14. [ANDHARA]

279 26 2
                                    

𝙱𝚎𝚛𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚒𝚝𝚞 𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚍𝚊𝚜𝚊𝚛 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚗𝚞𝚜𝚒𝚊𝚊𝚗, 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚙𝚎𝚗𝚌𝚒𝚝𝚛𝚊𝚊𝚗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝙱𝚎𝚛𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚒𝚝𝚞 𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚍𝚊𝚜𝚊𝚛 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚗𝚞𝚜𝚒𝚊𝚊𝚗, 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚙𝚎𝚗𝚌𝚒𝚝𝚛𝚊𝚊𝚗

-𝐀𝐧𝐝𝐡𝐚𝐫𝐚-



𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚...
𝐓𝐚𝐧𝐝𝐚𝐢 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐚𝐝𝐚 𝐭𝐲𝐩𝐨..






Jonathan tampak terbaring lemah di atas ranjang UKS, beberapa luka sudah diobati oleh para anggota PMR. Namun beberapa luka lebam masih tampak jelas di netra milik gadis cantik Andhara. Gadis itu memilih duduk pada sisi ranjang, mengamati baik-baik keadaan sahabat kecilnya.

"Jo, lo bikin gue khawatir." gumam Andhara lirih.

"Sorry." sahut Jonathan yang belum sepenuhnya tertidur. Pria itu membuka matanya, memegang tangan Andhara untuk menenangkan.

Andhara memanglah gadis yang selalu mengundang kekacauan, tapi gadis itu akan melembut jika berhubungan dengan orang-orang yang ia sayang. Gadis itu akan lebih memilih dirinya yang babak belur daripada orang-orang terkasihnya. Kerap kali Andhara merasa gagal untuk menjaga orang terkasihnya dengan baik. Kerap kali kenangan masa lalu itu datang, mengingatkan Andhara bahwa dirinya tidak pernah bisa menjaga seseorang dengan benar. Andhara tidak mau kehilangan lagi.

"Lagian lo kenapa sih ilang-ilangan mulu. Lo gak lagi ngehindar dari gue, kan?" Seolah pertanyaan Andhara bisa tepat sasaran, Jonathan sendiri menjadi kikuk, tidak tahu mau menjawab apa. Pada dasarnya dirinya memang sedikit memberi jarak antar dirinya dan Andhara, gadis itu sudah resmi menjadi istri orang lain. Bagaimana mungkin Jonathan harus bersikap seperti biasanya, memandang Andhara dengan tatapan memuja? Pada dasarnya, Jonathan adalah pria yang handal dalam menyembunyikan perasaan nya sendiri.

"Jo, gue tanya!! Lo gak lagi ngehindar dari gue, kan?" Ulang Andhara yang mulai sedikit kesal.

"Enggak Ra. Gue kan udah janji tetap di samping lo sekalipun lo udah nikah." Jonathan memberikan senyum manis, sehingga sepersekian detik kemudian Andhara memeluk Jonathan dengan sayang, dirinya merasa sedikit lega karena apa yang ia pikirkan itu tidak benar.

"Ehem, kalau mau mesum jangan di UKS."

Suara baritone itu membuat pelukan Jonathan dan Andhara terlepas, suara itu sangat familiar di gendang telinga Andhara. Dan benar saja, ia bisa melihat sosok Hardin yang berdiri di ambang pintu UKS dengan jas osisnya. Pria itu menyorot Andhara tajam, dengan wajah datar yang sangat menyebalkan bagi Andhara.

"Pulang sekolah kalian ikut rapat bersama OSIS." ucap Hardin dengan wajah datar andalannya.

"Ogah!!!" Tolak Andhara tanpa basa-basi.

A N D H A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang