Hello Readers ^^
Maaf atas keterlambatannya ><
Langsung aja yah chapter 10nya,
Selamat membaca! xD
Chapter 10
Hawai, Earth-
Tania POV
Well, aku harus menghemat waktuku. Aku tidak bisa keluar waktu siang hari karena matahari yang menyengat tersebut, dan bahkan sekarang jadwal tidurku adalah siang! Inilah mengapa Vampire tidak pernah keluar sewaktu siang didunia manusia, mungkin terlalu sibuk untuk tidur. Kemarin malam aku pergi ke puncak Mauna Loa, bersama Revan.
Kami berjalan sambil berpegangan tangan sepanjang perjalanan. Tangannya yang kokoh dan besar itu memberikanku kehangatan. Sewaktu aku tersandung, Ia menangkapku dengan mudah. Aihh.. memikirkannya saja sudah membuat pipiku panas. Aku semakin nyaman berada di sampingnya, entah mengapa, tapi aku ingin selalu berada disampingnya, menggenggam tangannya, dan dan...
Astaga Tania.. Kamu tidak punya waktu untuk memikirkan hal seperti ituu! Aku memukul pipiku dengan pelan, berusaha untuk serius. Walaupun seharusnya kita berbulan maduu... Arghh! Stop! Stop! Fokuss!
Kembali ke masalah Mauna Loa. Disana tak ada tanda-tanda spirit api muncul. Walaupun kawah Mauna Loa sudah terisi sedikit cairan lava panas tersebut. Apakah Di gunung lain? Ughh.. anybody with Laptop?! Ingin rasanya aku mencarinya di search engine. Mungkin aku harus meminjamnya di resepsionis? Hmmm.. Bego! Kenapa tidak langsung menanyai resepsionisnya saja gunung berapi apa saja yang ada disini! Ughh.. Aku pun bangun dari kasur, Revan sudah tidur tiga jam yang lalu, bertepatan dengan naiknya matahari. Hari ini aku tidak akan tidur sama sekali. Aku pun berjalan keluar menuju resepsionis.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Gunung Kilauea.. Gunung Hawai.. itulah yang tersisa. Apa aku harus mencoba ke Kilauea terlebih dahulu? Aku harus melakukannya sekarang. Aku mesti berpakaian hitam tebal, juga topi, dan lain-lain. Aku sangat memerlukannya untuk menutupi kulit pucatku ini yang sedikit takut akan sinar matahari tersebut. Dan satu lagi, vampire tidak mempunyai kekuatan penuh waktu siang hari, walaupun begitu, aku masih tetap witch bukan?. Kalau tidak salah, ada butik didalam hotel ini. Mungkin aku harus menghabiskan uang-
Omg.. Bentar, bagaimana Revan membayar uang hotel semalam?! aduh, ini gila.. jangan bilang ia membuat ingatan palsu pada penjaga resepsionis tersebut!
Langkah kakiku yang kasar dengan sendirinya melangkah menuju kamar, dimana Revan sedang tidur telungkup, berusaha menutup seluruh mukanya dengan bantal. Ia tidak memakai atasan, sehingga aku bisa melihat punggungnya.
" Revv.. Revannn! Ayolah, jangan tidur dulu! kamu berhutang penjelasan padaku!" Aku berusaha mengelayut tangan Revan, namun tetap saja. Badannya masih kaku dan bahkan tidak terlihat ingin bergerak. Aku pun dengan tidak sabar menyikut pinggangnya, dan menggelitikinya.
" Ouuuww, ouwww.. Sayang, bisakah kamu tidak menganggu tidurku? Aku ngantuk!" Gerutu Revan seraya membalikan badannya dan, ia masih menyembunyikan wajahnya.
Aku pun merebut bantal yang ia pegang dengan erat, membuatnya spontan membuka mata. Terlihat mata beriris biru laut tersebut sedang menatapku dalam-dalam.
Aku tersenyum, aku suka dengan ekspresi mukanya yang ini. Ingin jujur tapi tidak bisa, hanya itulah yang bisa kudeskripsikan.
Ia langsung menarikku ke pelukannya, dan berhasil membuat putaran cepat, sehingga sekarang ia menindihku.
" Kamu membangunkan serigala yang tidur, sayang" ucapnya sambil memainkan rambutku yang agak berantakkan sekarang. Ia mencium rambutku-
Kenapa aku merasa deg-degan?! Oo.. tidak di siang hari seperti ini! kita sudah mau perang!
Aku ingin berontak, namun ternyata ia hanya mengelus kepalaku dan bangun. Laki-laki itu sudah sukses membuat jantungku berdenyut kencang, dan berteriak histeris. Namun, aku sekarang hanya bisa melihat, tidak menyentuhnya.
" hmmm... Ka-kamuu bagaimana membayar uang hotel?" Tanyaku dengan tebata-bata.
Ia terkekeh, lalu menatapku.
" Tentu dengan kartu kredit, mama mempunyai banyak kartu itu karena ia sering ke bumi untuk jalan-jalan" katanya sambil beranjak menuju kamar mandi. Aku masih terbelakak mendengarnya.
Kartu kredit?! ini gila!----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Revan tepat berada disampingku. Ia sedaritadi bergerutu tidak jelas. Tepatnya ia tidak berhasil membujukku untuk kembali ke hotel sebelum kami berdua pingsan. Memang benar, sinar matahari dan panasnya membuat kami lemas. Aku sudah lemas sedari tadi namun aku masih punya tenaga, begitu pula dengan Revan. Walaupun mulutnya bercelutuk terus menerus, ia masih tetap menemaniku ke gunung Kilauea. Sudah setengah perjalanan, dan akhirnya aku beristirahat sebentar di Pos-pos yang memang disediakan untuk para pengunjung beristirahat sejenak.
" Sepertinya aku tidak punya tenaga lagi" Ujar laki-laki itu dengan nafas terengah-engah.
Aku melototi Revan dengan tampang ingin menerkamnya. Ia pun terdiam, dan akhirnya ia angkat tangan. Ia tidak berani berkutik denganku.
" Kenapa kamu suka sekali hiking?! kalau hiking di malam hari, aku tentu akan menikmatinya juga,. Tapi lihat! Matahari itu sedang bersinar dan mengibaskan ekor apinya!"
Aku pun berjalan mendekati Revan, mengambil tindakan yang mungkin bisa membantu mulutnya tertutup untuk beberapa saat.
Ia terdiam sesaat, seperti dugaanku. Namun aku tidak tahu dia terkekeh, dan akhirnya tersenyum parau.
" Lagi-lagi kamu melakukannya karena kasihan padaku, sungguh, aku capek"
" Aku tidak melakukannya karena kasihan! Revan Bodoh!" Teriakku dan langsung berlari menjauhinya.
Aku benci dengannya! Aku benci! kenapa ia tidak bisa mengerti perasaanku?! Setiap kali aku mengambil tindakan, dia berpikir bahwa aku hanya kasihan padanya. Apakah seseorang bisa mencium orang lain jika ia tidak menyukainya? Tidak! dan dia selalu berpikir aku tipe yang kasihan dengan orang lain dan memberikan harapan palsu! Aku benci dengan ide itu!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Vampire King and the Queen Witch
VampireRevan, penerus tahta Rumpthorn pergi ke dunia manusia untuk mencari pengantinnya.Tania, seorang penyihir setengah manusia, menjadi Ratu Revan. Apakah Revan akan menerima Tania lagi jikalau Revan tahu siapa Tania sesungguhnya? Bagaimana nasib para va...