📍HAPPY READING FOR YOU📍
Seorang lelaki berkaus oblong berwarna hitam polos sedang memejamkan kedua matanya. Ia baru saja meletakkan ponselnya di atas nakas. Kini, ia tengah membaringkan tubuhnya di atas kasur dengan pikiran penuh. Setelah mengakhiri percakapan dengan seseorang, benaknya langsung terisi berbagai pertanyaan. Bahkan ia sampai pusing dibuatnya.
Setelah beberapa detik lamanya, akhirnya ia membuka kembali manik itu. Menatap langit-langit kamar dengan pandangan kecewa. Lebih tepatnya kecewa dengan dirinya sendiri.
Bagaimana bisa dirinya berkata seperti itu?
Harusnya bukan kamu, tapi Evlyn.
Ada yang mau aku omongi sama dia.
Jangan chat aku dulu.
Lagi sibuk.
Aku cuma mau tanya tugas.
Pikar seketika tertawa bodoh. Untuk apa ia membawa nama cewek lain? Sedangkan itu sama sekali tidak benar. Ya, Pikar berbohong.
Niat awalnya yang ingin bersikap seperti biasa, bersikap tanpa ada masalah ataupun sebagainya, kini telah berubah. Seketika jemarinya mengetikkan kalimat lain. Yang jelas tidak sejalan dengan hatinya.
Pikar meruntuki hal tersebut. Ia merasa bersalah sekarang. Balasan yang Rasya kirimkan beberapa menit yang lalu kepadanya masih saja teringat jelas di benaknya.
Kamu mau VC-an sama Evlyn, Kar?
Sejak kapan kamu kayak gini?
Harus banget, ya, VC-an gitu?
Nggak bisa dichat aja atau bahasnya besok di sekolah?
Kamu larang aku balesi chat cowok lain? Terus apa kabar sama kamu, Pikar?
"Berengsek!" maki Pikar pada dirinya sendiri. Ia merubah posisi menjadi duduk. Tangannya tanpa aba-aba langsung menjambak rambutnya dengan kuat.
Pikar benar-benar merasa bodoh sekarang. Ia telah menyesal. Menyesal karena sudah membuat Rasya kecewa. Eh, tapi tunggu. Pertanyaannya, apa cewek itu merasa kecewa??
Pikar kembali bergelut dengan pemikirannya. Berulang kali ia mengusap wajahnya dengan kasar. Dan berharap, semua perkataannya tadi tak pernah ia lontarkan. Namun, pada dasarnya itu tidak bisa dihilangkan. Semuanya sudah terjadi. Bagaimana bisa menariknya kembali?
Cukup lama menimang-nimang sesuatu, akhirnya Pikar memutuskan untuk mengikuti kata hatinya. Ia beranjak dari tempat tidur, dan berjalan menuju pintu kamar. Sebelum benar-benar keluar dari pintu tersebut, Pikar sempat menyambar kunci motornya yang tadi ia letakkan di paku dinding.
Tujuannya sekarang adalah rumah Rasya. Ya, Pikar akan ke sana sekarang. Ia hanya ingin melihat keadaan cewek itu.
Butuh waktu kurang lebih 15 menit dalam perjalanan, akhirnya Pikar sampai tujuan. Ia memarkirkan motornya di halaman rumah Rasya, dan turun dengan pikiran bertanya-tanya. Matanya memandang satu objek, seraya membuka helm full face-nya. Seketika ia tertegun saat menyadari bahwa motor hitam yang tak jauh terparkir darinya adalah milik Dipta. Apa cowok itu juga berada di sini?
"Sial!" decak Pikar dengan nafas memburu. Tanpa pikir panjang lagi, ia segera memasuki rumah Rasya yang pintunya terbuka lebar.
"Assalamu'alaikum," salamnya mulai masuk. Sedetik setelahnya, Pikar menghentikan langkahnya. Ia menatap Rasya dan Dipta yang sedang duduk berdua di sofa ruang tamu. Mereka sama-sama melihat Pikar dengan terkejut, terutama Rasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACARKU RATU FAKGIRL
Roman pour Adolescents"Ra." "Iya?" "Kalau aku yang ngelepas, kamu nggak apa-apa, kan?" Ini adalah kisah yang berisikan tentang seorang lelaki dingin yang terjebak dalam kisah percintaannya dengan cewek fakgirl. Dia adalah Pikar Alzoandra, dan pacarnya -Rasya Anggrainy S...