2. [ ANDHARA ]

476 35 9
                                    


Buat kalian yang udah sempetin vote dan komen, terimakasih banyak...

'Duduk sama rata, berdiri tanpa raja'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


'Duduk sama rata, berdiri tanpa raja'

-VOGOS-

"Baik anak-anak pelajaran hari ini sampai di sini ya."

Andhara menguap, menunjukkan ketidak tertarikannya pada pelajaran yang baru saja usai. Apalagi ia harus menahan kantuknya mengingat ia mendapat bangku paling depan, beruntung sekali Jonathan mendapatkan bangku paling pojok.

Gadis itu beranjak, membawa tasnya di dalam dekapannya. Berjalan sembari menguap tanpa minat. "Oy, pindah!! Gue mau duduk sama Jo." tukasnya sembari menendang kaki meja.

"Tapi kan-," Si cowok dengan seragam berantakan itu menyorot Andhara tidak rela. Ia tidak mau meninggalkan bangku kesayangannya, apalagi ini tempat paling strategis untuk tidur saat para guru berceloteh mengenai hal yang tidak ia pahami.

"Minggir lah!!!" desak Andhara tak sabaran.

"Anak baru sok mau ngatur? Jangan mau, Ris!!" Teriak salah satu gadis berambut pendek yang sejak tadi sibuk bersolek.

"Minggir sebelum dia ngamuk." saran Jonathan pada Aris, teman sebangkunya satu jam lalu.

"Ya jangan seenak jidat dong!! Kan Aris yang duluan punya bangku, kalian baru dateng mau nyingkirin si Aris. Dan lo!! Gak tau malu banget sih murid baru!!" tuding gadis berambut pendek itu dengan nada sinis.

"Huh, cuma ada satu cara untuk menyelesaikan masalah." Andhara merogoh tasnya, lalu melempar segepok uang seratus ribuan ke atas meja. "Ambil, dan pindah sekarang!!"

Aris kelabakan, melihat uang sebanyak itu tentu tidak akan ia sia-siakan. Bibirnya komat-kamit menghitung uang pemberian Andhara sembari melangkah pergi meninggalkan bangku kesayangannya.

"Woy lah!!! Lima juta!!!" soraknya gembira.

"Ris kok lo mata duitan!!!" Teriak gadis berambut pendek itu tidak terima. Hanya saja ia tidak suka cara murid baru itu melakukan segala hal yang ia inginkan, tidak tahu sopan santun.

"Suuut Mel, sumpah gue ikhlas lahir batin. Daripada marah-marah mending ke kantin, gue yang traktir." Aris mengipas-ngipaskan uang itu pada wajahnya, mirip seperti orang kaya baru yang belum pernah mendapat banyak uang.

Andhara mengendikkan bahu, bodo amat dengan Aris dan gadis berambut pendek bernama Amel itu. Sekarang waktunya ia membahas hal yang jauh lebih penting. "Jo, karena lo udah di sini. Lo harus bantu gue nemuin Cowok yang bakal dijodohin sama gue."

Jonathan beranjak, ini bukan lagi waktunya tidur di dalam kelas. Ia harus mengenalkan seluk beluk SMA Wiramandala pada Andhara, itu sebabnya semalaman ia bergadang untuk mempelajari sekolah barunya.

A N D H A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang