Happy Reading.....
Bayu melangkah ringan di trotoar jalan menatap kosong jalanan didepannya. Banyak orang yang menatapnya penuh cemoohan, namun Bayu tak peduli dengan tatapan Mereka. Sudah biasa baginya menerima tatapan penuh hina yang dilayangkan padanya, bahkan keluarganya pun menatapnya penuh cemoohan, cacian dan makian adalah makanan sehari-harinya walaupun Ia masih kecil. Tak ayal tangan besar Papanya menyapa tubuhnya, Papanya selalu memberinya hukuman ketika mendapati kabar dari guru disekolah ya kalau Ia tak bisa apa-apa.
Hanya ada satu guru yang mengerti kekurangannya. Hanya Dia yang mengerti cara mengajarnya tapi guru itu harus dipindahkan tugas kesekolah yang lebih bagus. Setelah itu malam harinya sang.Ayah dan Ibu membuangnya ketempat dimana Ia tinggal sekarang. Mereka malu mempunyai anak seperti dirinya yang tidak bisa apa-apa. Kalau Bayu boleh memilih Ia tak ingin terlahir seperti ini. Bayu ingin seperti ketiga Abangnya yang pintar, Bayu ingin seperti Andri yang bisa segalanya. Bayu ingin seperti Satria yang selalu di dukung apapun keinginannya. Bayu ingin seperti Andra yang selalu dipedulikan oleh orang tuanya. Bayu ingin itu semua tapi Tuhan tak mengijinkannya, yang Bayu lakukan hanya diam menatap kebersamaan mereka dari jauh. Bayu tak pernah makan satu meja bersama keluarganya, Bayu hanya boleh makan ketika keluarganya selesai makan dan mendapatkan hukuman jika Bayu makan terlebih dahulu. Hukuman yang seharusnya tidak Bayu dapatkan diusianya yang masih kecil.
Keinginan Bayu hanya satu. Mendapat dekapan hangat Ayah dan Ibu hanya itu yang Bayu inginkan. Bayu ingin Ayah mengusap kepalanya ketika Bayu tertidur, mendapatkan perhatian jika Ia sakit dan kecupan hangat di keningnya. Keinginan Bayu hanya itu tidak lebih, Bayu hanya ingin Mereka mengerti keadaannya. Sedari kecil Bayu tidak pernah mendapat itu semua dari orang tuanya, Bayu diurus oleh seorang baby sitter. Namun Dia pergi meninggalkan Bayu saat Bayu berumur tiga tahun. Dia pergi karena dipecat oleh Ayahnya, ntahlah sekecil itu Bayu harus mengurus dirinya sendiri tanpa bimbingan orang tua. Bayu hanya berdiam diri dikamar kecilnya, Bayu bermain dengan imajinasi yang dibuatnya membuat orang tuanya menganggap Bayu gila.
Waktu itu hanya Andri yang diam-diam masuk kedalam kamarnya dan mengajak Bayu bermain. Hanya Dia yang memberikan Bayu ice cream, ciki-cikian, dan permen coklat. Namun Bayu sangat senang seolah makanan itu hanya Ia dapatkan sekali dalam hidupnya. Sang.Ayah hanya memberinya makan satu kali itu pun saat malam, Bayu kecil harus menahan lapar dan haus diumurnya yang masih kecil. Yang seharusnya diumurnya yang masih kecil Bayu mendapatkan makanan bergizi dan perhatian yang cukup.
"Bayu gak akan pernah benci sama Kalian"Batin Bayu lirih
Netra Bayu membulat saat melihat seorang wanita paruh baya langsung menyebrang begitu saja tanpa menoleh kanan kiri. Sedangkan dari arah berlawanan sebuah mobil melaju dengan cepat. Bayu langsung berlari dan menarik tangan wanita itu agar tidak tertabrak.
"Astagfirullah"
"Bu. Gak pa-pakan"Tanya Bayu khawatir
"Gak pa-pa. Makasih ya Nak"Jawabnya
"Sama-sama Bu. Lain kali Ibu hati-hati apalagi dijalanan seperti ini"Ucap Bayu
"Nama Kamu siapa Nak"Tanyanya
"Saya Bayu Bu"Jawab Bayu
"Saya Ibu.Dewi"Ucap Dewi
"Dewi"
"Astaga Kamu kemana aja"
"Mas"Ucap Dewi
"Kamu bikin Mas panik tahu gak"Ucapnya
"Maaf Mas"Ucap Dewi
"Ouh iya, Mas. Dia Bayu, tadi nyelametin Aku pas mau ke serampet mobil. Dan Bayu ini suami ibu Namanya Arya"Ucap Dewi. Membuat Pria berumur empat puluh tahunan itu menatap Bayu lembut
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG BAYU (Selesai)
RandomDia Bayu, pemuda tampan yang berjuang diatas keras nya dunia. Berjalan di atas pecahan kaca yang melukai kakinya, Dia harus berjuang membesarkan Putra kecilnya, Sosok bayi mungil yang Dia temukan di depan rumah yang menjadi tempatnya berteduh. Seti...