10

6.1K 581 68
                                    

Happy Reading.....

Bayu menutup pintu rumahnya. Tubuhnya meluruh bersamaan dengan air matanya yang tidak pernah berhenti membasahi pipi tirusnya.

"Kenapa sesakit ini tuhan"Lirih Bayu menepuk dadanya yang terasa sesak

"Dia yang selalu ada di saat Aku lelah. Dia penyemangat Aku, Dia yang selalu menguatkan Aku akan kerasnya takdir yang kau berikan. Dia alasan Aku bertahan selama ini, tapi kenapa harus seperti ini"Ucap Bayu. Netranya menatap kotak dibawah dipan kayu.

"Bentar lagi Kamu ulang tahun Nak. Tapi kenapa takdir harus memisahkan Kita"Tanya Bayu. Ia sudah membeli sebuah kado untuk Putranya, tidak mahal memang tapi Bayu yakin kadonya akan sangat berguna untuk Bintang

"Papa Sayang sama Kamu. Kamu putra Papa satu-satunya, disaat orang lain membenci Papa hanya Kamu lah yang menjadi penguat untuk Papa"Batin Bayu

Bayu memeluk lututnya dan menangis pilu. Sekarang Ia hidup sendirian tanpa penguat dan penopang untuknya kembali berdiri tegak. Bayu sendirian sama seperti Ia dibuang oleh keluarganya sendiri sekarang pun sama Mereka tidak menerima hadirnya.

Tanpa Bayu ketahui kedua Kakaknya berdiri mematung didepan pintu. Mereka mendengar semua ucapan Adiknya, melihat bagaimana hancurnya Bayu saat ini. Bahkan tidak ada yang merengkuhnya.

"Tuhan Aku mohon bahagiakan Putraku jangan biarkan Dia bersedih. Jangan sampai Dia bernasib sama seperti Ku, kali ini saja Aku mohon kabulkan permohonan Ku. Aku ingin Dia bahagia bersama mereka, biarkan Aku yang merasakan sakitnya dibuang tapi tidak untuk Putra ku. Aku sangat menyayanginya, bahkan Aku rela menukarkan nyawa Ku untuknya. Dia sangat berharga untuk semua orang, berbeda dengan Aku. Bahkan kehadiran Aku pun hanya dianggap angin lalu"Ucap Bayu memohon

1BULAN BERLALU....

Bayu menjalani kehidupannya seperti biasa. Tidak istimewa baginya karena seorang yang Ia selalu harapkan menyambut kepulangannya sudah tidak lagi bersamanya. Bayu mencari botol bekas di setiap tong sampah. Ia menatap ketaman yang ramai karena ada acara pesta ulang tahun. Entahlah pikiran Bayu tidak tenang namun Bayu mencoba menepisnya.

Netra Bayu membulat saat tahu siapa yang sedang merayakan pesta ulang tahun. Bayu menatap Dia dari kejauhan, tersirat rasa rindu dinetranya. Dia, Bintang. Ulang tahun Putranya dirayakan dengan meriah tidak sepertinya hanya membelikan kue ulang tahun berukuran kecil untuk merayakannya. Setelah puas memperhatikan Putranya Bayu memilih pergi tidak mau mengganggu acara Putranya yang sudah selesai.

"PAPA"

Bayu terdiam. Setetes air mata mengalir dengan cepat Bayu menghapusnya, saat akan pergi tangan kecil memeluknya dari belakang.

"Jangan pergi"Lirih Bintang.

Bayu melepas pelukan Putranya. Dan menyesuaikan tingginya dengan sang.Putra, netra Bayu menatap sekitarnya hanya ada keluarganya disini.

"Papa gak lupakan kalau Aku ulang tahun"Tanya Bintang

"Papa gak mungkin lupa hari bahagia Kamu"Jawab Bayu mengusap pipi putranya yang sudah berisi. Putranya semakin tampan dan sangat terawat.

Andri menahan tangan Satria saat Kakaknya itu akan menghampiri Bayu dan Bintang.

"Biarin Mereka Bang. Lo jangan egois selama ini Bayu yang membesarkan Bintang bahkan dengan keadaannya saja sudah sulit"Ucap Andri dingin

Bayu mengambil kotak berukuran sedang didalam karung yang terbungkus pelastik hitam besar agar bungkusannya tetap bersih.

"Ini hadian dari Papa. Semoga bermanfaat buat Kamu ya"Ucap Bayu pelan netranya sudah berkaca-kaca, Bayu ingat betapa bahagianya Bintang saat Bayu membawakan kue ulang tahunnya

"Bintang kangen Papa"Ucap Bintang langsung memeluk tubuh Papanya tanpa mempedulikan pakaiannya menjadi kotor

"Papa juga kangen banget sama Bintang"Jawab Bayu membalas pelukan putranya.

Sungguh Bayu sangat merindukan pelukan ini. Pelukan yang selalu menghilangkan rasa sakit dan lelahnya.

"Bintang sayang banget sama Papa"Ucap Bintang membuat Bayu tertawa bahagia

"Papa juga Sayang sama Kamu"Jawab Bayu melepas dekapannya.

"Papa harus nyari uang lagi. Bayu jangan nakal ya"Ucap Bayu memberikan kotak kado pada Putranya dan langsung diterima Bintang

"Ingat ya. Bayu jangan pernah tinggalin shalat heum, Papa pergi ya. Semoga kita ketemu lagi"Ucap Bayu mengecup seluruh wajah tampan Putranya.

"Assalamualaikum"Bisik Bayu lirih

"Papa"Lirih Bintang

Bayu tersenyum lembut dan menepuk kepala Bintang pelan lalu mengangkat karung besarnya setelah itu memilih pergi tanpa menoleh kebelakang yang akan membuatnya sakit karena Bayu tahu kalau Bintang menangis dan juga Bayu tidak mau melihat tatapan benci kedua orangtuanya dan Satria, Kakak pertamanya.

Andri mendekati Bintang dan membawa Bintang kedalam dekapannya. Tangis Bintang semakin kencang memanggil Bayu yang sama sekali tidak menoleh.

"Tuhan jangan hukum Adik hamba. Dia tidak salah apa-apa"Batin Andri. Andri memejamkan matanya, air matanya mengalir membasahi Pipinya. Kakak mana yang tidak sakit melihat penderitaan Adiknya.

"Bintang jangan nangis. Bintang harus kuat heum, Bintang jangan ngecewain Papa.Bayu"Bisik Andri

"Mau di buka kado dari Papa"Tanya Andra menyamakan tinggi badannya dengan Bintang.

"Iya"

Bintang membuka kado dari Papanya. Bintang kembali menangis saat kado dari Papanya adalah barang yang diinginkan Bintang. Sebuah buku gambar berukuran besar dan pensil warna lengkap dengan peralatan melukis lainnya.

"Makasih Papa"Batin Bintang menatap punggung Papanya yang perlahan menghilang dari pandangannya

"Udah ah. Bintang jangan nangis lagi"Ucap Andra

"Kenapa Kalian gak ngizinin Papa tinggal sama Bintang"Tanya Bintang lirih

"Selama ini Papa yang udah besarin Bintang. Papa jarang makan karena Bintang, Papa pernah gak tidur karena gendong Bintang waktu rumah kita kebanjiran, Papa juga nyari uang siang malam untuk biaya sekolah Bintang. Papa baik Om, kenapa kalian jahat biarin Papa kesusahan. Bintang yakin Papa jarang makan, tubuh Papa makin kurus. Papa banyak berkorban demi Bintang. Kata Papa Bintang itu anugerah yang diberikan oleh Allah, karena kehadiran Bintang selalu bikin Papa kuat dan bisa berdiri tegak sampai sekarang, Bintang tahu pasti Papa sedih banget, kata Papa kalau Bintang pergi Papa gak punya semangat untuk hidup karena Bintang adalah orang yang bikin Papa selalu bersemangat dalam hal apapun. Sekarang Bintang pergi dari Papa, Bintang takut Papa pergi ninggalin Bintang ke tempat yang jauh"Ucap Bintang membuat Kedua Om kembarnya terdiam begitu juga Mereka yang berada dibelakangnya

"Papa juga bilang jangan pernah membenci keluarga Bintang, Papa selalu ajarin Bintang agar gak membenci seseorang yang membuat kita sakit ataupun terluka. Papa emang gak bisa baca ataupun nulis, tapi Papa selalu ajarin kebaikan ke Bintang. Papa ajarin Bintang kalau punya uang lebih harus disisihin untuk orang yang dibawah kita"Lirih Bintang

"Bintang sayang sama Papa Om hiks. Aku mau sama Papa hikss, Aku gak bisa biarin Papa sendirian disana. Papa pasti gak pernah tidur hikss"Tangis Bintang

Andri membawa Bintang kedalam gendongannya dan mengusap punggung Bintang lembut. Andri tidak bisa apa-apa, Papinya melarang Andri untuk tidak membantu Bayu. Andri takut ancaman Papinya yang akan membuat Bayu tambah menderita.

Andra terdiam dengan tatapan kosongnya. Ia masih ingat, tangannya selalu bebas memukuli tubuh kecil Adiknya, mulutnya selaku melontarkan kata-kata pedas pada sang Adik. Sekarang setelah Adiknya ada Andra tidak bisa mendekat lagi-lagi ancaman Arga menjadi alasannya. Arga orang yang tidak pernah main-main dengan ucapannya, Andra takut Adiknya bertambah terluka.





























SEBAGAI PENGGANTI LAPAK SEBELAH AKU DOUBLE UP YA😌

BENERAN DEH AKU NANGIS PAS SCENE INI 😭😭. SAKIT AKU GIMANA KALIAN BANJIR GAK🥺


























SALAM HANGAT 😊🤗😀♥️🤍💜💛🤎

TENTANG BAYU (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang