Bau badan laki-laki ini penuh dengan bau magicians. Ramuan mereka yang selalu berlebihan tanpa kadar selalu menusuk hidung. Aku mendelik padanya. Laki-laki ini bisa saja mempunyai dua wajah, atau dia benar-benar menghianati salah satu dari kami- Witch atau Magicians.
Dia tentu akan mencariku jika ia benar-benar menginginkan kekuatan yang ada dalam genggamanku, Namun semuanya tidak semudah yang kupikirkan, ia bisa saja menyerahkanku pada magicians, walaupun aku tidak takut. Tapi tetap saja, melawan magicians yang paling kuat tentu akan sulit.
Laki-laki itu sedang bersandar dibawah pohon. Kami tengah berada di hutan tempat dimana aku bertemu dengannya terakhir kali waktu itu.
" Darimana saja kamu, cantik? "
Sebenarnya, aku benci dengan cara matanya menatapku. Memandangku dari atas ke bawah, lalu matanya yang menunjukkan bagaimana ia terobsesi untuk menaklukan seorang wanita.
" Kamu menemui magicians? kupikir kamu akan menerima tawaranku"
Dia terkekeh, seraya mendekatiku. Secaraa refleks, instingku menyuruhku untuk berjalan mundur.
" Kenapa? kamu takut? Aku tidak akan menghianatimu, sayang"
Mendengar jawabannya, aku tahu ada yang tidak beres. Ia terus mendekat, sampai jarak antara kami hanya 5 meter.
" Bukankah aku sangat mirip dengan Luicy?"
Aku akan berusaha membuatnya terpancing emosi. Werewolf yang kehilangan ketenangannya akan sangat mudah untuk diserang.
Ian terpaku sejenak, lalu tertawa.
" bukann.. Luicy tidak secantik dirimu, dia juga tidak feminim. Dia wanita yang kucintai. Aku sadar akan itu. Sedangkan dirimu adalah Witch- "
" Kau lupa bahwa salah satu nenek moyangmu adalah Witch? kau sungguh tak tahu akan itu? "
Ian terdiam lagi. Terlihat ia benar-benar tidak tahu akan kenyataan itu, kenyataan yang merupakan aib bagi para werewolves dan Witches.
" Karena kalian adalah keturunan dari witch, makadari itu kalian kebal terhadap sihir!"
Laki-laki itu tiba-tiba mengerang keras. Sekejap tubuh manusianya perlahan-lahan berubah menjadi serigala besar berbulu hitam.
" kau akan membunuhku dengan taringmu dan cakarmu? aku mungkin saja reinkarnasi Luicy! " Teriakku sebelum ia benar-benar menyayatku. Walaupun aku bisa melawannya dengan kekuatanku, tapi tetap saja. Witch tercipta bukan untuk membunuh. Sanksinya, witch tersebut akan disegel oleh Titan yang ada didunia. Sekalipun Titan adalah sahabat baik dari Witch, namun begitulah peraturan alam. Tidak akan pernah bisa dilanggar.
Laki-laki itu tak bergerak. Dia seperti dilemma.
" Dulu dia dibunuh, sekarang kamu akan membunuh seseorang yang mirip dengannya?"
Aku tahu dia mencintai wanita itu, sampai-sampai ia mau membalas dendam kematian wanita itu.
" Diamlah wanita jalang! Kamu bukan dirinya!"
Lalu dia mulai menyerangku-
Tongkat sihirku sudah bersiap-siap daritadi untuk melontarkan serangan. Revan mengembalikan tongkat ini kepadaku.
" Maafkan aku, tapi jika tidak ada dirimu, maka akan lebih mudah memusnahkan klan vampire!"
Karena ini pertama kalinya aku diserang seperti ini, aku sama sekali tidak bisa mengingat mantra pelindung sama sekali. Kalau begini, aku tentu akan pingsan dalam sekejap. Aku hanya bisa menutup mata, mencoba mengfokuskan semua yang ada disekelilingku, mencoba mengumpulkan spirit yang ada untuk membuat pelindung dimensi.
Diamm.. Sepertinya spirit-spirit itu berhasil menghadang serigala itu untuk melukaiku. Dengan cepat aku membuka mataku. Telihat tangan serigala tersebut tengah membeku akan es tebal yang menyelimuti tangannya. dan disampingku tepat seseorang dengan pakaian hitam yang sangat kukenali. dengan postur tubuh yang sangat familiar.
Dialah, Revan Rumpthorn.
Revan menyeringai, melihat serigala yang tengah terbeku sembari berusaha melepaskan tangannya dari es dingin yang terlihat keras.
" maaf, tapi aku tidak akan membiarkan wanitaku dibawa olehmu"
Kata-kata itu tentu membuat wajahku merona sesaat,apalagi dirinya tengah memeluk pinggangku dengan mesra.
" ke- kenapa kau bisaa disini.. padahal aku tidak mencium baumu-" gumam Ian yang terlihat panik dengan kemunculan Revan yang mendadak, lalu ia terlepas dari es Revan dan es tersebut pun mencair dan jatuh membasahi tanah.
Revan yang langsung melepas pelukannya dan berjalan maju sehingga tubuhnya yang berbentuk tersebut menutup tubuhku.
Bau Revan tidak bisa tercium oleh Ian, karena bantuan Sang Angin menutup bau vampire yang kuat dari laki-laki itu.
" Dia istriku dan tugas seorang suami adalah menjaga istrinya"
Benar, Revan membuatku malu. Bahkan disaat-saat seperti ini, ia masih bisa sibuk menyombongkan diri. Revan memang mengikutiku, ia ngotot akan itu, aku pun tidak ada jalan lain tapi mengizinkannya. Karena ia juga sudah mengizinkanku untuk menemui Serigala sialan ini.
" sekarang, magicians!" Teriak Ian dengan keras.
Aku pun was-was, kapan magicians berada disini?!
Sekejap, di tanah tepat dimana Revan berdiri, muncul mantra yang berbentuk melingkar dengan tulisan merah. Mantra ini, tak salah lagi- ini mantra yang ditakuti oleh semua vampire- Destruction Active. Tak lama, Ethel dan Ratu magicians pun keluar dari bilik semak-semak.
" Aku tahu kau akan muncul, Yang Mulia! namun cukup sampai disini riwayatmu, Yang Mulia Rumpthorn! tenang saja, ayahmu akan menyusulmu ke neraka! aku berjanji akan itu!" Ujar Ian sambil tertawa kejam.
Lalu mantra itu pun terkunci, dan terjadi ledakan besar.
Ledakan itu membuatku terpaksa harus menutup sedikit mataku agar debu tidak masuk.
Setelah ledakan tersebut, Ian tertawa keras sekali lagi. Aku benci dengan caranya tertawa.
Revan terkena ledakan itu-
Apakah dia baik-baik saja? lalu tak lama, terdengar suara petir yang lumayan besar sehingga terasa getarannya di tanah.
Setelah asap tebal itu tertiup oleh hembusan Sang Angin, aku tetap bisa melihat laki-laki itu masih berada di posisinya. Sebelah tangannya tengah terangkat tinggi dengan telapak tangan yang terlihat ada sedikit listrik yang menjiprat kemudian menghilang.
" Kyaaa!" Teriak salah satu anak buah Ethel sambil menutup mulutnya dengan apa yang dilihatnya.
Aku bisa melihat dengan jelas, sebuah mayat sudah tergeletak di tanah, dan tubuh pria itu gosong. Pria yang tewas itu adalah magicians yang membuat mantra Destruction Active tersebut.
Ethel dan Ratunya menggeliat dengan tidak percaya. Revan masih hidup dan dia tidak terluka sedikitpun, begitu pula dengan Ian.
" Aku meminum darah istriku, sepertinya kalian lupa akan itu" kekeh Revan dengan santai, ia bahkan tidak terlihat takut.
Aku hanya bisa tersenyum, laki-laki itu untungnya sangat pintar. Aku tidak perlu khawatir dengannya bukan?
Ratu dan Ethel mulai mundur dari langkahnya.
" Kita perlu taktik baru, Ian.. kita harus mundur sekarang! Portal!" Seru Ratu magicians dengan panik seraya mengeluarkan tongkatnya dan melakukan mantra dengan cepat, dan melakukan teleport secepat mungkin.
" Ikuti mereka, Fairy Lil" gumamku pada fairy Lil yang langsung mengangguk dan menghilang.
Ian juga ikut berteleportasi dengan magicians yang lain.
" Akhirnya mereka mundur juga, kurasa magicians tidak bisa melawanku kali ini"
Revan pun langsung duduk di tanah dengan kasar. Terlihat ia keringat dingin. Aku pun dengan cepat menghapus keringatnya dengan sapu tangan.
" Kapan kamu belajar elemen petir? kamu tahu elemen itu bertolak belakang dengan elemen yang melekat denganmu sewaktu lahir"
Revan menggeleng, ia terlihat pucat. Ia berusaha menjelaskannya kepadaku.
" aku belajar elemen itu baru-baru ini, aku tahu elemen itu tidak begitu sempurna karena aku kurang latihan"
Aku pun tersenyum, dia benar-benar bisa diandalkan, walaupun ia tahu petir dan air tidak bisa bersatu, namun ia berusaha menguasai elemen terkuat itu.
" Sekarang saatnya kita pulang, sayang" Bisiknya sembari menggendongku dengan cepat.
Aku kaget sebentar, kemudian mengalungkan kedua lenganku pada lehernya dan mengangguk pelan.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
The Vampire King and the Queen Witch
VampirosRevan, penerus tahta Rumpthorn pergi ke dunia manusia untuk mencari pengantinnya.Tania, seorang penyihir setengah manusia, menjadi Ratu Revan. Apakah Revan akan menerima Tania lagi jikalau Revan tahu siapa Tania sesungguhnya? Bagaimana nasib para va...