Lord Arthemis tepat berdiri di tengah-tengah lorong koridor menuju kamar Tania.
Tania sedikit waspada akan kehadiran laki-laki itu yang tadinya sangat membahayakan nyawanya.
Arthemis, menoleh ke Tania dan menatapnya dengan sayu. Tania tahu, laki-laki itu tentu tersiksa akan penderitaan yang dialaminya selama beribu-ribu tahun ini.
Ia akan segera mati- namun ia masih belum mempunyai keturunan meskipun ia mempunyai banyak selir.
Laki-laki ini benar-benar dikutuk oleh WITCH.
Ia tidak diperbolehkan mempersunting ratunya. Sesaat setelah ia mempersunting seorang wanita menjadi ratunya, wanita itu akan tewas mengenaskan. Mulai dari benda tajam yang menembus jantung, terbakar oleh api yang tidak pernah ada, dan terakhir- lenyap begitu saja, atau lebih tepatnya berubah menjadi abu.
Ini semua yang harus dibayar Arthemis akan perbuatannya saat itu, yaitu
Mencoba memakan hati seorang Witch-Witch itu mungkin kejam, namun setidaknya ia tidak membunuh Arthemis dengan tangannya sendiri. Ia memilih memberikan kutukan-kutukan, termasuk kutukan yang melekat di kerajaan Huberg- wilayah kekuasaan Queen Paroah.
Semua ini terjadi sewaktu semua penduduk vampire masih memilih darah manusia dan creature lainnya-Mungkin Rumpthorn boleh sombong, berhubung mereka tidak terkena kutukan tersebut, namun lebih tepatnya waktu itu Raja Rumpthorn sudah cukup depresi dalam mencari ratu mereka yang selalu diambil alih oleh keturunan Silver. Raja Rumpthorn tidak pernah ingin mencari kekuatan yang lebih dari apa yang mereka dapatkan dari ratu mereka. Mereka vampire yang setia- Mereka vampire yang bisa patah hati layaknya manusia.
" tolong hapus kutukan sialan tersebut, witch" pinta Arthemis.
Tania terperangah, lalu mengangguk.
" Kalau begitu, aku perlu menemui Titan" sahut Tania sembari berjalan melewati Arthemis.
Arthemis dengan cepat mencegat wanita itu, dan meminta penjelasan dengan apa yang dimaksud wanita tersebut.
Tania menghela nafas,
" Spirit yang berperan mengutukmu itu... ia masih menaati witch tersebut- maka dari itu, aku harus mencari witch yang mengutukmu itu. Ia seharusnya bersama Titan sekarang, atas perbuatannya.. "
Perlahan, ia membiarkan wanita itu pergi. Ia menatap tidak percaya pada Tania sampai ia hilang dibalik kegelapan.
" Wanita itu, bermaksud untuk pergi ke Underrealm??"***
Tania tengah mondar mandir. memikirkan alasan apa yang harus ia gunakan untuk meminta izin kepada suaminya itu. Walaupun pria itu sudah berjanji ingin menemaninya, tapi tetap saja.
UnderRealm bukan dunia yang bisa dimasuki semua orang. Memang vampire akan cocok masuk kesana berhubung mereka sangat kuat, namun monster-monster disana pasti akan membunuh semua yang hendak memasuki dunia mereka. Menggunakan segala cara untuk mengelabui, kemudian Tamu yang tidak diundang akan dibinasakan, kecuali Witch. Mereka tidak bisa melukai witch karena witch adalah teman baik Titan. Mereka tidak akan pernah berani melawan Titan yang menjadi monster paling ditakuti di UnderRealm." Kamu kenapa, sayang?" Tanya Revan yang muncul dalam hitungan detik. Laki-laki itu memeluk wanita itu dari belakang, sambil menopang kepalanya di atas pundak Tania. Sesekali, ia menoleh ke leher putih yang sangat halus itu. Lalu perlahan taring Revan terlihat jelas dan tenggelam didalam kulit Tania.
Tania merintih sedikit karena ia tidak tahu bahwa Revan akan makan secepat ini.
" Re... Revan..."
Pria itu masih sibuk menjilati sisa darah yang ada disekitar leher Tania.
Wajah Tania mulai merona, iya bisa merasakan kenikmatan itu.
Melihat reaksi Tania, Revan langsung menggendong wanita itu dan membimbingnya ke atas kasur.
Sekejap setelah Revan menindih Tania, wanita itu pun teringat dengan apa yang harus ia diskusikan dengan Revan.
" Tunggu Revann..akuu-" Belom sempat ia menyelesaikan kalimatnya, laki-laki itu sudah menciumnya.
" Baiklah, kamu boleh pergi ke UnderRealm, namun tidak sekarang, sayang. Karena aku tidak dapat lagi menunggu"
Tania kaget mendengar apa yang barusan dikatakan Revan. Lalu ia memeluk laki-laki itu dengan erat. Ternyata membiarkan Revan meminum darahnya, sangat membantunya kali ini. Lewat darah, apapun yang dipikirkannya akan disalurkan langsung ke suaminya.Setelah beberapa jam, Tania mulai mengenakan pakaian terfavoritnya- Jeans selutut dan T-shirt. Ia sedang bersiap-siap untuk perjalanannya ke UnderRealm.
" ehemm.. Kamu bermaksud menggodaku lagi? " Canda Revan yang masih berada diatas kasur. Tania hanya bisa memanyunkan bibirnya yang merah delima itu.
Manis, itulah yang ada dibenak Revan. Setelah beberapa kali ia mendekap wanita itu kedalam lengannya, masih saja ia tidak bosan. Ia bahagia dengan istrinya.***
Queen Garde dan beberapa anak buahnya- Ethel sudah berkumpul. Kaum magicians yang pintar dalam sihir hanyalah beberapa. Boleh dibilang, populasi Magicians sangatlah dikit. Hanya sekitar puluhan. Dan terlebih lagi, kebanyakan dari mereka semua hanya apprentice, yaitu pemula.
Ian sendiri bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Keberadaan Magicians dan Witch menguntungkan kedua pihak. Jika keberadaan kedua makhluk sihir tersebut tidak ada, maka tak ada strategi yang perlu disusun. Ia hanya perlu menyerang langsung kerajaan Rumpthorn. Laki-laki itu hanya perlu menghancurkan Rumpthorn. Tidak, lebih tepatnya Raja yang membunuh Soulmatenya waktu itu." Jadi Apa yang harus kita lakukan?" Ethel benar-benar bingung dengan apa yang harus ia lakukan.
Bahkan ratu mereka saja tidak bisa melakukan apapun. Memasang jebakan? Witch tidak akan terkecoh semudah itu. Apalagi dengan keberadaan spirit Angin yang selalu berada disampingnya. Spirit itu tentu akan sangat membantu witch tersebut.
Tiba-tiba sebuah burung gagak dengan mata merah abu-abu menerobos ruang vacum mereka, kemudian burung itu tepat mendarat di pundak sang ratu.
Burung tersebut seperti berbisikan sesuatu kepada Queen Garde, kemudian burung tersebut terbang lagi. Sekejap setelah itu, Queen Garde tertawa puas, ia seperti manusia yang kerasukan, tidak- dia bahkan bukan lagi manusia. Awalnya mereka memang manusia, namun sekarang karena nafsu mereka yang besar akan kekuatan witch sebagai Daughter of Earth, mereka bukan lagi manusia. Mereka hanya makhluk rendah dengan hasrat yang besar.
Mereka bukan lagi MANUSIA, mereka hanyalah monster.
" Kalau begitu, kita akan membuat witch palsu" Ujar Queen Garde dengan tawanya yang penuh kemenangan.
Ian terkejut sebentar, lalu berusaha bersikap biasa. Ia baru menyadari, ia berkomplot dengan makhluk yang keji.
***Tania berjalan dengan tenang disepanjang jalan gelap dimana ditepi kiri dan kanannya terdapat berpuluhribuan monster, ogre, dan sebagainya. Bahkan roh jahat juga terlihat.
" Dia Vampiree! Gigi taring itu... tidak salah lagi! kita harus membunuhnya!" Desis salah satu monster berbadan ular tersebut. Kepalanya seperti manusia. Sayangnya, hanya kepalanya saja yang mirip manusia.
" Mata itu mata Witch! Kau tidak mau berurusan dengan Titans bukan?!" Seru moster berbadan seperti ogre. Badannya berwarna hijau, telinga yang besar dan runcing keatas.
Karena Tania merasa terusik, ia pun menoleh pada monster-monster tersebut, dan matanya berubah menjadi hijau sepenuhnya.
Melihat mata hijau tersebut, mereka pun terdiam dan menunduk kecil kepada Tania.
Mereka- walaupun mereka adalah monster mengerikan yang ditakuti, mereka masih menjaga UnderRealm dari orang luar.Setelah beberapa lama Tania berjalan dalam jalan gelap tersebut, akhirnya ia sampai didepan pintu besar raksasa. Pintu raksasa tersebut itu tidak ada gunanya, karena itu hanyalah gambar, dan pintu sebenarnya adalah pintu kecil yang tidak kasat mata. Sungguh mereka sangat pintar mengelabui orang luar.
Pintu dibuka dan sinar putih yang sangat terang pun terlihat.
Tania melangkahkan kakinya untuk pertama kali.
Ia sudah masuk ke wilayah teritori TITANS.Author Note:
Maaf kalau sangat sedikit >< tapi Author akan mengupload chapter selanjutnya besok ^^
Kalau ada cabe, silahkan saja.. Author akan dengan sangat senang menerima cabe-cabe tersebut :D
Enjoy Readers :D
KAMU SEDANG MEMBACA
The Vampire King and the Queen Witch
VampireRevan, penerus tahta Rumpthorn pergi ke dunia manusia untuk mencari pengantinnya.Tania, seorang penyihir setengah manusia, menjadi Ratu Revan. Apakah Revan akan menerima Tania lagi jikalau Revan tahu siapa Tania sesungguhnya? Bagaimana nasib para va...