27

326 65 342
                                    









Setelah Haena menceritakan kejadian itu pada Jimin, dia hanya menangis tidak menyangka anaknya masih hidup dan sehat serta tumbuh dengan baik. Lalu Jimin berlari ke kamar di mana Mingi sedang tertidur lelap.

Ia berjalan perlahan melangkahkan tungkainya dengan perasaan bahagia serta tangis yang begitu haru. bibir yang bergetar, mata yang memerah, badanya yang terasa panas. seakan terbujur kaku saat melihat anak itu. Yang tertidur dengan pulas. Perlahan Jimin mengerakkan lengannya menggapai wajah anak itu dengan lengan yang bergetar seakan tidak percaya bahwa sang anak yang sempat ia, tidak di anggap olehnya masih hidup dan ada di hadapan netranya sekarang.

Jimin tidak bisa berbicara apapun hanya menangis dan menatap Mingi yang tertidur damai.

Lalu Haena berjalan menghampiri Jimin dan mengelus lembut punggung Jimin dengan lembut berusaha untuk menenangkan pria Park yang sedang rapuh. Merasa ada yang mengelusnya Jimin melirik dengan netra yang memerah air mata yang sudah bercucuran di wajah tampannya.

"Ena, terima kasih kau sudah mau menjaga anakku, dengan kasih sayangmu maafkan aku seharusnya aku ada di sampingnya saat itu? Jika saja waktu itu aku bisa meredam emosi mungkin tidak akan terjadi seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ena, terima kasih kau sudah mau menjaga anakku, dengan kasih sayangmu maafkan aku seharusnya aku ada di sampingnya saat itu? Jika saja waktu itu aku bisa meredam emosi mungkin tidak akan terjadi seperti ini." Jimin terisak kembali.

Haena menatap Jimin lalu tersenyum.

"Sudah lah Jim, jangan menangis lagi dengan kau bisa kembali sehat aku sudah bersyukur. Dan Mingi bisa melihat ayah yang sesungguhnya yang begitu tampan dan imut sepertinya. Lihatlah anakmu begitu mirip denganmu." Jujur memang Haena merasakan nyeri di hatinya. Namun, Haena harus bisa menyikapinya dengan baik semua permasalahan ini.

Maafkan aku seulgi, aku telah mengingkari janji tapi mau bagaimanapun Jimin harus mengetahui kebenarannya, dan soal aku untuk kembali pada Jimin maaf sepertinya aku tidak bisa karena Hoseok akan menjadi suamiku tiga hari lagi. Batin Haena sambil mengelus Jimin.

"Sekali lagi terima kasih Ena, kau adalah wanita terhebat yang pernah aku temui, kau mau mengurus anak dari seorang penghianat seperti Seulgi dan aku, bahkan kau menyayanginya dengan sepenuh hatimu, kau rela dirimu tersakiti demi membahagiakan orang lain, maafkan aku yang pernah menyakitimu dengan sikapku dan penghianatan ku." Ucapan Jimin membuat Haena tersenyum kembali.

"Sudah jangan bahas itu! aku melakukan semua ini, demi kalian. Hiduplah bahagia Jim dengan Mingi dan cari pasangan yang akan menjaga Mingi dengan baik. Meski sejujurnya aku tidak rela jika Mingi di asuh orang lain selain kau ayahnya."

Jimin tertegun diam seketika seakan dia melupakan sesuatu; bahwa Haena yang dalam hitungan hari akan menjadi milik Hoseok seutuhnya. Kali ini Jimin tidak bisa berbuat apa-apa lagi Jimin tidak mau membuat kerusuhan lagi.

Dengan kebaikan Hoseok dan Haena yang sudah mau mengurus anaknya sampai seperti ini bagi Jimin sudah sangat bersyukur. Karena, jika orang lain mungkin saja tidak akan mau yang ada mungkin bisa saja di berikan pada orang lain atau tidak peduli. Padahal pada dasarnya Haena berkali-kali di sakiti Seulgi tapi hatinya tetap kuat. Jimin memuji itu.

ME OR HER  (End)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang