8. [ ANDHARA ]

285 26 8
                                    

𝙰𝚔𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚞𝚔𝚊𝚒 𝚜𝚎𝚖𝚎𝚜𝚝𝚊, 𝚜𝚎𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚔 𝚜𝚎𝚖𝚎𝚜𝚝𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚗𝚐𝚐𝚞𝚝 𝚍𝚒𝚛𝚒𝚖𝚞 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚍𝚎𝚔𝚊𝚙𝚊𝚗𝚔𝚞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝙰𝚔𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚞𝚔𝚊𝚒 𝚜𝚎𝚖𝚎𝚜𝚝𝚊, 𝚜𝚎𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚔 𝚜𝚎𝚖𝚎𝚜𝚝𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚗𝚐𝚐𝚞𝚝 𝚍𝚒𝚛𝚒𝚖𝚞 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚍𝚎𝚔𝚊𝚙𝚊𝚗𝚔𝚞.

Jangan lupa vote dan komen...
Selamat membaca....

-------------------------------------------------------------



"Untuk definisi perbandingan trigonometri sudut siku-siku pertama adalah..."

Sang guru dengan kaca mata minus itu menuliskan beberapa rumus pada papan tulis. Sedangkan di sudut pojok kelas, Andhara menggelosor malas menatap rangkaian rumus tanpa minat. Kepalanya menoleh ke samping, Jonathan tengah terlelap dengan dengkuran halus. Andhara merasa sangat bimbang, Maminya meminta untuk mengadakan pertemuan dengan keluarganya Hutama malam ini. Karena Andhara sudah menyetujui perjodohan itu, tapi malam ini Andhara harus mengikuti balap antar geng.

Ia tidak mungkin kabur dari pertemuan ini, atau maminya akan marah besar. Bisa-bisa motor kesayangan Andhara disita, apalagi sekarang sudah tidak ada lagi Wijaya yang bisa melindungi nya dari amukan sang Mami.

Bel istirahat berbunyi nyaring, membebaskan Andhara dari rumus-rumus aneh yang semakin membuat pening kepalanya. Dilihatnya Jonathan yang masih terlelap, pria itu pasti kelelahan karena semalam lembur di bengkel untuk memastikan semua kendaraan geng Vogos aman. Tangan Andhara terulur untuk mengusap puncak kepala pria itu.

"Apasih!!! Jangan deket-deket gue ew!!!" Amel, gadis itu kembali membuat keributan dengan suaranya yang seperti terompet Sangkakala. Apalagi dengan sosok Hardin yang tidak pernah bosan masuk ke kelas ini hanya untuk menggoda Amel.

"Pasangan sinting." gumam Andhara seraya melangkah kan kaki keluar kelas. Tepat di lorong, Andhara menangkap gelagat aneh. Naila yang dirangkul oleh segerombolan kakak kelas. Terlihat raut ketakutan dari sorot mata gadis itu.

Andhara mengikuti para gadis yang membawa Naila, rupanya beberapa kakak kelas itu membawa Naila ke kantin. Apa mereka teman Naila? Tapi kenapa Naila ketakutan?

Andhara tidak akan langsung bertindak, dirinya hanya akan mengamati sebentar. Gadis itu memilih duduk pada bangku yang tidak jauh dari gerombolan kakak kelas itu duduk. Andhara menoleh, merasa sada yang tengah menatapnya. Sial, dari banyaknya kebetulan kenapa ia malah duduk di bangku yang sama dengan Hardin dan juga Alice?

"Halo!!" Sapa Andhara dengan senyum sekilas, lalu pandangannya kembali fokus pada beberapa gadis yang sedang ia intai.

"Oy Hardin, lo tau gak itu yang sama cewek ber kecamata itu siapa?" Bisik Andhara tanpa basa-basi seraya menunjuk sosok gadis yang bertingkah seperti ketua geng.

A N D H A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang