BAGIAN 30

95 8 0
                                    

📍HAPPY READING FOR YOU📍

Hubungan kita masih berantakan, Ra. Dan perbaikannya ada di tangan kamu. Mau berubah atau udahan aja?
‐Pikar Alzoandra.

*****

BUGH!

Sebuah bogeman mentah itu mendarat tepat di pelipis Dino. Pelakunya sudah jelas adalah Pikar. Ia kelewat emosi mendengar penurutan Dino yang kurang ajar pada kekasihnya. Meskipun hubungannya sedang tidak baik-baik saja dengan Rasya, Pikar tetap tidak suka jika kekasihnya itu diganggu dengan cowok lain manapun, terlebih lagi dikatakan seperti tadi.

Semua orang yang ada di sana bak patung yang tengah terkejut. Sedangkan Dino kini sudah tersungkur ke bawah. Pikar terus menatap tajam pada lelaki itu, bahkan napasnya naik-turun tidak stabil.

Rasya segera berjalan mendekat pada Pikar. Buru-buru ia mengajak Pikar untuk pergi dari sana. Takut jika hal yang tak diinginkan terjadi. "Pikar, ayo kita pergi dari sini," ajaknya dengan suara yang sedikit bergemetar.

Awalnya Pikar menolak, namun Rasya terus memaksanya. Hingga akhirnya kekasihnya itu mau menurutinya. Tetapi, sebelum itu Pikar bersuara, "Jangan pernah deketi pacar gue, atau lo tahu akibatnya!" ancam Pikar menunjuk Dino. Ia tidak main-main dengan kalimatnya barusan. Selepas itu, Rasya dan Pikar keluar dari area kantin. Diikuti Nayfa di belakangnya setelah membayar cilok yang dipesan tadi.

"Rasya tunggu!!"

*****

"LEMAH!"

"BARU JUGA DIBOGEM SEKALI, UDAH TUMBANG. COWOK LU??!"

Kantin yang sunyi selepas kepergian Rasya dan yang lainnya, kini menjadi ribut kembali. Suara tadi berasal dari mulut Rey yang ditujukan untuk Dino. Lelaki itu tengah berdiri dengan tangan yang bersedekap di depan dada, diiringi senyuman remeh yang sangat menyebalkan.

Sedang Dino sendiri, ia duduk di bangku sambil menahan denyut yang masih terasa karena pukulan Pikar yang sangat keras tadi. Sejujurnya, Dino tidak terima dikatakan seperti itu pada Rey. Ia jelas emosi, namun kali ini Dino memilih untuk diam. Denyutnya yang membuat Dino malas untuk menanggapi Rey.

"BANCI!"

"Rey, udahlh. Kenapa lo marah-marah gini, Dino cuma belum siap aja tadi. Lagian, kan, udah berlalu jadi nggak usah diperpanjanglah," pinta Gevran. Lelaki dengan dua kancing baju atas terbuka itu, berdiri di samping Rey. Ia tidak mau jika nantinya akan terjadi keributan lagi.

"Cih! Nggak usah ikut campur lo!" Rey mendorong Gevran yang ingin menyentuh pundaknya, hingga sang empu sedikit terkejut mendapatkan perlakuan seperti itu.

"Temen lo itu buat malu kita, Vran! Seharusnya lo omongi dia biar nggak lemah kayak tadi!" seru Rey menunjuk Dino.

"COWOK KOK BANCI!"

"Gue nggak banci!" Akhirnya Dino angkat suara, meski denyut di bibirnya semakin bertambah. "Sadar diri!" lanjut lelaki itu menatap Rey yang langsung berubah raut wajahnya, tampak tersinggung.

"MAKSUD LO APA? LO NGATAIN GUE?!"

Dino langsung berdiri kala Rey menarik kerah seragamnya dengan paksa. Melihat tangan yang ingin dilayangkan itu, Dino dengan cepat mencegahnya. Ia mendorong Rey hingga lelaki itu mundur beberapa langkah. Selepas itu, Dino tanpa aba-aba langsung menghajar Rey dengan satu bogeman dengan tenaga yang cukup luar biasanya.

BUGH!

Mendadak, suasana kembali hening. Semua mata tertuju ke arah Dino dan Rey yang sudah tersungkur di lantai.

PACARKU RATU FAKGIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang