Chapter 17 - I Know

19K 883 16
                                    

Wanita itu berjalan disamping laki-laki itu tanpa mau melepaskan lengan kekar tersebut. Ia terlihat takut dengan apa yang terjadi disekitarnya.
Wanita itu bahkan berteriak histeris sewaktu melihat ksatria vampire berubah menjadi abu, dan werewolves berubah menjadi manusia-
Luka, pendarahan dan bagaimana sadisnya perang tersebut. wanita itu benar-benar tidak tahan akan apa yang dilihatnya.

Sungguh, wanita itu terlihat asing dengan semua yang ada di sekelilingnya.
Ia bersembunyi dibelakang badan kekar tersebut dengan tubuh yang gemetaran.
" Kamu takut, sayang?" Tanya Revan yang terlihat cemas memerhatikan bagaimana wanita disampingnya itu memberikan reaksi akan apa yang terjadi.

Wanita itu memandang Revan dengan tatapan takut. Ia benar-benar wanita yang terlihat rapuh.
" Bisakah kita masuk saja ke kastil sayang? Tania tidak mau melihat darah. Tania mau didalam saja. Tania mau ditemani " keluh wanita itu sambil menarik ujung lengan baju Revan.

Revan menarik nafas dalam dan berusaha mengatur nafasnya.
Ia mengepalkan tangannya dengan kuat, sampai hawa vampire nya keluar. Namun ia berusaha untuk mengontrol emosinya.
Ia sedari tadi tidak bisa memimpin perperangan karena wanita itu terus-terusan menyita waktunya, dan membuatnya kesal.

" Bagaimana kalau kita jalan-jalan? keluar dari daerah ini dan mengambil udara segar? " Ajak Revan sambil tersenyum pada wanita tersebut.
Wajah wanita itu langsung berseri-seri dan mengangguk seperti layaknya peliharaan yang akan mengibaskan ekornya dengan senang hati.
Revan pun lega, kemudian menuntun wanita itu menuju hutan yang dekat dengan kerajaan Rumpthorn.

" Sayang, jangan jalan di belakang. Mereka bisa saja menyerangmu" Ujar Revan sembari menarik wanita itu kedepannya.
Mereka sudah berada di luar pelindung Destruction Active tersebut. Dan keadaan diluar wilayah kerajaan sangatlah sepi, dan banyak kabut menyelimuti kota Rumpthorn. Semua penduduk sudah dilarang untuk keluar dari rumah mereka.

Para werewolves ataupun magicians sama sekali tidak menyerang mereka. Bahkan batang hidung mereka tidak terlihat sama sekali.
Tiba-tiba seseorang dengan kemeja putih muncul dibalik kabut tebal yang menyelimuti mereka.

Revan mengambil posisi. Ia tahu ada yang datang. Penciumannya tajam saat iris matanya berubah merah darah. Laki-laki ini sedang serius. Sekalipun ia serius, wajahnya yang rupawan tersebut akan semakin memikat hati- dan karisma nya sebagai Vampire akan terpancar dengan sendirinya. Dia laki-laki yang dapat diandalkan.

Wanita itu masih didepan Revan, dan  tepatnya. Wanita itu bingung dengan apa yang harus ia lakukan sewaktu wanita berbaju putih, dengan iris matanya yang merah darah mendekati mereka.
" Tania?" Gumam Revan.
Tania palsu itu pun menoleh langsung ke Revan dan mencoba mengelabui Revan.

" Dia Palsu sayang! dia mencoba meniruku untuk mendapatkanmu!" Teriak Wanita itu dengan gemetaran,
Sedangkan Tania yang asli hanya terkekeh mendengarnya. Ia senang melihat ekspresi ketakutan dalam mata wanita yang mencoba meniru nya tersebut.

Tania palsu mengeluarkan tongkat sihirnya, berusaha untuk melawan Tania asli.
" Enyahlah! Revan milikku!" Teriak wanita itu.
Lagi-lagi Tania asli hanya menyunggingkan senyumnya. Ia bahkan tidak takut akan wanita itu, dan berjalan semakin mendekatinya.
Tania yang palsu pun mengeluarkan pisaunya. Ia mulai menyerang Tania yang asli.

Tiba-tiba jipratan darah pun terlihat. Darah tersebut menjiprat kemana-mana termasuk ke wajah pucat Tania tersebut.
Tania yang asli kaget, dan terbelakak tidak percaya.
" Re- Revann..."

Pergelangan tangan Revan sudah berada didalam tubuh Tania palsu. Lebih tepatnya, JANTUNG Tania palsu tepat berada di genggaman Revan. Kemudian ia meremas jantung kecil itu dengan jarinya- yang membuat Tania palsu mati seketika.
Darah menjiprat kemana-mana.

Laki-laki itu menjatuhkan jantung yang sudah tidak berbentuk itu- dan membiarkan tubuh wanita itu merosot ke tanah.
Ia pun menjilat darah yang ada ditangannya.
" Bahkan darahnya tidak berkualitas"
Tania masih kaget dan shock dengan apa yang terjadi. Beberapa detik kemudian, Revan sudah berada didepan Tania.

" Shock, Honey?" bisik laki-laki itu di telinga Tania.
Tania terkekeh.
" kupikir kamu tidak akan mengenaliku-"

Revan tertawa lalu memeluk wanita itu ..
" Bodoh, aku tidak mungkin tidak mengenalimu- Kau istriku satu-satunya. Wajahmu lebih cantik, dan lebih menarik. Bahkan aroma darahmu lebih menggoda, dan berkualitas." Ujar laki-laki itu sambil menjilat leher wanita itu dan akhirnya menyambar bibir merah tersebut.
" hmmmm... Revan, ini bukan saatnya-" sela Tania.

Laki-laki itu pun berhenti.
" Aishh- padahal kamu dengan kemeja putih itu sangat menggoda.. Lain kali, aku akan membiarkanmu setiap hari memakai kemeja putihku"
Tania hanya tertawa-
Lalu mereka berdua tiba-tiba menghilang. Lebih tepatnya, pergerakan mereka terlalu cepat.

Mereka tiba di depan hutan dimana mereka membuat perangkap.
Dan disana, musuh mereka tepat menyerang Rain. Bukan, Ian tengah berhadapan dengan Rain. Sedangkan Clara sibuk dengan Ethel. Magicians yang lain sibuk dengan para ksatria berelemen api yang sedari tadi menyerang mereka. Queen Garde tengah membuat sihir-
Tania mencium pergerakan Queen Garde, dan langsung berpisah dengan Revan dan pergi menghadapi Queen Garde.


The Vampire King and the Queen WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang