17

352 72 409
                                    











"Ahh.., siapa kau?" Tanya Haena yang ketakutan di tengah kegelapan ruangan itu tapi Haena mencium parfum yang tidak asing di hidungnya.

Belum sempat Haena menjerit, dengan tiba-tiba lampunya menyala meski hanya lampu kecil saja dan menampilkan sesosok pria yang mempunyai surai rambut hitam pekat, dengan wajah tampan nan imut tak lupa tatapan sendunya menatap Haena sangat dalam dan jarak di antara mereka terbilang hanya beberapa senti saja, Karen posisi tubuh Haena di tahan di dinding tembok. Lengan kanan yang di tahan dan lengan yang kiri di pegang erat, membuat Haena kesulitan untuk bergerak.

Jujur Haena tertegun sejenak dan menelan Saliva nya Karena tatapan nya itu membuat jantung Haena tak karu-karuan. Begitupun dengan detak jantung seorang pria bermarga Park.

Setelah empat bulan pria itu tidak melihat wanita yang ia cintai dan ia rindukan kini wanita itu berada dalam dekapannya dalam pelukannya sungguh hati pria itu merasakan kebahagian tersendiri tapi di balik itu semua pria itu sadar, wanita yang ia harapkan yang ada dalam kungkungan nya itu. Dia bukan wanitanya lagi, tapi apakah boleh pria itu egois ingin memilikinya kembali?

Terlalu sulit untuk ia menjerit terlalu keluh untuk ia bicara mengingat penghianatan yang telah di buat oleh pria berparas tampan satu ini. Yang sekarang menatapnya tajam. Yang sulit di artikan tatapan seperti apa itu?.

"Ji-jimin?" Ucap Haena meski sulit untuk Haena ucapkan tapi terlontar juga dari bibir tipis nya yang terbalut lipstik peach memancarkan keseksian dari bibirnya tatkala orang yang sekarang di hadapnnya menunggu Haena memanggil namanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ji-jimin?" Ucap Haena meski sulit untuk Haena ucapkan tapi terlontar juga dari bibir tipis nya yang terbalut lipstik peach memancarkan keseksian dari bibirnya tatkala orang yang sekarang di hadapnnya menunggu Haena memanggil namanya.

"Iya, aku Jimin Na, kemana saja kau selama ini kenapa kau begitu tega meninggalkan aku saat aku sakit? Apa kau benar-benar membenciku?" Tanya Jimin membuat Haena hanya diam dengan tatapan sama sekali tidak melihat Jimin.

Yang Haena rasakan sekarang rasa takutnya yang mendominasi di hatinya tapi Haena harus lebih kuat. Tidak, tidak boleh menunjukan lemah di hadapan Jimin meski, jujur hatinya sangat sakit. Karena begitu merindukan orang yang ada di hadapnnya sekarang. Namun, Haena tidak mau kalah dengan perasaannya.

"Bukan kah di sana sudah ada pujaan hatimu, untuk apa aku ada Jim?" Jawab Haena yang memalingkan wajah tanpa melihat Jimin

"Tapi aku menginginkan kau Ena, hanya kau," bisik Jimin dengan nada berat.

"Jangan bermimpi kau Jim, aku benci penghianatan," sinis Haena

Jimin semakin mengunci pergerakan Haena jujur Jimin merasa kesal di hatinya Haena yang ia kenal sudah banyak berubah dengan tatapan yang dingin terhadap nya, sesak? itu yang Jimin rasakan sekarang.

Tapi Jimin berusaha supaya Haena menatapnya lalu Jimin memegang dagu Haena mengangkatnya perlahan supaya tatapan itu tertuju kepadanya karena jujur saja Jimin sangat merindukan wanita yang sedang ia kunci pergerakannya. Dan tidak terima tatapannya di abaikan.

ME OR HER  (End)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang