13

394 80 363
                                    






"Selamat pagi eommonie,"

Ucapan itu sangat mengejutkan ibunya Jimin lalu ia menengok ke arah suara itu berasal "perempuan ini?" Dalam hatinya terkaget jujur ibu Jimin kurang menyukai perempuan yang ada di hadapannya tapi ia berusaha menyapanya sopan.

"Selamat pagi juga," jawabnya sopan

"Apa kedatangan ku menggangu kalian?" Seulgi bertanya sopan di balik pintu yang terbuka setengah.

"Ah, tidak-tidak silahkan masuk," jawab eomma Jimin lembut

Seulgi pun berjalan masuk menghampiri Jimin yang masih dalam keadaan terbaring lalu ia memberikan senyum termanisnya sembari membawa seikat bunga dan satu dus cake bertuliskan Happy Birthday Park Jimin.

Ya_, hari ini Jimin ulang tahun tepat tanggal 13 oktober, tapi Jimin sama sekali tidak mengingat hari jadinya karena pikirannya masih memikirkan Haena, sungguh Jimin merindukan Haena sekarang. Merindukan senyumannya yang selalu Haena berikan di setiap harinya, dan sikap manjanya membuat Jimin ingin memeluk Haena yang sudah berstatus mantan kekasih.

Tapi semenjak Haena pergi meninggalkan Jimin, Jimin sudah tidak mendapatkan senyuman itu kembali sikap manjanya pun berubah menjadi dingin, dan Sekarang Jimin berpikir mungkin tidak ada lagi senyuman itu yang mengisi hari-harinya selama ini sekarang sudah menghilang bak di telan bumi , karena Jimin sangat menyadari Haena pasti sudah membencinya karena kelakuannya dan sikapnya.

"Jim, selamat ulang tahun." ucap Seulgi dengan senyuman manisnya dan membuyarkan lamunan Jimin.

Jimin mengulas senyum tipis namun, sedikit miris mengingat tahun lalu saat ulang tahun ia merayakan bersama Haena yang baru awal-awal menjadi sepasang kekasih tapi ada penyesalan yang tak bisa Jimin ungkapkan karena di masa lalu hatinya masih mengingat wanita yang ada di hadapan nya sekarang, tapi di saat wanita itu ada di hadapannya, justru respon Jimin malah biasa saja, dan sekarang di pikiran Jimin Haena dan Haena. Apa karena rasa bersalah terhadap Haena ? atau Jimin sudah benar-benar mencintai Haena? entahlah.

"Ena, apa kau benar-benar membenciku hingga kau tidak datang menemui ku di hari spesial ku?" Batin Jimin bertanya-tanya.

"Jim, ayo tiup lilinnya!" suruh Seulgi yang sedari tadi sudah Seulgi siapkan, dan Seulgi melihat perubahan Jimin yang hanya melamun dan tidak merespon ucapannya. Tidak seantusias dulu saat pertama mereka pacaran.

"Ada apa kau Jim? Apa kau mengingat Haena?" Batin Seulgi sedikit kesal

"Ah, iya maaf Seulgi." jawab Jimin lalu meniup lilin yang sudah meleleh sedari tadi. eomma Jimin tersenyum miris melihat anaknya seperti ada yang mengganjal pikirannya. Dan eomma nya sangat mengerti Jimin perlu waktu berdua bersama Seulgi jadi ia membuat alasan untuk pergi.

"Eomma tinggal dulu ya nak, eomma mau menjemput dulu appamu dan membawa keperluan mu," pamit eomma Jimin dan Jimin pun mengerti

"eomma jangan lama-lama," sambung Jimin

"Iya, eomma tidak akan lama, tunggu saja lagian di sini ada nak Seulgi, eomma minta tolong jagain anak eomma," ucap eomma Jimin membuat Seulgi merasa senang.

"Dengan senang hati eommonie," jawab Seulgi sopan.

"Eomma pamit dulu," eomma Jimin pamit pada Seulgi dan anaknya untuk membawa perlengkapan Jimin dan menjemput ayahnya yang masih membereskan pekerjaannya.

Tepat jam tiga sore teman-teman dari bangtan sudah berdatangan menjenguk Jimin hanya Suga, Jin, dan Jungkook yang belum datang yang lainnya sudah berkumpul, begitu banyak makanan yang mereka bawa karena mereka akan merayakan ulang tahun Jimin meski Jimin belum pulih total masih dengan alat-alat medis di tubuhnya tapi mereka datang hanya ingin menghibur Jimin. Tapi di saat anak bangtan datang Seulgi pamit pergi alasannya ada pemotretan makanya iya datang lebih pagi supaya tidak ada yang mengganggunya karena Seulgi sadar teman-teman Jimin kurang menyukainya. Entah kenapa?



ME OR HER  (End)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang