Chapter 8 - Just kill me

24.6K 1K 10
                                    

Chapter 8 ! :D
Minggu lalu, Author bertapa dengan keras di gunung sahara untuk mencari solusi mendapatkan feel 'romance' yang terbaru. *lho* Dan pada akhirnya, tak ada satupun yang nongol di Otak author tak jelas ini. Kalaupun ada sentuhan romance disini, hmm mungkin sudah biasa seperti layaknya orang pacaran  *meratapi diri sendiri yang lagi jomblo* hehe
Selamat membaca :D

Chapter 8

Tania POV

Aku sekarang sudah menjadi Tania Rumpthorn. Tapi, aku hanya menyandang nama kerajaan itu. Aku bukan menyetujui menikahinya karena cinta. Dan sekalipun itu cinta, aku tetap tidak akan menjadi istrinya dalam kamar.
Aku menolak Revan tepat hari dimana aku menjadi ratunya. Dia juga tidak keberatan dan berpesan untuk tidak menyesal. Kapan aku akan menyesal? Justru tidak- Aku malah bersyukur!
Revan terlihat marah padaku. Tapi mau bagaimana? aku punya alasan tersendiri. Ia tidak bisa memaksaku, sekalipun aku istrinya.

Jangan berharap dariku untuk memberikan keturunan kepada clan mereka. Karena, mungkin saja anak tersebut akan menjadi monster yang menjijikan. Darah Vampire yang mengalir akan membuatnya haus akan semuanya, dari segi kekuatan, posisi dan kekuasaan. Darah Witch dari tubuhku akan membuat anak itu kuat. Dan memang, lahirnya anak itu sebagai pertanda dimana clan Vampire akan berjaya. Namun, itu akan menjadi hari terburuk bagi klan lain. Bahkan terlebih lagi- jikalau sampai anak itu benar-benar menginginkan perang dalam skala besar. Maka Dunia Makhluk Mistik, Creature dan lainnya akan terancam punah.

Aku tidak mau melihat perperangan. Maka dari itu, aku menyetujui Revan untuk membawaku ke perperangan. Disana, aku akan bertemu dengan Ethel, Penyihir jadi-jadian yang hampir memberikan tubuhnya kepada Laki-laki mata keranjang secara cuma-cuma . Ethel tentu akan berjanji padaku untuk tidak membantu werewolves, jikalau aku ikut dengannya.
Sebenarnya, seorang Witch tentu bisa membunuh Magicians brengsek itu dengan mudah, semudah membalikkan telapak tangan.Tapi,
Ada pengecualian untukku.
Aku masi Witch yang masih dalam tahap pertumbuhan.
Seperti kepompong, memerlukan beberapa waktu untuk bermetaforsis menjadi kupu-kupu.
Itulah diriku yang mempunyai cara yang sama untuk tumbuh, Yaitu aku masih memerlukan waktu.

Seorang Witch yang sudah dalam tahap perkembangan akan berbeda dengan witch yang sedang tumbuh. Dari penampilan sampai kekuatan dan sifatku. Aku akan berubah menjadi wanita seksi, yang bisa membuat semua laki-laki bertekuk lutut padaku dengan rupaku. Penampilan paling abadi untuk seorang Witch. Memikirkannya saja sudah membuat wajahku memerah. hehe..  Dan setelah itu, aku akan bisa memanggil Utusan langit , atau lebih tepatnya Creature yang diutuskan untuk menjadi partnerku seumur hidup.

PArtner disini bukanlah mate, ambillah contoh misalnya Hades dengan anjing berkepala tiga, Kerberos. Walaupun Kerberos sangatlah buas, tapi ia mematuhi Hades. Begitu jugalah dengan partner Witch. Seberapa buas partnernya, tentu ia akan jinak terhadap pemiliknya.

Itulah saat-saat yang kutunggu. Aku sudah menginjak umur 20an dan masih belum terlihat gejala apa-apa. Apakah selambat itu pertumbuhanku? Tapi aku sudah menjadi wanita cantik sebagai vampire. Kuakui, sekarang aku cantik, karena Darah Vampire yang mengalir ditubuhku.
Mataku juga sekarang sudah berubah. Mata Ku berwarna hijau dan merah sewaktu aku serius dan berkonsentrasi dengan energi yang ada dalam tubuhku. Merah menandakan aku adalah seorang Vampire, tapi hijau menunjukkanku adalah seorang penyihir.

Jangan bilang, aku tidak bisa berubah menjadi witch seutuhnya, hanya karena darah Vampire ini. Sekarang aku menyesal mempunyai darah manusia. Benar-benar menyesal. Darah manusialah yang mampu membuat seseorang menjadi vampire. Jikalau aku sepenuhnya murni Witch, aku tidak akan menjadi vampire. Tapi nasib berkehendak lain. Kenyataannya sekarang aku Vampire.

Bagaimana ini? Keturunan Witch murni sudah diambang kepunahannya.
Apa Ini yang diinginkan para spirit?

Aku sampai sekarang belum menemui spirit air. Walaupun berkali-kali Sang angin mengatakan sering melihatnya bersama Revan. Anehnya Sang Air tidak mau mencariku. Ia malah menjaga jarak. Seharusnya saat aku mandi, ia bisa muncul. Dimana ada air- disitulah spirit air berada. Tapi, spirit air kali ini tidak mau menemuiku. Seperti sedang menyembunyikan sesuatu dan takut untuk memberitahuku. Ini membuatku gila! aku harus berkelana lagi mencari spirit Earth, dan juga spirit Api. Aku tidak bisa mencari spirit Api jikalau tidak bertanya pada Spirit Air.

Apa aku harus menempel pada Revan terlebih dahulu? Tapi Revan sedang marah padaku, dan ia akan merasa risih jikalau aku mendekatinya. Kalau aku memintai tolong padanya, dia akan tahu siapa diriku sebenarnya, dan aku yakin seratus persen, dia akan membenciku selama-lamanya.

Tongkat sihirku hilang entah kemana. Apakah aku menghilangkannya saat mencari Ian? Sepertinya tidak- Aku tidak memakai sihir waktu itu. Dan aku menyadari sesuatu- Aku belum menggeluarkan sihir compleks dari Tongkatku-
" Maaf, Witch- Sebenarnya, waktu itu salah satu dari kami melihat seorang dayang mengambil tongkatmu.. Dan yang melihatnya adalah Lil . Anda tahu, Lil adalah fairy yang tidak begitu berpikir untuk kedepannya, maka dari itu, ia tidak mengikuti dayang tersebut, Witch" Ujar Spirit Angin padaku. huhh.. Aku tidak mungkin menyalahkan Lil bukan? bukan murni kesalahannya kalau aku kehilangan tongkatku. Aku saja yang terlalu ceroboh.

" Tidak apa-apa.. Itu bukan salah fairy Lil.. Lil jangan bersedih" tuturku dengan lembut kepada fairy yang terlihat sedih dan bahkan ia tidak berani melihatku. Aku tersenyum dan menepuk pundak fairy Lil dengan telunjukku secara pelan, aku tidak mau menyakiti Lil. Lil menatapku dengan mata berbinar-binar, kemudian menangis sambil memeluk pipiku.

Well, memang itu kesalahanku, bukan dirinya. Sekarang, Aku tidak tahu lagi apa yang akan ia lakukan. Aku harus waswas terhadap Dayang tersebut. Bisa saja ia menyebar fakta ini kepada semua orang. Apa aku harus jujur kepada Revan sebelum ia menemukan terlebih dahulu kenyataan ini? Aku takut akan reaksinya.

Apakah ia akan tambah membenciku? Kuharap tidak.

The Vampire King and the Queen WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang