-𝓡𝓮𝓿𝓪𝓷𝓴𝓪-
"Gue percaya sama yang namanya takdir, kalau Tuhan mempertemukan lo sama gue, tandanya kita punya takdir yang sama"
•
•
•
Selamat membaca....
Tin... Tin...
Sebuah mobil pajero sport berwarna hitam membunyikan klakson saat berada tepat di depan tiga pria yang tengah mengerutkan dahi. Ketiga pria itu bahkan tidak berinisiatif untuk menyingkir dari depan gerbang, ketiganya malah duduk santai seraya menyorot mobil hitam yang baru saja membunyikan klakson.
Dylan berdecak, lalu memilih keluar mobil. "Kalian cari siapa?" tanya Dylan tanpa basa-basi.
Brum... Brum...
Sosok Andhara datang dengan motor sport berwarna hitam miliknya, mengernyit heran kala mendapati tiga serangkai berada di depan rumahnya.
"Nah ini bray yang kita cari." Celetuk Arbin saat melihat Andhara datang.
"Kalian ngapain ke sini?" Tanya Andhara to the poin.
"Ini teman kamu, Ra?" Tanya Dylan pada sang sepupu.
"Bukan, musuh." jawab Andhara jujur.
"Wah parah sih lo Ra." celetuk Arbin berlagak sakit hati.
"Bicara di dalam aja Ra. Mereka kayanya udah nunggu kamu dari tadi." ucapan Dylan membuat Andhara berdecak, kenapa harus bicara di dalam jika Andhara bisa langsung mengusir tiga serangkai itu?
"Nih kunci, bukain gerbang." Andhara melempar kunci pada sosok Revanka yang dari tadi menyorotnya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Nih, bukain." Revanka memberikan pada Raden.
"Bukain." Raden memberikan kunci pada Arbin.
"Lah kok gue sih anjing!!!" Teriak Arbin pada kedua temannya yang mulai menaiki motornya masing-masing.
"Buruan!!!" Teriak Andhara tak sabaran.
"Iya!! Kagak beradab bener lo, Ra." Keluh Arbin lalu bergegas membuka gerbang tinggi itu.
Pekarangan rumah yang sangat luas, dengan bunga yang bermekaran tampak memanjakan mata. Rumah megah ini memang tak lagi ditinggali, tapi Maya masih membayar seorang tukang kebun untuk merawat rumahnya. Apalagi jika sewaktu-waktu Andhara pulang untuk mencari barang seperti pada saat ini, setidaknya rumahnya tidak terlihat begitu mengerikan seperti rumah-rumah di film horor.
Berbeda dengan keadaan di dalam rumah, semua sofa dan pajangan dinding ditutup menggunakan kain putih dengan tujuan agar tidak terlalu berdebu.
"Jadi, lo mau apa?" Tanya Andhara enggan basa-basi, sorot matanya terfokus pada sosok Revanka. Jelas saja tiga serangkai itu kemari atas keinginan si pimpinan Antranos.
KAMU SEDANG MEMBACA
A N D H A R A
Teen Fiction"Kamu pikir ada yang menarik dari diri kamu? Gak ada Andhara, kamu cuma sampah sekolah yang suka bikin rusuh!!! Dan benalu dalam hidup ku." Hubungan yang sejak awal tidak pernah diharapkan, memaksa dua insan untuk bersatu dalam sebuah ikatan yang s...