Chapter 6 - Be Mine

29.6K 1.1K 13
                                    

-Rumpthorn Palace-
Flashback-
Revan POV

Sebenarnya aku sedikit kesal. Bagaimana tidak? Aku sengaja membuatnya cemburu malam itu, tapi ia bahkan tidak terlihat cemburu atau marah sama sekali! Tidak ada satupun wanita yang tidak menginginkanku. Wanita itu terlalu sulit ditaklukan. atau mungkin, dia terlalu polos? kuakui, dari wajahnya, terlihat Tania terlalu polos, tidak seperti mama. Oke, aku mulai lagi dengan mother-complex ku! Setelah aku menikmati makan malamku, aku langsung menyuntikan Air rawa bingung kedalam tubuhku. Ya, aku akan membuat Tania mabuk dipelukanku. Vion, dayang pribadi mamaku datang dan memintaku untuk kembali keruanganku. Aku tahu Tania sudah lapar, tapi aku ingin dia bisa bertahan tanpa darah. Aku tidak mau dia menjadi monster menjijikan. Dan sepertinya wanita ini tidak terbukti mempunyai nafsu besar, karena ia tidak menyerangku selama 12 jam ini bukan? Lalu aku berjalan menuju Kamarku, dimana ratuku berada.
Ia terkapar dikasur seperti tidak bertenaga lagi. aku pun mengangkatnya dan membuatnya duduk di pangkuanku, karena aku merasa dengan posisi ini, dia bisa lebih mudah meminum darahku.
" Kamu lapar bukan? Makanlah " Kataku sambil menurunkan kerah bajuku. Tania, ia terlihat ingin sekali menancapkan taringnya padaku. aku terkekeh, ia melihatku dan cemberut, kemudian ia menjilat leherku dan menghisap darahku. AKu kaget- kapan dia belajar menjilat? Ini baru kedua kali ia makan, tapi ia sudah bisa melakukannya. Beberapa menit kami dengan posisi itu,ia masih belum selesai dengan makan malamnya, dan akhirnya aku mencoba menghentikannya sebelum darahku habis dihisapnya.  Ia berhenti dengan sukarela. Itu lumayan hebat untuk seorang amateur seperti dia.
" kenapa kamu tidak marah atau sedih sewaktu aku sedang menyantapi makan malamku?" Aku sampai sekarang masih tidak percaya bahwa ia bisa tidak merasakan apa-apa! Ia pun mengalungkan tangannya ke leherku. Aku kaget- kenapa dia? ah! aku ingat- dia sudah terpengaruh dengan air rawa itu. Aku sekarang tau, dia bahkan lemah akan air rawa. Aku melihat bibirnya yang merah menggoda seperti delima itu- Dia memang cantik, itu juga harus kuakui. lalu aku melumat bibirnya dengan lembut, ah sial- disaat dia mabuk, bahkan aku yang menyerangnya duluan. Dia membalas ciumanku! aku kaget lagi. Yah, aku merasa aku mulai tergila-gila akan dia-
Aku mendorongnya ke kasur dan mulai brutal, aku tidak bisa menahannya lagi. lalu aku melihat wajahnya. Ia terlalu polos dan kelihatan tidak tahu apa-apa. Argh! aku tidak bisa melakukannya!  aku pun hanya memeluknya, membiarkan dirinya tidur di lenganku, itulah yang bisa kulakukan saat ini.

