BAGIAN 18

81 11 0
                                    

📍HAPPY READING FOR YOU📍

Kini, Rasya sedang menelusuri koridor. Ia tidak sendiri, ada seorang lelaki yang menemaninya. Bukan, lelaki itu bukan Pikar, melainkan Dino.

"Atas nama Rey, gue bener-bener minta maaf, Ra," ujar Dino mengenai kejadian lalu.

Rasya tidak mempedulikannya. Cewek itu terus berjalan seolah-olah tak ada Dino yang sedang berbicara padanya.

"Ra, dengerin gue dulu," pinta Dino yang sama sekali tak ditanggapi, membuatnya kembali bersuara, "Ra, kejadian kemarin itu memang salah. Tapi gue yakin, Rey cuma kelepasan. Dia nggak sengaja, Ra. Dan gue pastiin dia nyesel pernah bilang itu ke lo," ucap Dino meyakinkan.

Tapi, lagi dan lagi Rasya seolah-olah tak mempedulikan apapun yang akan Dino ucapkan. Ia menulikan pendengarannya, meski sejujurnya sedari tadi ia mendengarkan apapun yang Dino katakan.

Apa benar itu semua? Tidak, semuanya bohong! Ya, itulah yang ada dipikiran Rasya. Tetapi, mengapa hatinya berkata lain?

Rey? Kelepasan? Yang benar saja?! Rasya cukup ragu untuk hal itu. Dan menyesal? Sepertinya jauh dari kata benar. Bahkan, jika memang Rey menyesal, pasti cowok itu akan menghampiri Rasya, lalu meminta maaf. Tetapi, mengapa hal itu justru Dino yang melakukannya?

"Ra, percaya sama gue. Rey nggak sejahat itu, Ra," ucap Dino menarik pergelangan tangan Rasya. Refleks sang empu menghentikan langkahnya, dan langsung menghempaskanya.

"Ra—"

"Ikut aku!" Itu suara Pikar yang ditujukan untuk Rasya. Ya, Pikar yang sedari tadi mengamati serta mendengarkan pembicaraan Dipta, kini menarik pergelangan tangan Rasya. Ia membawa kekasihnya untuk pergi, membuat Dipta yang melihatnya berdecak sebal.

"Sialan!"

"Pokoknya gue harus kembaliin kepercayaan Rasya. Gue harus bisa bikin Rasya maafin Rey. Karena itu kesempatan satu-satunya buat hancurin hubungan mereka berdua," gumam Dino. Matanya masih memperhatikan Pikar dan Rasya yang semakin menjauh. Sedetik kemudian, Dino menyeringai.

"Mereka, harus putus secepatnya," desis cowok itu tersenyum licik.

*****

"Bilang apa?"

Rasya yang awalnya menatap lurus ke depan, langsung menoleh ke arah Pikar. "Siapa?" tanyanya balik.

"Dino. Dia bilang apa sama kamu?" Pikar bertanya demikian seolah-olah ia tak mendengarnya, padahal ia tahu apa yang dikatakan oleh Dino tadi. Hanya saja, ia ingin Rasya yang langsung memberitahunya.

"Soal Rey kemarin. Nggak penting juga, sih, jadi nggak usah dibahas," balasnya tak ingin memperpanjang.

Pikar tak menanggapinya lagi, karena ia cukup mengerti maksud kekasihnya itu.

"Udah sampai," ujar Pikar menghentikan langkahnya, begitupun Rasya. Keduanya, berhenti tepat di depan kelas Rasya, XII IPS-3.

"Ada ulangan."

"Ulangan?" Rasya menatap bingung ke arah Pikar. "Memangnya nanti ada ulangan?"

"Ada."

PACARKU RATU FAKGIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang