Happy Reading.....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Ketiga Remaja sedang melakukan ulah. Mereka menyimpan ember berisi air kopi dan tepung menggantungnya diatas pintu ruang kepala sekolah. Mereka bertiga Bintang, Rizka dan Rizki, Mereka ingin menyambut kepala sekolah Mereka. Ingin melihat ekspresi lain di wajah kepsek Mereka selain datar.
TAP.... TAP.... TAP....
Terdengar suara langkah kaki mendekatinya, Mereka bersembunyi dibalik meja kerja mengintip siapa yang akan membuka pintu.
BYUR....
"BINTANG, RIZKA, RIZKI KELUAR KALIAN!"
Ketiganya keluar dengan tawa yang meledak, Mereka tertawa melihat kepala sekolah yang sudah basah kuyup karena ulah mereka.
"Aduh-aduh sakit perut, hahahaha"
"Udah hahahaha muka bapak hahahaha"
"Bintang, Rizka, Rizki. Ikut Papa"
"Mampus"Batin ketiganya mendengar suara dingin Bayu
"Iya Pa/Om."
"Rizal maafkan kelakuan Mereka, ganti lah pakaian Mu dan kembali bekerja"
"Baik Tuan."
"Ikut Papa."Ucap Bayu dingin menatap ketiga Remaja didepannya tajam
Bayu berjalan lebih dulu di ikuti Putra dan keponakannya. Membiarkan Mereka bertiga berdebat siapa yang salah.
"Masuk."
"Iya." Bintang masuk kedalam mobil duduk disamping kemudi
Bayu langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, membiarkan tiga anak itu diam. Suasana mobil begitu hening dan dingin, Bintang yang memang tidak suka keheningan tidak bisa duduk diam
"Kita mau kemana Pa."
"Menghukum kalian"
"Gak mau. Papa jangan hukum Bintang"
"Iya Om jangan hukum kita. Kita kan baik nyambut Pak.Rizal"
Bayu tidak menjawab rengekan Putra dan keponakannya, mobil sport berwarna putih berhanti di parkiran.
Mereka berempat melangkah memasuki gedung perkantoran milik Bayu. Bintang menatap takjub arsitektur bangunan kantor Papanya yang sangat tinggi dan megah.
"Maman, ambilkan kain pel tiga dan sapu"
"Baik Pak"Jawabnya langsung mengambil alat yang di inginkan atasannya.
"Ini Pak"
"Terima kasih"
"Sama-sama pak, Saya permisi Pak"
"Bersihkan ruangan ini jangan main-main atau Papa tambah hukumannya"
"Iya"
Bayu duduk tak jauh dari Putranya memperhatikan Mereka yang sibuk membersihkan ruangan luas ini. Ruangan yang berbeda dilantai paling atas gedung ini, ruangan milik Bayu.
Bayu menggeleng pelan melihat tingkah Mereka. Bukannya menjalankan hukuman, Mereka malah bermain air membuat lantai menjadi licin.
"Bintang jangan la_
BRUK...
"HAHAHAHA" Suara tawa menggema membuat Bayu ikut terkekeh kecil melihat putranya terpeleset dan jatuh dengan tidak elit
"Papa."Rengek Bayu
"Kata papa juga jangan lari bandel sih."Ucap Bayu membuat Bintang mengerucutkan bibirnya kesal
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG BAYU (Selesai)
RandomDia Bayu, pemuda tampan yang berjuang diatas keras nya dunia. Berjalan di atas pecahan kaca yang melukai kakinya, Dia harus berjuang membesarkan Putra kecilnya, Sosok bayi mungil yang Dia temukan di depan rumah yang menjadi tempatnya berteduh. Seti...