-Rumpthorn Palace-
Central Hall of military
Strategy Room

Aku berjalan masuk kedalam ruang strategi, semuanya-  Lord Arthemis, Troy, Rain , Clara , Queen Paroah ,Benjamin dan para menteri Rumpthorn sudah berkumpul lagi untuk membicarakan strategi mereka. Dari raut muka Lord Arthemis, ia terlihat kesal dengan sikapku kemarin- tapi mau gimana lagi? Wajah Tania akan menjadi- ah sial, aku lupa kalau dia bisa menyembuhkan dirinya sendiri.
" Kamu tidak lagi ada masalah penting bukan, Revan?" Tanya Arthemis dengan nada sinis. AKu hanya tertawa. Mencoba untuk tidak memikirkannya lagi.
" Baiklah, aku sudah membuat keperluan kita, yaitu parfum. Sebenarnya aku tidak begitu yakin, apakah itu bermanfaat?" Mama terlihat serius, ia sudah memutuskan untuk turun tangan dalam masalah ini, dan berperan sebagai priestess di medan perang. Aku salut dengannya- maka dari itu, Rain selalu mengataiku Mother-complex. Apa salahnya bangga dengan ibumu sendiri?!
" Kita tentu akan menang dengan mudah dengan parfummu, Clara. Sekarang, Kita tidak tahu dengan pasti dimana Makhluk tersebut bersembunyi"  Ujar Paroah. Dia benar, kita tidak tahu dimana mereka sekarang. Tiba-tiba seekor kelelawar masuk kedalam ruangan itu, dan kemudian menjelma menjadi manusia. Itulah Penasehat Paroah, Fred. Dia benar-benar mempunyai nyali dengan cara masuknya.
" Maafkan aku Yang Mulia, tapi ada kabar penting. " Ujarnya sambil membungkuk hormat seakan dia tahu kesalahannya. Aku terkekeh, benar, kemarin aku mempunyai masalah penting, sekarang giliran dia. Aku yakin Arthemis akan terlihat sangat kesal. Aku melihat Paroah memaafkan Fred, dan beranjak keluar dari ruangan itu.
" Maaf, Yang Mulia, Ini menyangkut werewolf, jadi anda tidak perlu keluar dari ruangan ini Yang Mulia Paroah"
Semua orang terkejut, termasuk diriku sendiri. Aku tidak menyangka masalah pentingnya berhuibungan dengan werewolf.
" Katakanlah sekarang juga" perintah Rain dengan tidak sabar.
" kemarin, para penduduk Paroah yang berada di tepi kota melihat beberapa werewolf berkumpul, Yang Mulia. Dan mereka sepertinya mempunyai konflik dengan 3 orang yang memakai kerudung hitam"
Kerudung hitam? siapa lagi sekarang yang berani memasuki dunia vampire? Hanya makhluk-makhluk yang tahan sihir yang bisa menerobos masuk. Jangan bilang-
" Witch?!" Seruku, berharap itu tidak benar. Witch adalah daughter of Earth. Mereka memiliki kekuatan untuk mengendalikan elemen-elemen. dan mereka jauh lebih tangguh dibanding kita, clan vampire.
Fred menggeleng! itu membuatku lega. Kalau saja ia mengangguk, aku tidak tahu lagi.
" Clan Witch sudah lama punah- lebih tepatnya dibunuh oleh penirunya, Magicians. Dan aku yakin yang memakai kerudung hitam itu pastilah magicians" Ucap Arthemis dengan pasti.
" Bagaimana kamu bisa begitu pasti, Art?" Tanya Rain
" Benar, mereka adalah magicians, salah satu penduduk Paroah mendengar percakapan mereka, walaupun samar-samar, tapi mereka bisa memastikan bahwa itu kaum Magicians" Ucap Fred .
" Aku pernah bertemu dengan witch- mereka tidak mempunyai nafsu besar untuk mengalahkan musuhnya, mereka meyayangi bumi. jadi mereka akan menghindari pertempuran sebisa mungkin" kata Arthemis. Dia yang paling berpengalaman, karena ia yang paling tua diantara kita-
" apakah Werewolves dan Magicians bekerja sama? kalau begitu, kita tentu akan dalam kesulitan"
" Kenapa magicians ingin membantu mereka? dan kenapa mereka ada disini? apa urusan mereka sampai masuk kedalam dunia vampire?"
" Magicians hidup hanya untuk mendapatkan kekuatan dari witch dan menjadi penguasa dunia sihir, itulah misi mereka sewaktu diciptakan"
Para menteri militer dan pertahanan sudah mulai berdiskusi.
" Parfum tidak akan berfungsi lagi kalau begitu, cih, aku benci kalau ada bantuan" Mama akhirnya terlihat kesal. Bagaimana tidak kesal? ia sudah seharian membuat parfum tersebut, dan ternyata sia-sia. Kalau begitu, kita harus bertahan di dalam kastil kita, sampai mencari solusi baru.
" Kita akan mencari solusi baru. Pertemuan hari ini selesai" Akupun keluar dari ruangan tersebut. Bagaimana kita bisa menang dari werewolves dan magicians? argh, mereka tentu sekutu yang paling kuat jika menghadapi kita. Kelemahan kita berada ditangan magicians sialan itu.


-Bouley State-
Center of City

Author POV

The Vampire King and the Queen WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang