hellooo~ makasih ud setia membaca readers!
Thanks uda vote and support *big hug*
Ohya, kritik dan saran masih diharapkan :D
Author tentu dengan senang menerimanya ^^
hmm.. Maaf kalau ceritanya mulai membosankan ><
Selamat membaca :)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Chapter 9
Tania POV
Aku bersiap-siap. Membawa segala sesuatu yang diperlukan untuk kepergianku. Sekarang tinggal menunggu Spirit angin kembali dan mengintrogasi Spirit air. Aku berhasil membuat spirit air mau tidak mau bertemu denganku. Saat air yang dikeluarkan Revan mengikat tubuhku, Spirit air sedang ada disana. Membuatnya mematuhi perintahku tentu mudah. Fairies dan spirit ada untuk menaati keinginan Witches.
Ngomong-ngomong dengan Revan.. aaaa! wajahku bersemu merah. Kenapa aku bisa menciumnya tanpa berpikir panjang? Dan parahnya, ia membalas ciumanku! OMG. Pipiku sudah seperti udang rebus. Namun.. Terakhirnya ia melepaskan diriku..
" Jangan mengasihaniku"
Ughh- sumpah, kata-kata itu masih terngiang-ngiang dikepalaku. Setelah itu, ia meninggalkanku sendirian.
Tapi, ciuman itu benar-benar bukan atas kasihan, bagiku. Aku tulus.
aaaa! aku harus bangun dari mimpi buruk ini! masih banyak yang harus kulakukan. Aku tidak bisa memikirkannya setiap saat. Revan mengizinkanku untuk pergi. Itulah poin pentingnya.
Dengan cepat aku bersandar di pintu kamar mandi.
" Wahai spirit air, keluarlah" Ucapku dengan pelan.
Spirit air pun keluar. Ia terlihat gugup. Baru kali ini aku melihat spirit yang gugup. Lucu sekali-
" anda memanggilku? Aku tidak merahasiakan apa-apa darimu, Witch" Kata spirit itu dengan polos. Matanya yang bulat seperti kelereng yang berlinang air mata.
Benar-benar polos! Aku bahkan belum membuka mulut untuk bertanya, ia malah sudah mengakuinya. Ingin sekali kucubit Spirit mungil dan lucu seperti inii aih!
" Spirit air- aku hanya ingin bertanya, dan kamu harus jujur. Apakah aku masih bisa berubah menjadi Witch yang sempurna?"
Ingin sekali aku mendengar jawaban, ' iya' . Ayolahh spirit airrr~
Spirit air menggeleng. Aku shock dan hampir tidak sadarkan dirii.. Ini bencana! Kalau aku tidak bisa menjadi witch, bagaimana aku bisa mengalahkan Ethel dan kawannya? Ughh! ini semua gara-gara laki-laki itu-
" Kalau masalah itu, anda harus menanyakan spirit Tanah, witch "
Aisshhh! syukurlah. Kupikir aku benar-benar tidak akan pernah menjadi witch yang sempurna.
"Spirit Tanah? Darimana aku bisa menemukan Spirit Tanah?"
Spirit Tanah seharusnya berada dimana saja, namun karena ia selalu menganggap segala sesuatu itu membosankan, ia hidup berpindah-pindah.
" Anda cukup mencari Spirit Api. Dia tentu tau tempatnya. Spirit Api berada di Hawai, earth"
Aku melongo sebentar, berusaha mencerna apa yang dikatakannya. Tunggu- Jangan bilang gunung Mauna Loa di Hawai sebentar lagi akan meletus. Spirit apiiiii! Apa kau tidak kasihan dengan pemandangan bagus di Hawai?! Atau lebih tepatnya ia sedang memakai baju pantai seraya berjemur dibawah sinar matahari yang terik sambil menggoda wanita-wanita cantik dengan bikini? Oke, aku mulai terpengaruh dengan yang namanya Hawai. Kamu seharusnya tidak disana! Ahya! aku harus kembali ke bumi?! Ini membuatku gila.
" Witch" Itu Spirit Angin, aku yakin akan itu.
" Spirit Angin, kamu sudah kembali. Bagaimana perkembangan diluar sana?" Tanyaku dengan antusias.
" Mereka sedang menuju tempat ini. Dengan werewolves sekitar 500, dan 3 magicians "
Hmmm.. Magicians cuma tiga? well, aku tidak takut. Tapi aku harus berhati-hati. Aku tidak mau ditangkat dengan cepat karena keterlambatanku membuat sihir. Hmm.. Bagaimana dengan para Vampire? mereka tentu akan cepat terhipnotis. Terkecuali Revan. Dia akan baik-baik saja. Karena Darahnya sekarang mengalir sedikit darah witch. Walaupun sedikit, itu mampu menangkal hipnotis dan ilusi yang dibuat magicians.
Sekarang, apa yang harus kulakukan? Hawai atau Perang?
Kalau aku memilih perang- Revan dan yang lainnya akan mengetahui jati diriku yang sebenarnya. Kalau aku memilih Hawai, mereka akan meluluh lantakan dunia ini. Apa yang harus kulakukan sekarang?
Berpikirlah Taniaa! berpikir!
Kalau aku tidak memberitahu mereka soal werewolves yang sedang menuju kesini- mereka tentu tidak akan ada persiapan. Hmmm.. Sepertinya aku harus mengambil langkah sekarang. Aku harus membantu mereka terlebih dahulu.
- Eastern Rumpthon-
-Author POV-
Dari keramaian tersebut, banyak dari mereka yang terlihat bergosip. Mereka bahkan terlihat semangat untuk mendengarnya dan bahkan menyebar luaskan isu tersebut.
" Raja Rumpthorn sedang berbulan madu dengan Ratu barunya di West Bouley. Raja benar-benar pintar mencari tempat yang romantis! Ratu harus bersyukur mempunyai suami seperti Raja!" Seru para wanita yang terlihat menginginkan hal yang sama terjadi pada mereka.
" Kalian yakin? " Seseorang terlihat meragukannya. Tatapan wanita yang lain pun akhirnya mengarah ke orang yang mempertanyakan kebenaran akan fakta tersebut.
" Kau tidak mempercayaiku?! Aku Enice sang ratu gosip! gosipku selalu terbukti kebenarannya dan bukankah kalian tadi melihat kereta kuda kerajaan lewat? " Wanita itu- lebih tepatnya Enice, Ratu gossip di Rumpthorn. Karena ia mengenal banyak orang, terutama dari keluarga Raja, bangsawan-bangsawan lainn sampai penjual darah binatang di pasar.
Seseorang dengan mata yang hijau melihat kejadian tersebut dan langsung pergi, meninggalkan keramaian disana.
- Rumpthorn Palace-
Strategy Room
Mereka semua, pemimpin-pemimpin negara di dunia tersebut sedang mengadakan rapat entah untuk kesekian kalinya.
Namun kali ini suasana terlihat lebih tegang. Mereka terlihat lebih serius dari biasanya.
Clara mulai membuka mulutnya lagi.
" Mungkin kalian tidak bisa memercayainya. Namun, apa yang kulakukan itu benar. Magicians tentu berpikir Ratu Rumpthorn yang sekarang ini adalah witch. Magicians tentu akan mengikuti kereta kuda tersebut."
Para menteri terlihat tidak setuju, begitu pula dengan Lord Arthemis dan Queen Paroah. Rain dan Revan memilih diam.
" Kalau mereka tidak terpancing dengan umpan tersebut? " Tanya Arthemis yang kelihatan kesal.
" kita akan melihatnya. Jikalau mereka menuju Bouley saat itu juga, maka kita mempunyai 5 hari untuk mempersiapkan pertempuran lebih matang. Yang terpenting, kita harus menyiapkan segala sesuatu dulu, jadi jikalau mereka tidak tertipu, kita sudah ada persiapan" Ujar Clara.
Tania duduk disamping Clara. Ia terlihat tenang.
" Darimana anda tahu bahwa mereka akan menyerang Rumpthorn?" Arthemis masih tidak mau percaya akan keputusan Clara.
Clara terkekeh. Sekarang ia terlihat ingin membuat tubuh besar pria itu remuk.
" Seseorang melihatnya dan melaporkannya padaku" Sahut Clara.
Arthemis pun mengalah pada akhirnya. Queen Paroah juga hanya mengangguk.
" Baiklah, rencanamu tidak mempunyai resiko. Jadi, berharap saja mereka terkena umpan tersebut" Sahut Paroah.
Akhirnya para menteri pun mengiyakan dan mereka melanjutkan membahas formasi-formasi yang akan dibentuk.
Clara dan Tania keluar dari ruangan tersebut.
" Tania..Kamu yakin bahwa Magicians tersebut akan mengikuti kereta tersebut bukan?" Tanya Clara. Ia masih agak bingung, namun ia berjanji akan membantu Tania.
Tania mengangguk cepat.
" Aku sudah meminta fairy Lil untuk meniruku. Mereka hanya menginginkanku. Walaupun aku tidak yakin kalau para werewolf akan mengikuti Magicians" Sahut wanita itu. Clara berusaha untuk tenang.
" Dengan begitu, kamu bisa ke Hawai bukan? berapa hari yang kamu butuhkan untuk mencari spirit api?"
"Sekitar 2 atau 3 hari, ma.. Tapi aku akan membuat perisai disekitar kerajaan terlebih dahulu. Para werewolves tahan sihir, tapi kekuatanku bukan terbuat dari sihir, melainkan spirit yang membantuku. Maka dari itu, para werewolf tidak akan bisa masuk. "
Clara mendengus,
" Kita bukan takut akan werewolf, kita hanya takut akan kekuatan para magicians, jikalau mereka sempat menggunakan mantra hipnotis penghancur, kita para vampire akan kalah telak"
Tania pun membeku sesaat, ia lupa akan hal penting tersebut. Ia berusaha mencari jalan keluar.
Clara pun terlihat makin gelisah, ia benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukannya.
" Bagaimana jikalau membuat lingkaran pelindung mantra itu dengan darahku?"
Clara pun terkejut untuk sesaat.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
- Rumpthorn palace's Gate-
Tania terlihat pucat, lebih tepatnya ia sudah kekurangan darah. Clara berusaha memberikan Tania pil darah, namun Tania malah menolaknya dengan alasan Revan tidak boleh meminum darah tidakj berkualitas. Maka dari itu, Tania hanya memakan sayuran yang waktu itu diborong Clara sewaktu pergi ke Eropa.
Setelah Tania menyiramkan campuran darahnya dan air disekitar kerajaan, tubuhnya roboh seketika. Clara menjerit, dan langsung memapah Tania kedalam istana. Revan yang mencium bau darah Tania langsung keluar menghampiri Clara dan juga Tania yang sudah tidak sadarkan diri.
" Ada apa ini?! Mengapa bau darahnya sampai menyelimuti seluruh istana?! Apa dia sudah gila sampai berusaha untuk bunuh diri?! " Revan terlihat meledak. Wajahnya merah padam, matanya berubah menjadi merah. Dengan sekejap ia pun menggendong Tania tanpa disuruh.
" Dia pingsan juga karena mu, anak bodoh!" Ujar Clara seraya meninggalkan Revan yang terlihat bengong akan apa yang dikatakannya.
- Revan & Tania 's Room-
Tania berusaha membuka matanya. Namun matanya terasa berat.
" Witch! Witch-" Spirit Angin memanggil Tania, berusaha untuk membangunkan daughter of Earth tersebut.
" Ada apa Spirit Angin?" Gumam Tania, sekarang matanya sudah terbuka lebar.
" Para magicians sudah menuju West Bouley"
Tania pun bangun dan beranjak keluar dari kasur. Namun ia baru berdiri dan sudah jatuh lagi. Untungnya tubuhnya jatuh ke kasur empuk itu.
" ouchhh... Bagaimana dengan para Werewolves?" Tanya Tania dengan lemah.
" beberapa dari mereka mengikuti Magicians, dan yang lainnya memutuskan untuk menunggu Magicians selesai dengan urusannya"
Tania pun menghela nafas, ia benar-benar lega. Walaupun kerongkongannya terasa menyiksanya-
Ia sedang haus sekali. Sangat.
Tanpa berpikir panjang, ia mengiris tangannya dan menghisap darah yang keluar tersebut. Tak lama kemudian, Revan langsung datang dan mendapatkan Tania tengah sibuk menghisap darahnya sendiri. Tania menoleh kepada Revan dan tersenyum lemah. Wajah Revan memucat untuk pertama kalinya, dirinya seperti ingin memarahi wanita didepannya tersebut, namun diurungkannya..
" Tidakkah kamu tahu aku sangat mengkhawatirkanmu?" gumam Revan seraya menjambak rambutnya sendiri. Namun ia pun langsung menurunkan kerah bajunya, bermaksud untuk menyuplai energi kepada Tania.
" Makanlah, aku tahu kamu sudah sangat lapar"
Tania pun menancapkan taringnya pada leher yang menggoda tersebut. Setelah beberapa menit, Tania tidak lagi menghisap darah Revan, ia hanya memeluk Revan dengan erat.
" Aku tidak pernah berpikir- " Sebelum Tania menyelesaikan kalimatnya, Revan sudah menempelkan bibirnya pada wanita tersebut.
" Walaupun aku tidak bisa mendapatkan hatimu, kau tetap milikku" Revan memeluknya dengan ketat, sambil mengelus kepalanya. Tania memilih diam, ia tidak mau lagi membuka mulutnya.
" Tania-" Seru Clara yang baru melesat masuk kedalam kamar pasangan tersebut.
Revan pun langsung melepaskan pelukannya.
" Ehem.. Maaf mama mengganggu kalian. Tapi, bagaimana kalau kalian ke bumi? lebih tepatnya Hawai. Dua hari tentu menyenangkan"
Tania terbelakak mendengar apa yang dikatakan Clara barusan. Revan langsung menaikkan alisnya,
" Ma, kita sebentar lagi akan perang. Kita tidak punya waktu untuk pergi ke sana" Revan melotot pada Clara. Ia merasa ada yang aneh dengan ibunya ini.
" Hmm.. bukankah mama tadi mengatakan Magicians sudah menuju ke West Bouley? " Ujar Tania seraya memberikan kode kepada Clara. Clara dan Revan pun kaget, dengan apa yang dikatakan Tania, namun Clara dengan cepat menanggapinya.
" Ah.. benar, anak buah mama mengatakannya pada mama" Clara pun terpaksa tertawa dan menghindari tatapan langsung pada anaknya itu. Revan takjub dengan berita itu dan langsung berdiri.
" Kalau begitu, kita harus memberitahukan kepada yang lain" Seru Revan dengan senang, ia beranjak keluar dari ruangan tersebut, namun dicegat Clara.
Revan pun menoleh kepada ibunya.
" Kalian harus berangkat ke Hawai sekarang juga. Kalian harus berbulan madu untuk dua hari ini" Ucap Clara dengan matanya yang berubah menjadi merah.
Revan dan Tania pun ternganga dengan apa yang dikatakan Mantan ratu Rumpthorn tersebut.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
- Earth, Hawai-
Tania POV
Aku memberitahukan mama- maksudku Clara tentang jati diriku yang sebenarnya. Pertama-tama Clara terlihat speechless, namun akhirnya ia menelaah semua yang kukatakan padanya.
Ia mau membantuku, dan sebagai imbalannya, aku membantunya untuk melindungi seluruh kerajaan dari hipnotis penghancur tersebut. Alhasil aku kehilangan banyak darah, namun Revan memberikanku sedikit darahnya sehingga aku sedikit bertenaga. Clara juga berjanji tidka akan memberitahu siapapun tentang hal tersebut. Ngomong-ngomong tentang Revan..
Ia tepat disampingku, dan sedang bingung dengan perintah yang diberikan Ibunya.
" Apakah kamu tidak merasa aneh? Mama menyuruh kita untuk membuat anak sedangkan kita sedang dalam perang"
Aku membisu seketika, apa katanya? membuat..... geez! Laki-laki ini benar-benar punya nyali!
" Apa mama tahu kita sedang tidak baikan?"
Oke, aku mulai muak dengan pikriannya. Siapa yang tahu kalau kita sedang bertengkar? Dan satu lagi, kamu yang menutup mulutku sewaktu aku ingin menjelaskan perasaanku! jadi jangan salahkan aku, manusia bodoh! hmmm.. Maksudku vampire, hehe..
Oke, sekarang aku tidak punya waktu untuk meladeni laki-laki ini.
" Mau keluar atau tidak? kalau kamu tidak mau ikut, maka aku akan pergi sekarang juga" Aku melirik Revan dengan tatapan kesal. Ia malah tersenyum manis padaku. Ini pertama kali aku melihatnya tersenyum seperti itu... Jantungku berdenyut lebih cepat dari biasanya dan bahkan aku merasakan ia sangatlah menawan? Omg. Stop it, Tania.. Kamu tidak ada waktu untuk memikirkan hal mesum disaat genting ini. Kurasakan pinggulku dipeluk. Aku bisa merasakan tangan besar yang menyentuhku- untuk sejenak aku nyaman dan juga senang.
" Ayo Jalan, kamu mau kemana?"
Aku menoleh pada laki-laki tersebut. Ia menatapku dengan lembut, aku bisa merasakannya.
" hmm.. ba- bagaimana , bagaimana dengan Mauna Loa? aku sedang ingin ke gunung" Kataku dengan terbata-bata. Kenapa aku gugup seperti ini?!
Laki-laki itu pun mengangguk, dan membukakan pintu untukku. Ia terlihat Gentleman sekali. Kenapa baru sekarang aku merasakan perhatiannya? Kenapa bukan dari pertama kali aku bertemu dengannya?
Sebenarnya, kesan pertamaku dari Revan adalah 'player' , alias musuh utama para wanita dengan wajah yang mampu menakhlukan semua makhluk dimuka bumi ini. Ugh, kurasa pun dia bisa menjadi Hallyu Star di Korea. Dia benar-benar mempesona. Namun karena aku tidak mau begitu percaya dengannya.. aku, aku tidak mau memikirkannya. Bukankah seorang Raja selalu mempunyai selir? Walaupun aku sekarang ratu, namun pada akhirnya aku akan diduakan. Tapi jikalau aku melihat hubungan Clara dengan Rain, mereka bahkan masih terlihat mesra. Padahal mereka sering bertengkar dan adu mulut, dan baikan di saat yang bersamaan. Sungguh, bukankah itu membuat semua wanita iri dengan Clara?
Sekarang, aku hanya berharap, mungkin aku bisa berbaikan dengan Revan selama dua hari ini. Aku benar-benar ingin dirinya mengerti akan perasaanku sekarang ini. Meskipun aku tidak tahu harus bagaimana membuat laki-laki itu mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Vampire King and the Queen Witch
VampireRevan, penerus tahta Rumpthorn pergi ke dunia manusia untuk mencari pengantinnya.Tania, seorang penyihir setengah manusia, menjadi Ratu Revan. Apakah Revan akan menerima Tania lagi jikalau Revan tahu siapa Tania sesungguhnya? Bagaimana nasib para va...