13. [ ANDHARA ]

258 26 6
                                    

𝙺𝚒𝚝𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚒𝚕𝚊𝚒 𝚜𝚎𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚍𝚊𝚜𝚊𝚛 '𝚔𝚊𝚝𝚊𝚗𝚢𝚊'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝙺𝚒𝚝𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚒𝚕𝚊𝚒 𝚜𝚎𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚍𝚊𝚜𝚊𝚛 '𝚔𝚊𝚝𝚊𝚗𝚢𝚊'

-

𝐑𝐞𝐯𝐚𝐧𝐤𝐚

-





𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚...
𝐓𝐚𝐧𝐝𝐚𝐢 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐚𝐝𝐚 𝐭𝐲𝐩𝐨....




"Is the love shot!!! Nananananana!!!"

Andhara terus bersenandung dengan suara sumbangnya di tengah aktivitas mandinya, beberapa kali juga menari layaknya tengah berada di tengah-tengah konser. Bahkan gadis itu melompat beberapa kali dengan irama lagu dari ponselnya. Hingga beberapa menit kemudian,

Bugh...

Andhara meringis merasakan bokongnya yang terasa nyeri. Sial, ia tanpa sengaja menginjak sebatang sabun. Selangkangannya terasa berdenyut nyeri, sehingga gadis itu berupaya keras untuk bangkit. Tidak mungkin juga dirinya meminta bantuan Hardin ketika dalam keadaan seperti ini. Bagaimanapun, Hardin itu tetaplah seorang pria yang bisa menerkam kapan saja.

Dengan susah payah, Andhara sudah bersiap dengan seragam sekolahnya. Gadis itu berjalan menuruni tangga dengan sangat hati-hati. Jika saja dirinya masih tinggal bersama ibunya, gadis itu pasti akan memilih membolos sekolah.

"Andhara? Ayo sarapan dulu, nanti kamu bisa berangkat bersama Hardin." kata Miya seraya menyiapkan beberapa hidangan.

"Kenapa jalan lo aneh gitu?" tanya Amel seolah tengah menginterogasi. Mata gadis itu melebar, mengingat apa yang ia lihat tadi malam. Amel melengos, ia sungguh tidak menyangka kakaknya akan benar-benar tertarik untuk melakukan hal seperti itu secepat ini. Apalagi dengan cewek seperti Andhara.

Tama, pria paruh baya itu meneguk air putih yang sudah disiapkan istri tercintanya. Matanya menatap putra sulungnya, lalu menghela nafas sejenak. "Hardin, kau tahu bahwa kalian masih duduk di bangku SMA kan?"

Hardin menoleh pada sang ayah, mengangguk mengerti dengan wajah polosnya. Tama menunjukkan wibawanya, menepuk bahu putranya pelan. "Setidaknya jangan lupa menggunakan pengaman, Andhara masih kelas satu SMA. Jangan terburu-buru untuk mendapat momongan."

Andhara mengerutkan dahi, sepertinya ada yang salah dengan kata-kata milik ayah mertuanya. Menggunakan pengaman?

***

Brakh...

Amel menggebrak meja setelah mendengar gosip yang beredar luas di sekolah. Mengenai sosok pria yang sudah lama ia puja-puja. "Serius demi apa Kak Raden pacaran sama Naila gadis buangan kaya gitu?!!"

A N D H A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang