"Kamu pikir ada yang menarik dari diri kamu? Gak ada Andhara, kamu cuma sampah sekolah yang suka bikin rusuh!!! Dan benalu dalam hidup ku."
Hubungan yang sejak awal tidak pernah diharapkan, memaksa dua insan untuk bersatu dalam sebuah ikatan yang s...
SMA Wiramandala, sekolah nomor satu di kota yang Andhara tempati. Dahulu dirinya sangat menghindari sekolah ini, sekalipun mendiang ayahnya bilang akan membelikan motor keluaran terbaru jika Andhara masuk ke SMA Wiramandala. Memang pantas diakui, sekolah ini selalu saja melahirkan sosok-sosok dengan IQ tinggi.
Tes masuknya saja begitu sulit, melewati beberapa ujian agar bisa dinyatakan menjadi murid di sini. Lalu kenapa seseorang yang tidak pintar satu mata pelajaran pun seperti Andhara bisa masuk ke sini?
Pada dasarnya jika kau memiliki otak yang pintar sekalipun, semuanya akan kalah dengan jalur orang dalam. Dunia memang sudah terbiasa dengan sistem seperti itu, memang benar uang bukan segalanya, tapi nyatanya segalanya butuh uang. Uang bisa menyelesaikan masalah-masalah yang rumit.
Andhara menghentikan langkahnya, kala tangan besar milik Revanka mencengkram kuat pergelangan tangannya. Dengan diikuti dua pengawal setianya itu. Tentu saja Andhara sudah memprediksi hal ini akan terjadi, musuh bebuyutannya itu sudah sangat terobsesi padanya.
"Mau apa?" tanya Andhara dengan nada songong.
"Harusnya gue yang nanya, apa rencana lo dengan pindah di sekolah ini?" Revanka menatap gadis itu tajam, bahkan cengkeraman di pergelangan tangan Andhara semakin menguat.
"Not your business!!!" jawab gadis itu tanpa minat.
"Lo mau mata-matain Antranos, kan?" fitnah Arbin dengan senyum sinis.
Andhara tertawa hambar, ditatap nya sosok Arbin yang sedikit was-was kepadanya. "Ngapain gue mata-matain Antranos yang bahkan gak selevel sama gue."
Revanka semakin naik pitam, geng Antranos adalah geng nomor satu sebelum gadis gila liar ini muncul dan memimpin Vogos. Kekalahan telak di setiap balapan membuat Revanka hilang akal. Ia tidak akan lagi menahan diri hanya karena tengah berhadapan dengan seorang gadis. Kepalan tangannya melayang di udara, berniat meninju wajah gadis menyebalkan itu.
Namun dengan cekatan, salah satu tangan Andhara yang bebas menahan tinjuan itu. Ditariknya tangan milik Revanka hingga tubuh pria itu terbanting di lantai. Semua murid menyaksikan hal itu, sosok paling dikagumi sekaligus paling ditakuti kini tengah terkapar karena seorang Andhara Khaira Franky Wijaya.
"Rev!!!" Pekik Raden yang sejak tadi diam mengamati. Pria itu membantu sang sahabat yang tengah meringis merasakan nyeri pada punggungnya.
"Gue bukan cewek biasa yang bakal takut sama cowok sialan kaya lo." Sorot mata Andhara menajam. "Sekali lagi gue tegasin. Gue gak minat mata-matain Antranos yang bahkan selalu kalah di arena balap."