4. [ ANDHARA ]

319 23 16
                                    

𝙰𝚍𝚊 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚏𝚊𝚜𝚎, 𝚍𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚊𝚔𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚙𝚎𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊 𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚙𝚎𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊𝚒 𝚜𝚔𝚎𝚗𝚊𝚛𝚒𝚘 𝚃𝚞𝚑𝚊𝚗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝙰𝚍𝚊 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚏𝚊𝚜𝚎, 𝚍𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚊𝚔𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚙𝚎𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊 𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚙𝚎𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊𝚒 𝚜𝚔𝚎𝚗𝚊𝚛𝚒𝚘 𝚃𝚞𝚑𝚊𝚗

Selamat membaca
Jangan lupa vote dan komen ya..


-----------------------------------------------------------------------


"Lah, lo!!!" Pekik Andhara.

Ini adalah skenario semesta yang paling gila. Bagaimana tidak? Andhara mendapati sosok teman sekelasnya yang suka sewot itu sedang duduk manis di sofa, bersama pasangan suami istri yang terlihat seumuran dengan  maminya.  Bahkan gadis berambut pendek itu masih menganga saking terkejutnya mendapati Andhara yang muncul dengan tanktop dan celana pendeknya.

"Andhara!! Kan Mami udah belikan kamu gaun tadi. Memang tidak diberikan sama Bik Siti?" Tanya Maya menyorot putrinya dengan kerutan di dahi. Ia ingat sudah meminta Bik Siti untuk mengantar gaun itu ke kamar putri semata wayangnya.

"Oh ini yang namanya Andhara? Cantik ya, Pa." Wanita yang seumuran dengan Maya itu menatap Andhara kagum. Wajah gadis itu memang terlihat kharismatik, sangat persis dengan sosok Maya di saat muda dulu.

"Iya Ma. Dulu pas bertemu dengan kita masih kecil sekali." Kekeh Tama, ingatannya kembali pada belasan tahun lalu. Di kala kedua keluarga itu masih saling menjenguk satu sama lain, kebetulan Tama adalah sahabat dari ayah Andhara. Bahkan keduanya terus masuk di sekolah yang sama sejak di bangku SMP, hingga pada akhirnya bersama-sama merintis karir dari nol hingga meraih kesuksesan.

Karena sama-sama sibuk dengan perusahaan masing-masing, keduanya pun sangat sulit mencari waktu untuk sekadar berkumpul bersama. Dahulu, Wijaya-Ayah Andhara- adalah pebisnis yang sangat sukses, pria itu bahkan menghabiskan banyak waktu untuk mengurus perusahaan-perusahaannya yang ada di luar negeri.

"Andhara beri salam, Sayang. Ini Tante Miya dulu teman Mami saat kuliah, lalu ini Om Tama, dia teman mendiang Papi sejak SMP. Dan di sampingnya-,"

"Amel, gadis paling cerewet di kelas baru Andhara." ucap Andhara memotong penjelasan maminya, gadis itu memilih duduk pada sofa sembari melipat tangan di depan dada, dagunya terangkat dengan menatap Amel songong.

A N D H A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang