ujar seokmin
"Aku tak mau kau beri jus lemon seperti waktu itu"sahut soonyoung
"Baiklah"sahut seokmin
"Heh pendek...kau tahu mereka dari hunian ini kenapa tak turun sejak mereka datang"ujar soonyoung sedikit kesal
"Lalu gunanya kau jadi asisten ku apa"
"..."
"Diam saja kalau tak ingin ku jadikan sashimi untuk makan malam"

Soonyoung diam terlebih lagi ia masih ingin tubuhnya utuh dan tak di buat untuk menu makan malam.
.
.
.
Malam tiba dan ini sudah larut namun itu tak penting bagi jihoon yang saat ini masih berada di dalam ruang kerja wonwoo membaca berkas soonyoung.

Entah apa yang sedang jihoon pikirkan namun yang hanya dalam kepalanya membantu soonyoung menyelesaikan segalanya.

BRAK!

Suara dentuman pintu terdengar begitu keras membuat jihoon yang berada di ruang kerja wonwoo keluar dan mendapati soonyoung sudah duduk di sofa lobi dengan wajah penuh keringat.

"Aisss...bocah ini pasti membuka pintu langsung menghilang"gumam jihoon

Langkah jihoon ingin berbalik ke ruang kerja jihoon namun harus tertahan saat melihat pandangan mata soonyoung yang kosong.

"Kau kenapa?"tanya jihoon
"Hanya mimpi buruk"sahut soonyoung
"Mimpi? Apa yang kau lihat?"
"Eomma ku menangis"
"Hah...kembalilah tidur dikamar mu besok pagi kita harus bersiap untuk menjemput arwah lagi"
"Kau tak tidur?"
"Masih ada hang harus ku kerjakan"
"Ingin ku temani?"
"Tidak terima kasih...kau kembali ke kamar mu"

Mau tak mau soonyoung kembali ke kamarnya sedangkan jihoon kembali ke ruangan wonwoo padahal soonyoung butuh teman saat ini untuk bercerita namun mendengar jawaban jihoon sedang sibuk dengan pekerjaannya.

Jihoon hanya duduk dengan diam di dalam ruangan wonwoo tak ada niatan untuk kembali ke kamarnya ia malas untuk kembali lebih tepatnya.

"Kau disini ji"ujar seseorang dari belakang
"Aiss...Hyung bisa tidak tidak membuatku terkejut"kesal jihoon
"Mian...aku tak tahu jika kau yang ada disini, karena selalu kosong saat aku disini"
"Iya lah Hyung mereka sedang istirahat jadi sepi lagian Hyung ada-ada saja datang di jam seperti ini"
"Haiss ini juga karena misi mu hari ini yang keluarnya terlalu pagi"
"Itu aku tak tahu minhyun Hyung"
"Oh...ya ji kau harus selesaikan masalah penutup hunian mu itu"
"Heum"
"Aku pergi"

Minhyun pergi meninggalkan ruangan wonwoo dengan jihoon yang hanya menggelengkan kepala saja dan sedikit kesal pasalnya setiap makhluk yang bertemu dengannya selalu membahas ini.

"AAAAAA!"

Suara teriakan melengking membuat jihoon bergegas keluar dari ruang kerja wonwoo dan menuju ruang dimana suara itu berasal dan di sini jihoon berdiri di depan pintu kamar soonyoung

"Kau kenapa lagi"ujar jihoon sudah ada di dalam kamar soonyoung
"Waaaa"kejut soonyoung
"Haiss suaramu itu berisik sekali sumpah"
"Kau kenapa juga ada di kamar ku"
"Kau berteriak bodoh makannya aku kemari masih untung tak ku pisahkan kepala mu dari tubuh mu"
"Sana keluar"
"Haiss...kau nanti ku tunggu pukul enam pagi kalau jam segitu kau belum siap ku seret kau dari tempat tidur"
"Iya...iya, cepat keluar"

Jihoon menghilang saat itu juga menuju kamarnya bukan ruang kerja wonwoo lagi setidaknya ia bisa beristirahat beberapa jam sebelum ia melaksanakan tugasnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
______________________________________
"Beri na semangat dong..."

Forever With YouWhere stories live. Discover now