Jihoon duduk dengan santai di sofa lobi menunggu manusia sipit yang sampai sekarang belum juga datang untuk menjalankan tugas padahal jihoon sudah siap dari setengah jam yang lalu.
"Akhkk"
Pekikan lirih jihoon keluarkan dari mulut jihoon entah mengapa dadanya merasa sakit dan kali ini sakitnya berbeda dari yang pernah ia rasakan namun jihoon juga harus menahannya agar tak di ketahui oleh pekerja yang lain.
Suara langkah sepatu turun menuruni tangga dengan cepat siapa lagi kalau bukan soonyoung yang terburu-buru turun dan sekarang yang ia lihat adalah jihoon yang memandangnya dengan malas.
"Aku tak terlambat bangun kan?"ujar soonyoung
"Kau ku seret dari tempat tidur mu tidak"ujar jihoon
"Tidak"
"Kau tahu artinya kan?...ayo pergi"
"Hei aku butuh sarapan"
"Ku beritahu Kwon, kita sudah mati jadi sebetulnya tanpa makan pun kita tak akan mati lagi kecuali kau menginginkannya"
"Haiss...aku bukan kau yang tak terbiasa sarapan"
"Cepat bodoh atau ku buat nasib mu seperti Dantae"
"Iya...iya"Soonyoung berjalan mendahului jihoon karena ia perlu menyiapkan mobil dulu untuk berangkat dan soonyoung sudah terlanjur kesal dengan jihoon.
Mereka bergegas menuju tempat dimana jihoon harus membawa arwah seseorang untuk di bawa ke hunian sebetulnya arwah itu harusnya bagian yoongi namun minhyun malah memberikannya pada nya.
"Kita kemana?"tanya soonyoung
"Perpustakaan kota"singkat jihoon
"Huh? Apa ada yang bunuh diri disana?"
"Di bunuh lebih tepatnya"
"Bukan kah itu kasus yoongi Hyung"
"Harusnya tapi aku tak tahu kenapa di berikan pada ku...dan kali ini aku ingin kau yang berkerja"
"Lalu kau?"
"Duduk dan menonton"Harusnya soonyoung bangun telat saja hari ini jika mengetahui ia yang akan mengurus semuanya sedangkan jihoon hanya menonton saja.
Mereka sampai di perpustakaan kota dan tanpa menunggu lama soonyoung berjalan lebih dulu meninggalkan jihoon yang berjalan dengan santai di belakang, sesampainya didalam mereka berkeliling sebari mencari arwah itu.
Langkah soonyoung terhenti saat matanya tertarik dengan satu buku yang berada di lemari kaca perpustakaan itu dan tanpa sadar membuat butiran bening mengalir turun dari kedua mata sipitnya itu.
Jangan kira jihoon tak melihat itu jihoon melihatnya dan tahu apa yang sedang soonyoung pikirkan namun hari ini ia harus menyelesaikan misinya lebih dulu.
Langkah kaki jihoon terhenti di depan lemari buku besar di perpustakaan kota itu dapat jihoon rasakan aura hitam dari dalam lemari itu.
Soonyoung yang melihat jihoon berdiri di depan lemari buku itu memilih untuk menghampiri jihoon yang masih diam mematung.
"Keluar!"dingin jihoon
"..."tak ada jawaban
"Kau keluar sendiri atau ku seret keluar"Arwah beraura hitam itu dari lemari buku itu dan terlihatlah seorang siswi SMP dengan pemandangan yang yang sungguh menakutkan bahkan soonyoung sampai bersembunyi di belakang jihoon.
"Astaga...kau bau sekali, kau mandi tidak sih"omel jihoon
"..."tak ada jawaban
"Ji dia kan disini dan lagi di dalam lemari buku pasti tak mandi lah...memangnya arwah bisa mandi"ujar soonyoung
"Kau juga arwah bodoh kau mandi tidak"kesal jihoon
"Mandilah"sahut soonyoung
"Ah...kau hilangkan dulu aura hitam itu...itu membuat mata ku sakit"omel jihoonAura hitam itu menghilang dan meninggalkan arwah dengan baju seragam sekolah dan bercak darah pada seragam itu, sungguh jihoon itu tak ada takutnya padahal setahu soonyoung aura hitam itu aura dendam yang kuat.
"Kau ikut kami"ujar jihoon berjalan lebih dulu
"Kau bisa berjalan di belakangnya"lanjut soonyoung
.
.
.
Di hunian jihoon sedang duduk dengan santai di bar dengan cola dingin sebagai temannya bersama dengan soonyoung yang masih sibuk membaca berkas yang diberikan wonwoo.