Chapter 15 - The Old Story

20.7K 939 43
                                    

Pintu terbuka, dan terlihat salju-

Wilayah Titans-
Wilayah dimana salju selalu akan menyelimuti daerah tersebut.
Mereka hanya bisa bertahan dengan salju, karena itu satu-satunya cara untuk mereka agar bisa mempertahankan wujudnya.

Tania mengetatkan jaket berbulunya. Ia sudah mempersiapkan jaket itu karena peringatan dari spirit Angin. Wanita itu mengambil nafas dan menghembuskannya dalam-dalam. Terlihat uap panas keluar dari mulutnya. Ia tersenyum sendiri, ia masih sempat bermain dengan hal-hal yang sudah lama tidak ia lakukan.

Setelah beberapa lama ia berjalan diatas tumpukan salju tersebut, terlihat kota kecil dari kejauhan.
" Itu pemukiman para Titans, witch. Anda harus berhati-hati. Kemungkinan disini mereka memasang perangkap" Ujar Spirit angin. Ia takut, mereka memasang ranjau diatas tumpukan salju tersebut.
Tania menggeleng, ia bingung kenapa mereka tidak menempatkan beberapa penjaga saja disekitar pintu tersebut? kenapa harus memasang perangkat seperti ini?

Karena takut akan apa yang diperingati Sang Angin, Tania memakai elemen airnya untuk membersihkan salju, namun salju tersebut tidak larut.
" Kalau saja ada garam disinii" gumam Tania sedikit depresi.
Setelah ia berpikir keras, sebersit ide terlintas dalam pikirannya.
" Kalau begitu, aku harus mencoba melayang bukan?"
Spirit angin pun menjaga keseimbangan Tania di udara, karena wanita itu baru pertama kali mencoba melayang.

Sampai beberapa meter didepan pintu masuk kota kecil tersebut, Tania mendarat keatas tumpukan salju tersebut lagi, kemudian terdengar suara-
peep peep peep!
Duarrrrr!
Ledakan itu besar, dan suara ledakan tersebut mungkin bisa terdengar sampai beberapa ratus meter.
Tania kaget sebentar, ia tidak tahu bahwa ia menginjak ranjau tersebut.
Untungnya, sang angin membuat pelindung secepatnya setelah mendengar bunyi yang membuat adrenalin Tania berpacu cepat.

Tiba-tiba Para Titan keluar, dengan wujud mereka yang setengah sempurna-
" KAU! SIAPA KAMU BERANI MEMASUKI WILAYAH KAMI ?!" Seru salah satu dari mereka. Mereka sudah bersiap-siap untuk menyerang Tania, apabila Tania benar-benar membuat gerakan yang mencurigakan.
Tania menoleh pada para Titan, dengan matanya yang hijau tersebut. Seketika, banyak dari mereka pun menunduk hormat,
" Daughter of the Earth"

***

Laki-laki berambut pirang terang tersebut duduk didepanku, dan menatapku seakan masih meragukan keberadaanku. Kami sedang berada di ruang makan Kerajaan Titans. Raja mereka secara pribadi mengundangku. Dan laki-laki didepanku dengan wajah yang memikat hati itu adalah Raja Titan.
Aku tidak suka tatapannya- tatapannya seperti ingin menerkamku.
Apa yang bisa kudeskripsikan akan laki-laki itu adalah- Playboy.
Ia terlihat ingin menelanjangiku sekarang juga, Sungguh aku benci tatapan itu.
" Aku datang bukan untuk mencari anda. Aku hanya perlu melihat witch yang pernah memberikan kutukan pada vampire" Ujarku dengan tegas, Well, aku tidak takut padanya. Walaupun ia adalah Titan, lebih tepatnya, Raja Titan.

Pria itu berjalan mendekatiku, ia mengangkat daguku dengan tangan kanannya sehingga aku bisa melihat wajahnya dengan jelas.
" Kau setengah vampire setengah witch. Aku tidak bisa membiarkanmu menemui witch murni" Ujar Pria itu dengan angkuh. Aku menantangnya dengan tidak mengendip mata dan mengernyit.  Bagaimana bisa laki-laki itu mengetahui bahwa aku setengah vampire? Padahal aku yakin aku sudah menutupi bau vampireku.

" Aku hanya perlu bertemu dengan spirit yang masih melekat pada witch tersebut, Apa tidak bisa? Aku juga witch"
Ia terkekeh, membuatku semakin terusik.
Laki-laki ini mirip dengan Revan sewaktu pertama kali aku mengenalnya. Egois dan angkuh.

Ia harus tahu, aku sedang serius dan tidak ada waktu untuk bermain dengannya.
Kemudian ia mendekatkan wajahnya. Kali ini aku bisa merasakan nafasnya. Ternyata para Titan juga bisa bernafas. Mereka seharusnya adalah Batu atau tanah berbentuk seperti raksasa, namun mereka bisa berubah sesuai dengan apa yang mereka kehendaki. Karena bentuk asli mereka yang sangatlah besar, mereka pun mengambil bentuk manusia untuk ruang gerak yang tidak terbatas.

" Kau serius ternyata, baiklah.. aku akan membawamu ketempat dimana witch itu berada, tapi ingatlah.. Jangan sampai rohmu dihisap oleh nenek moyangmu sendiri"
Aku terkekeh, bagaimana bisa aku membiarkan seseorang yang seharusnya sudah meninggal merasuki tubuhku?
" Roh mereka masih berada ditubuh mereka walaupun tubuh tersebut sudah disegel.. Ikuti aku, jangan sampai tersesat "
Aku mengangguk.

Setelah kupikir-pikir laki-laki ini ternyata tidak seburuk dengan apa yang ada dibenakku.
Setidaknya ia memperingatiku tentang hal itu. Dan, sewaktu ia mendekatkan wajahnya padaku, ia sama sekali tidak melakukan hal-hal yang tidak senonoh.
" Kau tidak jadi menemui witch itu?"
Aku terkejut, lalu bangkit dari kursiku dan berjalan mengikutinya dari belakang.

Kami berjalan sepanjang lorong gelap, aku tidak begitu bisa melihat dengan jelas. Maka dari itu, aku hanya bisa berpegangan pada ujung baju laki-laki tersebut.
" Siapa namamu, Witch?" Tanya laki-laki itu dengan suaranya yang dalam.
Benar juga, aku belum mengenalkan diriku. Aku hanya mengatakan padanya bahwa aku seorang witch, tanpa nama. Sungguh, Kenapa aku melupakan hal sepele itu?

" Tania Rumpthorn"
Ia tiba-tiba berhenti sehingga hidung membentur punggungnya yang besar itu.
Kemudian sebuah pintu terbuka- bukan, lebih tepatnya dinding itu berputar.
Aku terperangah, sungguh aku terkesima.
Kami pun memasuki ruangan terselubung tersebut, dan dinding tersebut kembali berputar menutup.

Ruangan yang kumasuki ini benar-benar ajaib. Es masih menyelubungi ruangan ini.
" Awas licin"
Aku lagi-lagi berpegangan pada Raja Titan tersebut.
" Ini tempatnya, yang berada di paling depan, dialah Thalitha Vencia. Witch yang diperebutkan beberapa raja dari klan Vampire. Witch tercantik yang pernah ada, dan Witch yang mengalami sakit hati yang mendalam" Ujar laki-laki itu rasa simpatinya.

Benar, perempuan yang ada didalam bongkahan es ini sangatlah cantik. Rambutnya cokelat panjang sampai pinggang. Bulu matanya panjang dan lentik, bibirnya merah seperti delima.
Bentuk tubuhnya juga sangatlah indah. Ia bagaikan bidadari yang turun dari kayangan, bukan seorang witch.

Aku memerhatikan spirit-spirit yang berada di sekitar bongkahan es tersebut. Aku bisa melihat dengan jelas, spirit Tanah masi menempel didekat bongkahan es tersebut.
" Wahai spirit Tanah, dengarkan aku" Ujarku spontan.

Aku tidak mau kehilangan kontak dengan spirit tanah, karena spirit inilah yang paling susah kutemui.
Spirit Tanah pun menghadap padaku. Ternyata spirit tanah sangatlah setia kepada Witch Thalitha, sampai tetap menemani witch itu..
" Spirit mana yang memengang kendali penuh atas kutukan terhadap klan vampire?" Tanyaku dengan tegas.
Raja Titan pun memberiku ruang untuk berdiskusi dengan para spirit. Ia dengan tenangnya bersandar di tembok es.

" Aku yang bertanggung jawab, Witch-" sahut salah satu spirit dari beratus-ratus spirit yang berada di sekitar bongkahan es Thalitha.
Spirit itu mempunyai hawa merah-
Tidak salah lagi, ia yang bertanggung jawab.
" Aku ingin memintamu untuk melepas kutukan yang kamu pertahankan sampai sekarang"
Spirit itu menggeleng.
" Tidak semudah itu, witch.. Aku tidak mau mengkhianati Witch Thalitha.. Dan Klan Vampire itu pantas mendapatkan kutukan tersebut"

Aku mulai mengernyitkan dahiku. Masalah apalagi ini?!
" Apa salah Vampire tersebut?" Tanyaku dengan tajam. Aku benar-benar muak.
Aku tahu Arthemis itu bajingan. Tapi walaupun begitu, tidak ada salahnya membiarkan ia terbebas bukan?
" Kamu tidak tahu, Tania?" Tanya Raja Titan dengan sedikit seringai.

Aku menoleh laki-laki itu tanpa disuruh. Dan meminta penjelasan.
" Witch itu pernah jatuh cinta dengan seorang vampire, namun vampire itu bahkan tidak pernah melihatnya sebagai seorang wanita, dan bermaksud memakan hatinya. Muak dengan kenyataan itu, Thalitha pergi dari kerajaan tersebut dan menemui vampire lain. Dan lagi-lagi, vampire itu adalah Raja"
Aku kaget, Raja? Jangan bilang-

" Raja? dan laki-laki yang ia cintai itu adalah Raja?" Tanyaku.
Laki-laki itu hanya mengangguk membenarkan.
Kalau begitu Arthemis- adalah laki-laki yang dicintai Thalitha?
" Dan kali ini ia bertemu dengan Raja Vampire yang sangat baik. Dan akhirnya witch itu jatuh cinta lagi untuk kedua kalinya. Namun, Raja vampire itu tidak pernah menganggapnya lebih dari sebatas teman. Karena, Raja itu mempunyai ratu yang sudah disediakan untuknya saat umurnya entah keberapa"
Itu tidak salah lagi, Raja Rumpthorn.
" Itu Raja Rumpthorn.." gumamku.

Raja Titan tersenyum, dan mengangguk.
" Sekali lagi, witch itu patah hati. Namun ia tidak pernah membenci laki-laki itu. Laki-laki itu memperlakukannya dengan baik, bagaimana bisa ia membenci laki-laki sebaik itu? Lalu suatu hari, Raja Rumpthorn mengadakan pesta. Lagi-lagi, wanita itu bertemu dengan seorang Raja. Namun Raja kali ini sangat tergila-gila padanya, walaupun ia sudah mempunyai ratu yang sangat cantik dan bijaksana. Berkali-kali ia mencoba meniduri wanita tersebut. Namun usahanya selalu gagal. Sampai terakhir kali, ia memberikan obat tidur kepada wanita itu dan membimbingnya ke kasur. Sungguh wanita yang malang. Waktu itu, Raja Rumpthorn sedang dalam perang dengan Klan Silver untuk merebut istrinya kembali. Wanita itu tidak bisa menyalahkan Raja Rumpthorn atas kejadiaan yang menimpanya. Ia tidak berani lagi menemui Raja Rumpthorn, dan kabur dari kerajaan tersebut sebelum Raja Rumpthorn kembali dari medan perang. Wanita itu tanpa ia sadari, ia berjalan menuju kerajaan dimana Raja yang menginginkan hatinya itu berada."

Kali ini Raja Titan mengambil nafas, ia terlihat capek.
Lalu ia kembali lagi bercerita.

" Dan Tentara-tentara Raja itu ditugaskan untuk membunuh Witch tersebut dan mengambil hatinya. Sejak saat itu, wanita itu hidup dalam pelarian. Sampai sekali lagi ia bertemu dengan Raja Rumpthorn.. Laki-laki itu terlihat lesu. Witch itu pun menghampiri laki-laki itu, bermaksud untuk menghiburnya. Tanpa wanita itu sadari, ternyata ada pembunuh bayaran yang sudah mengarahkan anak panah padanya. Karena Spirit Tanah tidak menyadari kehadiran pembunuh bayaran tersebut berhubung ia bersembunyi diatas dahan pohon- dimana bukan jangkauan Spirit Tanah. Anak panah pun dilepaskan. Kabar baiknya, Witch itu tidak mati. Dan kabar buruknya, anak panah itu mengenai jantung Raja Rumpthorn yang berusaha melindunginya. Murka karena kematian laki-laki yang sangat ia cintai, ia pun membuat kutukan tersebut. "

" Ternyata laki-laki itu pantas untuk dikutuk" Rutukku.
Arthemis benar-benar dingin, dan tidak berprikemanusiaan. Aku tahu dia bukan manusia, tapi bisakah ia bersikap baik?!

"Dan, sebelum ia menyerahkan dirinya untuk disegel, ia memberitahu masalah bagaimana dirinya kehilangan keperawanannya kepada Istri laki-laki yang menodainya. Dan sejak saat itu, Raja kehilangan kekuasaannya"

hmmm.. benar-benar cerita yang panjang..
" Spirit, Aku adalah Istri dari Raja Rumpthorn yang sekarang. Aku memerlukanmu untuk melepaskan kutukan tersebut, kalau tidak, bisa saja Laki-laki itu berkomplot dengan werewolves untuk mengalahkan Rumpthorn. Witch Thalitha tidak akan membiarkan Keturunan Rumpthorn mati begitu saja bukan?!"

Spirit itu terdiam, tidak bisa berkata apa-apa. Lalu ia melepas ikatan di tangan kanannya.
" Dengan begini, Laki-laki itu tidak lagi terkutuk. Anda puas, Witch?"
Aku terkesima. Hanya begitu? Hanya begitu? Setidaknya aku harus berterimakasih pada spirit yang sudah memberikan Arthemis kesempatan.

" Maaf, Witch Thalitha.. Aku tahu akan sakit yang anda rasakan. Namun ini juga demi cucu laki-laki tersebut" Aku menunduk hormat, lalu menoleh pada spirit Tanah.
" Aku datang untuk membahas mengenai masalahku tentang Vampire dan Witch"

***

huaaaaa akhirnya selesai bagian inii :D
Selamat membaca readers ^^

The Vampire King and the Queen WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang