2

6.3K 579 32
                                    

Happy Reading......




Malam pun tiba. Hujan turun begitu deras disertai angin kencang dan gemuruh diangkasa sana. Bayu mengusap kepala Bintang yang menyender didadanya.

"Pa"Panggil Bintang

"Heum"Jawab Bayu

"Gak akan banjirkan"Tanya Bintang

"Semoga aja nggak"Jawab Bayu lembut

"Tidur heum. Besok Kamu sekolah"Ucap Bayu memakaikan selimut pada tubuh Putranya.

"Papa gimana"Tanya Bintang

"Kamu lebih penting"Kata Bayu pelan

"Aku tidur ya Pa"Ucap Bintang. Bayu mengangguk dan mengusap kepala Bintang yang berada dipangkuannya.

Semenjak Bintang ada Bayu tidur dengan posisi duduk karena kardus yang dipakai hanya muat untuk satu orang. Apapun demi Bintang akan Bayu lakukan, bahkan nyawanya sekalipun akan Ia taruhkan agar sang.Putra bahagia.

"Sehat terus nak. Papa gak mau kehilangan Kamu"Guman Bayu

Hujan semakin deras membuat Bayu khawatir akan banjir. Karena kalau hujan deras begini tempat tinggalnya selalu banjir. Bayu tidak cukup uang untuk mengontrak rumah bisa membeli makan untuk Putranya pun Bayu sangat bersyukur.

Perkiraannya pun benar. Air sudah masuk kedalam rumahnya. Dengan pelan Bayu menggendong Bintang agar tertidur digendongnya. Biar Ia yang tidak tidur malam ini sekali lagi Putranya lebih penting.

"Banjir ya Pa"Tanya Bintang seakan sudah paham apa yang terjadi.

"Tidur lagi ya. Malam ini Kamu tidur digendongan Papa"Ucap Bayu mengusap punggung Bintang

Andai saja Ia pintar dan memiliki otak yang cerdas. Walaupun orang tuanya membuangnya Bayu bisa melamar kerja yang lebih bagus. Ahhh kalau Ia pintar orang tuanya tidak akan membuangnya dan tidak akan bertemu dengan Bintang.

"Papa janji akan mencari keberadaan orang tua Kamu. Gak mungkin Kamu tinggal ditempat kaya gini terus sampai besar, Papa mau yang terbaik buat Kamu"Lirih Bayu mengecup kening Bintang lama.

Saat usia Bintang tujuh tahun Bayu sudah menceritakan semuanya. Awalnya Bintang menangis kencang namun Bayu memberi pengertian dengan lembut sampai sekarang Bintang tidak pernah menangis mengingat orang tua kandungnya.

"Kalau Kamu ketemu sama Mereka jangan lupain Papa heum. Papa percaya sama Bintang, Bintang gak akan lupain Pa-pakan"Batin Bayu

Netra Bayu menatap air yang jatuh dari langit dari jendela kecil rumahnya. Air sudah naik hingga betisnya. Mau pindah pun percuma tidak ada tempat untuknya membangun gubuk hanya disini dibawah jembatan Ia bisa  membangun gubuk. Yang sewaktu-waktu bisa terendam air kalau hal itu terjadi kemana Ia dan Putranya pergi.

"Besok Aku akan mencari kardus untuk Bintang tidur. Semoga airnya cepat surut"Doa Bayu dalam hati

Pagi pun tiba. Bayu menurunkan Bintang diatas meja kecil tempat menaruh buku dan baju Bintang. Dengan telaten Bayu memakaikan sepatu pada kedua kaki sang.Putra.

"Nah udah ganteng. Sekarang Papa gendong dan antar Kamu kesekolah"Ucap Bayu menyampirkan tas kecil putranya ke pundaknya.

"Kaki Papa pasti pegal. Gendong Aku semalaman"Ucap Bintang lirih

"Nggak ko. Pa-pakan kuat"Jawab Bayu tersenyum tipis menenangkan putranya

"Ayo berangkat nanti Kamu telat"Ucap Bayu membalikan tubuhnya.

Bintang segera naik  ke punggung Papanya. Dengan pelan Bayu melangkahkan kakinya digenangan air didalam rumahnya hingga luar.

"Bintang sayang Papa"Ucsp Bintang mengecup pipi Bayu

TENTANG BAYU (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang