07

333 89 360
                                    







Sungguh hatiku merasakan kesal yang sangat-sangat pada Jimin atas prilakunya, jujur saja sedikit kecewa pada Jimin hingga pikiran ku mengarah ke mana-mana dan aku sedikit di kagetkan dengan ketukan pintu yang Jimin perbuat.

Tok..tok..tok..

"Ena," ucap Jimin yang langsung membuka pintu kamarku, aku yang mendengar itu hanya diam di bawah selimut tebal ku dan membiarkan Jimin masuk, sungguh aku tidak mau berdebat dengan nya lebih baik aku tidur saja pikirku, tapi bagaimana aku bisa tidur jika Jimin terus menggangguku.

"Ena, apa kau lelah kenapa jam segini sudah tidur?" tanya Jimin melihat jam yang menempel di dingding.

Aku hanya diam tidak menjawab pertanyaan Jimin aku menggerutu dalam hati.

"Ada apa dengan nya? aku begini juga gara-gara kau Jim gak peka banget" batin ku mengomel.

Tapi Jimin malah ikut berbaring memeluk pinggangku dengan lembut membuat aku sedikit kaget aku mencoba untuk diam, tidak bicara apa pun " baik lah jika kau lelah aku akan ikut tidur di sampingmu" ucap Jimin yang mempereratkan pelukan nya.

Aku sedikit tidak nyaman dengan situasi seperti ini apa lagi Jimin yang terus-menerus menciumi tengkuk leher ku sungguh membuat ku tidak nyaman, akhirnya aku membalikan badan ku dan menatap Jimin "ada apa? Apa yang kau lakukan Jim?" Tanya ku sedikit kesal "itu membuatku geli, dan sangat tidak nyaman" sambung ku tapi Jimin malah menatap ku sangat dalam dan mengulas senyuman manisnya siapa yang sanggup marah kalau sudah di perlakukan seperti ini.

"Akhirnya kau mau melihat ku, tetap lah seperti ini aku hanya ingin menatap wajah mu, dan maafkan aku," jawab Jimin sangat lembut membuat ku luluh dengan ucapan nya aku hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Jimin.

Lalu aku sama Jimin pun tertidur lelap dalam satu ranjang yang sama entah apa yang aku pikirkan merasa sangat nyaman di pelukan nya." Maafkan aku Ena, telah membuatmu kesal dengan sikapku" batin Jimin.


______

Dua bulan sudah berlalu aku sekarang sedang sibuk dengan pekerjaan ku dan begitupun dengan Jimin sangat sibuk sekali, tapi Jimin selalu memberi kabar padaku,_ ya, hubunganku dengan Jimin semakin dekat mungkin bisa di bilang semakin romantis.

Ya, tentu karena Jimin selalu perhatian padaku selalu membuatku tersenyum dan lebih banyak waktu bersama ku. Aku sangat bersyukur itu semoga seterusnya seperti itu.

Setelah selesai dengan pekerjaan ku mengurus semua laporan di meja kerja ku aku keluar dan memesan minuman pada karyawan ku Yura, lalu aku duduk di kursi paling pojok sambil melihat tamu yang berlalu lalang, tidak ada yang tahu bahwa aku pemilik cafe ini, sengaja aku menutupinya, aku yang sedang menikmati minuman ku tiba-tiba di kejutkan dengan kehadiran seorang namja.

"Hai boleh aku duduk di sini?" dia bertanya kepada ku, aku pun menoleh ke sumber suara tersebut "tampan sekali" batin ku sambil mengulas senyum tipis di bibir manis ku mempersilahkan pada namja tersebut untuk duduk di hadapan ku.

"Kenapa sendirian apa sedang menunggu seseorang?" Tanya nya kembali sambil menggeser kursi dan memposisikan duduknya yang tepat berhadapan dengan ku.

"Ahh tidak aku hanya menikmati waktu ku saja," jawab ku tersenyum kaku sungguh aku sedikit canggung dengan nya.

"Ya, noona aku mencarimu ternyata noona di sini?"

Aku pun menoleh ke sumber suara tersebut,_ Ya , siapa lagi yang bicara seperti itu selain adik ku yang cerewet  "ada apa kooki teriak-teriak malu sama orang?" Tanya ku santai

ME OR HER  (End)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang