Q. jadi milikku saja

44 15 9
                                    

Sore itu, taman Suropati menjadi saksi pengungkapan perasaan Jisung. Menjadi saksi bisu penerimaan perasaan kedua insan yang sedang jatuh cinta itu.

"Mau ke suatu tempat yang seru gak?" Tanya Jisung

Yora mengangguk pasti, pikir nya 'kemana pun pergi nya, asal sama kamu . . aku mau!'

-

Jisung melajukan motor nya, membelah jalan Menteng sore itu. Angin yang terasa sejuk juga tak banyak kendaraan berlalu, karena belum jam pulang kerja.

"Pegangan!" Ucap Jisung yang terdengar samar samar.

"Apa?" Tanya Yora memastikan ucapan Jisung.

"Pegangan! Di depan ada polisi tidur" Jisung menoleh kan kepala nya sedikit, agar suara nya bisa sampai ke telinga kekasih nya saat ini.

Lagi lagi Yora mengulas senyum, gajrukan doang juga sampe minta pegangan, modus banget.

gedruk!

Jisung dan Yora sedikit terbang dari motor, Sedikit terkejut juga karena yang di lewatin bukan polisi tidur biasa.

"Gilak yang bikin gajrukan tinggi tinggi banget!" Ucap Yora, mengeratkan pelukan nya di pinggang Jisung.

Jisung sedikit tersenyum "tadi kan gue bilang pegangan pegangan batu sih" ucap Jisung, lalu kedua nya terkekeh.

"Itu tinggi polisi tidur nya berapa anjir" tanya Yora, memposisikan dagu nya menempel di pundak Jisung.

"5 cm kali? Gatau gak pernah ngitung" jawab Jisung bingung.

"Lagian gabut banget lu ngitungin tinggi polisi tidur" sahut Yora, lalu kedua nya terkekeh lagi.

Beberapa pengguna motor di belakang dan sebelah nya menatap ke arah kedua orang yang sedang jatuh cinta, itu dengan tatapan bingung. Tapi masa bodo, mereka tak perduli dengan orang yang memperhatikan nya saat ini.

Sekitar setengah jam menerobos angin Jakarta , Jisung memakirkan motornya di depan gedung Hotel Indonesia.

"Ayo" Jisung menggenggam tangan Yora erat , lalu masuk menaiki lift menuju lantai paling atas.

-

"Wahh , pemandangan di sini best banget!" Ucap Yora kagum, pemandangan dari atas gedung tempat helikopter parkir benar benar menakjubkan.

Jisung menatap punggung Yora dari belakang , menatap gadis nya itu dengan senyum tulus nya. Kadang ia tertawa saat gadisnya oleng , tak sengaja menginjak tali sepatu nya sendiri.

"Iket tali nya dulu sayang , jangan terluka tanpa izin gue" ucap Jisung , lalu berjongkok mengingatkan tali sepatu Yora.

Yora tersenyum malu , ah ntah sudah berapa kali ia di buat tersipu oleh laki laki yang berstatus sebagai pacar nya sekarang.

Sekitar 1 jam mereka menikmati angin sore menuju maghrib di atas sini , langit sudah berubah warna menjadi jingga kemerahan , matahari sudah mau bertukar tugas dengan rembulan , dan . . perempuan di sebelah Jisung saat ini sudah menutuo matanya dan menyenderkan kepala nya di bahu Jisung.

Lagi dan lagi Jisung melihat Yora tertidur. Ah ini seperti cerita putri tidur dalam dongeng dongeng yang sering ia ceritakan kepada Jira sebelum tidur.

Namun tokoh nyata nya lebih cantik daripada tokoh di buku dongeng koleksi Jira. Ya, Yora terlihat seperti karakter Putri Tidur dalam cerita dongeng. Ntah kenapa Yora senang sekali tidur di hadapan Jisung.

"Yor , bangun yuk kita pulang" ucap Yora sambil menepuk pelan pipi Yora

Yora terbangun saat Jisung menepuk pipi lembut nya , lalu tersenyum "o! Sejak kapan pangeran keluar dari dunia nyata?" Racau nya.

Ji & Yo | Park Jisung [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang