16

319 75 365
                                    





Selamat membaca semuanya💜💜💜



Tepat jam 7 malam Haena mendarat di airport Incheon yang di temani oleh Hoseok yang kebetulan sama sama pulang ke negaranya karena Hoseok urusan pekerjaan di Indonesia sudah selesai, begitupun dengan Haena sudah merasa lebih baik, dan kebetulan sekali jadwal penerbangan mereka sama. Ya, intinya sudah di rencanakan.

"Ayo masuk, biar aku yang antar sampai rumah," ajak Hoseok yang membukakan pintu mobilnya tak lupa dengan senyuman hangatnya .

Haena tersenyum dan menganggukkan kepalanya tanda ia setuju.

"Apa Jungkook tahu, kau pulang Na?" Tanya Hoseok sambil menutup pintu mobilnya. Dan sang supir perlahan menjalankan mobilnya.

"Tidak, aku tidak memberi tahunya, sengaja membuat kejutan buat dia, Hanya ibu yang tahu." Jawab Haena tersenyum.

"Em, baik lah."

Tidak butuh waktu lama mereka telah sampai di kediaman Haena yang masih sepi seperti tidak berpenghuni.

"Terima kasih Hobi-ah, sudah mengantarku pulang dan hati-hati di jalan," Haena pamit  lalu bergegas membuka pintu mobil tak lupa senyuman manis yang Haena berikan pada Hoseok.

"Sama-sama Ena, istirahat lah semoga besok kita bisa bertemu lagi," jawab Hoseok lalu melambaikan tangan.

Haena membalas lambaian tangan Hoseok yang berlalu seiring sang supir membawanya pergi.

Lalu Haena masuk ke rumah nya yang keadaanya masih gelap gulita lebih tepatnya tak ada siapa-siapa di rumahnya, Lebih jelasnya mereka belum pada pulang.

Haena perlahan membuka kunci rumahnya dan perlahan membuka pintunya lalu menyalakan lampu supaya ada penerangan setelahnya itu Haena pergi ke kamarnya, setelah membuka kamarnya yang hampir empat bulan di tinggalkan Haena tersenyum kecut setelah melihat barang kenangan bersama mantan kekasihnya. yaitu;foto yang tersimpan di atas nakas sebelah kasurnya.

"Jim apa kabar kau sekarang?" Gumam Haena sambil mengusap foto itu "maaf," lalu foto itu Haena masukan ke dalam nakas untuk membuang masa lalu yang menyakitinya.

Dan untuk sekarang Haena akan berusaha melupakan semua yang terjadi di masa lalu nya, meski sulit akan Haena usahakan. Lalu Haena merebahkan diri di kasur empuknya sambil menatap langit-langit kamarnya yang identik berwarna cat putih.



Di sisi lain.




Setelah tiga bulan berlalu Jimin Masih dalam keadaan tidak baik-baik saja masih mengingat Haena. Meski, sekarang Jimin akan melakukan pertunangan sama Kekasihnya Seulgi sejujurnya Jimin masih berat dengan pertunangan ini tapi Seulgi meminta dan Jimin juga menyetujuinya dengan terpaksa, Karena sesuatu hal yang tidak bisa Jimin untuk menolak.

Meski hatinya sakit karena yang Jimin harapkan Haena. ya, betul semenjak Haena pergi dan tak memunculkan batang hidungnya lagi. Jimin sangat terpukul melebihi di tinggalkan Seulgi dulu.

Penyesalan yang tak berakhir hingga akhirnya Jimin memilih meninggalkan Seulgi tapi sayang Seulgi lebih pintar karena mereka sempat tidur berdua di saat Jimin mabuk berat meski yang di panggil Nama Haena Seulgi tidak peduli yang terpenting Jimin tidak bisa pergi lagi darinya. Dan itu alasan Jimin menyetujuinya.

"Jim, bagai mana cincinnya bagus tidak?" Tanya Seulgi sambil memamerkan pada Jimin.

"Bagus," jawab Jimin singkat.

Kenapa Seulgi menginginkan pertunangan begitu cepat? karena Seulgi tidak mau sampai Jimin terus menerus mengejar-ngejar Haena yang tidak tahu keberadaannya di mana sekarang, yang justru menguntungkan bagi Seulgi. Tapi syarat Jimin tidak mau media tahu bahwa ia akan tunangan sama Seulgi, Karen ada hati yang Jimin jaga, Dan Seulgi pun menyetujuinya.

ME OR HER  (End)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang