Revan's POV
Tania- dia sudah seharian berada di UnderRealm. Aku tidak bisa menemaninya. Tentu saja karena makhluk sialan yang menempati UnderRealm tersebut. Mereka tidak pernah gagal dalam membunuh mangsa mereka. Walaupun mereka tidak kuat, jumlah mereka yang hingga tersebut membuat mereka menjadi monster yang ditakutkan.
Sesudah itu, para Titan juga tidak pernah mengizinkan makhluk apapun mengunjungi wilayah kekuasaan mereka, terkecuali Witches. Karena Witches adalah Daughter of Earth, dan Titan sendiri tercipta oleh bumi, maka mereka patut menghormati witches dan membela klan Witches. Raksasa terbesar yang kuat, satu-satunya makhluk yang bisa menghancurkan bumi. Itulah Titans. Maka dari itu, mereka sangatlah ditakuti oleh makhluk lain.
Titan adalah makhluk yang besar dengan jiwa manusia. Maka dari itu, mereka bisa mengubah wujud mereka seperti layaknya manusia. Bahkan jika mereka memerlukan kekuatan untuk melawan musuh, tangan mereka bisa menjadi batu keras yang susah untuk dihancurkan. Kaki mereka bagaikan beton yang tak akan pernah rubuh begitu saja.
Mereka lah ksatria yang abadi. Mereka tidak akan pernah mati. Mereka hanya akan tidur dibawah permukaan bumi. Menjaga struktur bumi tetap stabil, Sehingga Bencana-bencana alam dapat dihindari. Walaupun begitu, manusia tetap saja rakus.
Mereka tidak pernah puas akan apa yang mereka nikmati sekarang ini. Mereka terus mengeksploitasi kekayaan alam tanpa akal. Mengabaikan kenyataan bahwa semua kekayaan alam ini tidak bisa diperbaharui.
Mereka mulai membakar hutan, mencemari laut dengan limbah industri, dan sebagainya.
Mereka tidak pernah memikirkan nasib planet yang mereka tinggali saat ini.
Adapun yang mengerti akan bahaya Global Warming dan sebagainya. Namun yang menyadarinya masih dalam jumlah yang masih sedikit.
Namun itu bukan masalah bagiku. Itu ketamakan mereka. Itu murni kesalahan mereka jikalau para Titan sampai tidak bisa mengontrol kestabilan bumi lagi. Maka klan manusia mungkin akan hilang dari alam semesta ini.
Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarku.
Aku pun lekas membukakan pintu dan terlihat pelayan istana yang tengah bingung ingin mengatakan apa yang ada dibenaknya. Namun, seseorang sudah terlanjur berlari kepelukanku. Pelayan istana yang melihatnya, pun langsung memohon diri untuk beranjak dari sana. Aku pun mengiyakan.
Pertama-tama aku pikir wanita yang memelukku adalah istriku yang sedari tadi kutunggu. Namun kenyataannya, wanita ini hanya mirip. Wajah yang dimiliki wanita didepanku ini sangatlah mirip dengan wajah istriku sebelum ia menjadi witch dewasa.
Aku ingat jelas bentuk tubuh dan bagaimana wajah kecil dan polos itu menangkap semua perhatianku. Tapi, wanita itu sudah berubah menjadi wanita feminim, anggun dan cerdas. Dan itu membuatku teringat, bahwa wanita didepanku ini sama sekali bukan istriku.
" Revann.. aku kangen denganmu! bisakah kau menemaniku tidur?" Tanya wanita itu padaku.
Well, kalau dia Tania- aku akan langsung menerjangnya sekarang juga. Namun dia jelas bukanlah wanitaku. Tania tidak pernah manja. Tania tidak pernah bilang bahwa dia ingin didekap. Jelas, dia bukan wanita sempurna yang selalu ada dibenakku.
" Aku tidak ada waktu, sayang.. Mungkin lain kali? Aku harus menemui prajurit terlebih dahulu"
Aku benar-benar harus waspada. Kemungkinan wanita ini disini untuk membunuhku, atau membuat perhatianku teralih dari perang yang akan terjadi. Aku harus segera memperingati para prajurit di sekitar sini.
Karena firasatku, mereka akan membagi anak buah mereka untuk menyerang kastil dan hutan dimana aku ataupun keturunan raja berada.
" Sayang!" Teriak wanita manja itu sambil menyusulku. Ugh, dari bau badannya aku bisa mencium sihir magicians. Dan spirit air mengatakan bahwa tidak ada spirit sama sekali di sekitar wanita itu. Dan terakhir- bau darah wanita itu tidaklah sebegitu menarik seperti apa yang mengalir di tubuh Tania.
Aku mempersiapkan batalion pertama. Mereka sudah siap di barisan pertama. Aku mengisyaratkan tentang keberadaan Tania palsu. Namun aku tidak membunuhnya terlebih dahulu. Karena aku yakin, ini jebakan dari Ratu Magicians tersebut. Aku meminta Rain dan mama untuk bersiap-siap pergi ke hutan tempat dimana pelindung tersebut akan dibuat. Tapi kami harus menunggu kepulangan Tania terlebih dahulu. Para penduduk sudah dilarang keluar dari rumah mereka masing-masing dan menghentikan kegiatan mereka.
Aku juga sudah mengirim kelelawar untuk memantau keadaan, mengabari kerajaan lain tentang semuanya termasuk pasukan yang akan datang terlebih dahulu. Tentu semua itu kulakukan setelah aku menyuruh Tania palsu untuk kembali ke kamarnya. Dan memintanya untuk beristirahat lebih banyak. Tidak disangka, wanita itu sangatlah penurut. Sungguh, aku bingung, kenapa Magicians bisa mengirim wanita semacam itu?
Pasukan musuh yang akan menyerang duluan adalah werewolves. Mereka sedang dalam perjalanan. Dan Magicians dan yang lainnya belum bergerak sama sekali. Kenapa mereka tidak bergerak sama sekali? aku jelas bingung. Namun aku harus melawan mereka dengan apa yang kuamati barusan.
Tak berapa lama kemudian, Werewolves sudah mulai memasuki area kerajaan . Aku lekas turun ke area medan perang, namun kehadiran aroma darah yang manis tercium olehku. Tidak salah lagi, ini bau darah Tania. Dengan cepat aku mengirimkan kabar kepada Rain, mama dan yang lainnya, bahwa Tania sudah kembali dan mempercepat jalanku. Beberapa detik kemudian, aku sampai di kamarku. Tepat disana, aku melihat tania palsu tengah duduk di lantai dengan sebuah pisau yang ujungnya berlumur darah segar. Dan darah itu darah Tania.
Aku sempat emosi, dan hampir membunuh wanita yang ada didepanku ini. Namun aku tidak boleh gegabah. AKu takut ada mantra sihir disekitar wanita ini yang dapat memengaruhi sesuatu. Aku mempunyai firasat akan itu. Dengan kesal, aku menghampiri wanita itu dan berusaha untuk bersikap baik dengannya.
" Sayang! kamu tidak apa-apa?"
Ia terlihat ketakutan. Tangannya gemetaran walaupun ia sudah melukai Tania? Dia benar-benar gila!
Wanita itu hanya menggeleng. Lalu mulai memberikan cerita tidak jelas tentang ada ksatria yang terkena sihir dan menyerangnya. Sungguh tidak masuk diakal. Setelah berpura-pura menenangi wanita sialan itu, aku lekas melihat ke arah balkon. Tania tengah melihatku dengan cemas. Ia memakai kemeja putihku? Kemeja putih itu bahkan terlalu besar ditubuhnya. Namun sepertinya ia berhasil menyembuhkan lukanya dan tidak ada bau darah menempel di badannya.
Ia ternyata takut dimangsa ksatria vampire ternyata. Aku sendiri tersenyum. Ahh, andaikan saja yang berada disini adalah Tania. Tentu akan memeluknya sebentar dan mengelus rambut hitamnya yang bagus itu. Lalu mulai menggencarkan aksiku-
Ugh, sepertinya aku harus menghentikan khayalanku untuk sementara ini. Setelah wanita itu selesai menikmati makannya, aku mengajaknya untuk keluar dari kastil.
Sewaktu ia beranjak keluar dari kastil, ia terlihat sangatlah ketakutan. Bau darah dimana-mana. Tubuh werewolves yang berubah menjadi manusia dan mati secara sadis. Abu ksatria vampire yang terbang dan terlihat dimana-mana.
Wanita ini jelas ketakutan setengah mati. Ia bahkan menarik ujung lengan bajuku sambil mengelayut manja. Sungguh, kalau Tania bersikap seperti itu, aku akan dengan senang hati membimbingnya ke kasur- Dan lagim aku mulai dengan khayalan mesumku. Aku harap, anakku tidak mewarisi sikapku satu ini.
Pertama-tama wanita ini ingin kembali kedalam kastil. Namun aku menolak idenya, dan berusaha membuatnya keluar dari pelindung buatan Tania. Aku takut efek sihir yang melekat padanya akan merusak pelindung dari dalam. Maka dari itu, aku mengajaknya keluar dari pelindung buatan Tania. Dan bermaksud membunuhnya dibalik kabut tebal yang menyelimuti kami setelah kami keluar dari pelindung tersebut. Namun lagi-lagi aroma darah yang manis tercium olehku. Dan aku tanpa sadar, bergumam nama Tania.
Dan saat itu, pandanganku tertuju pada Tania. Warna iris matanya berbeda dari biasanya. Iris matanya berwarna merah darah. Dan dia dalam wujud Vampire nya. Sungguh, ia terlihat sangat menggairahkan. Apalagi dengan baju kemeja putih yang sedang dipakainya.
Wanita palsu itu terlihat kaget dengan kehadiran Tania dan mulai mengeluarkan tongkat sihirnya.
Ia bahkan mencoba mengelabuiku dan terakhir mengeluarkan sebuah pisau. Pisau yang sama dengan pisau yang tadinya ia gunakan untuk melukai Tania.
Aku tidak akan membiarkan wanita gila itu melukai istriku bukan?
Dengan cepat aku bertindak. Tanganku menerobos tubuh mungil tersebut. Tanganku sudah meraih jantung kecil tersebut. Dengan senang, aku pun meremas jantung tersebut hingga jantung itu tidak bersisa.
Wanita palsu itu mati seketika. Dan jantung yang tidak berbentuk itu lagi, langsung kubuang.
Kini tanganku berlumurkan darah. Lalu aku menjilati tanganku. Ugh, bahkan darahnya tidak berkualitas.
Aku pun melirik Tania. Dia tengah terperangah dengan kejadian tadi. Aku dengan cepat menghampirinya dan berbisik padanya.
" Shock, Honey?"
" kupikir kamu tidak akan mengenalku-"
Sungguh! Aku tidak akan tertipu akan dengan trik seperti itu. Aku pun menjelaskan kepadanya. Tidak , lebih tepatnya aku berusaha untuk merayunya. Kemudian aku memeluknya dan mulai menjilati lehernya. Hmm ingin sekali aku menghisap darah manis itu. Namun aku harus bertahan, karena aku yakin, Tania juga sudah kehilangan banyak darah. Lalu kuputuskan untuk menciumnya.
Dan tak lama setelah aku menciumnya, ia sudah memperingatiku. Well, aku tahu ini bukan saatnya. Maka dari itu, aku menghentikan aksiku, dan bermaksud bergerak ke hutan dimana jebakan tersebut dibuat.Disana, aku bisa melihat Ian tengah melawan Rain. Mama tengah melawan Ethel. Magicians lain tengah berlindung dari serangan api dari para Ksatria berlemen api. NAmun aku tidak bisa melihat keberadaan Queen Garde. Sampai aku benar-benar mengedarkan pandanganku, baru kusadari Ratu magicians tersebut tengah membuat sihir. Tania tanpa kata pun langsung menghampiri Queen Garde.
Pertempuran, benar-benar dimulai.***
Hii semuanyaaa!!!
Ini sudah hampir waktunya VKQW tamat. Sedikit lagi maka FIN.
Jika ada saran dan kritik, author akan dengan senang hati menerimanya :D
Terimakasih atas vote dan komennya :)
Author pemisi tidur duluuuuu :p
Ini pun ngetik super cepat, dalam 1jam ahahah. Kalau banyak Typo, harap makhlum yah ^^
Enjoy Readers! xD
KAMU SEDANG MEMBACA
The Vampire King and the Queen Witch
VampireRevan, penerus tahta Rumpthorn pergi ke dunia manusia untuk mencari pengantinnya.Tania, seorang penyihir setengah manusia, menjadi Ratu Revan. Apakah Revan akan menerima Tania lagi jikalau Revan tahu siapa Tania sesungguhnya? Bagaimana nasib para va...