Jaemin tidak jadi ke kantor pagi ini. Dosennya mengabari kalau ada keperluan mendadak jadi membatalkan pertemuannya dengan Jaemin.
"Jadi kalian mau kemana hari ini?" Tanya Yoona pada anak dan calon menantunya.
Jeno menggeleng karena dia memang belum memiliki rencana kemanapun. Dia berniat mencari pekerjaan sebenarnya tapi dia batalkan dulu karena harus menemani Jaemin kemana-mana. Terlebih Jaemin tak jadi ke kantor hari ini.
"Aku mau ke kantor eomma. Jeno kalau ada acara aku bisa kesana sendiri" ucap Jaemin
"Aniya. Aku belum memiliki rencana. Aku bisa mengantarmu" jawab Jeno
"Bagaimana kalau Jeno ikut aku ke cafe. Jaemin, kau sudah lama tak kesana. Tak mau kesana? Jeno juga belum tau tempatnya" ucap Yoona
"Aniya eomma. Aku sudah terlanjur meminta Sohyun eonni untuk menyiapkan berkas yang aku perlukan. Aku tak enak kalau membatalkannya begitu saja. Berkasnya cukup banyak. Eomma bisa kesana dengan Jeno saja" ucap Jaemin
"Arraseo. Jaemin-ah, bagaimana kalau cafe itu biar Jeno yang mengurus? Kau kan sudah sibuk dan semakin sibuk di kantor. Berhubung Jeno masih belum memiliki pekerjaan. Jeno bisa belajar dulu" saran Yoona
"Hmm.." Jaemin bergumam berfikir
"Aniya. Tidak perlu eomma. Aku berencana kembali ke pekerjaanku yang lama. Aku juga sudah menghubungi pemiliknya" ucap Jeno menolak halus. Jeno pikir dengan mengatakan itu mereka akan menyetujuinya. Jeno berbohong, dia bahkan belum mencari kemana-mana. Itu hanya alibi. Jeno tak mau merepotkan mereka lebih lagi.
"Boleh juga. Aku bisa fokus di perusahaan dan Jeno bisa mengurus cafenya. Tapi apa tak apa? Mian bukan bermaksud merendahkanmu. Hanya saja, siapa tau kau mungkin hmmmm gengsi?" Ucap Jaemin ragu di akhir
"Gengsi? Kenapa?" Tanya Yoona tak paham
"Begini eomma. Ini hanya pendapatku saja. Kami kan bertunangan dan kemungkinan besar akan jadi suami istri. Maksudku apakah Jeno mungkin sedikit malu begitu? Bagi beberapa orang mungkin akan memandangnya remeh ketika istrinya punya pekerjaan yang lebih besar di banding dirinya sendiri. Sekali lagi ini hanya pendapatku. Jangan marah kumohon" ucap Jaemin panik. Dia takut kalau Jeno akan sakit hati padanya
"Aniya. Aku tak masalah untuk itu. Kau yang lebih berkompeten mengurus perusahaan. Justru jika aku yang mengurus demi memperhatikan penilaian orang lain malah membuat perusahaan tak berkembang atau malah kemungkinan buruknya sampai gulung tikar" ucap Jeno
"Lagipula aku juga pernah bekerja di cafe jadi sedikitnya tau apa yang harus ku lakukan. Itu pun kalau Jaemin dan eomma setuju" lanjut Jeno
"Aku tak masalah. Baiklah, Jeno saja yang mengurus cafe. Eomma, Jeno aku pamit duluan. Aku membawa mobilku sendiri" ucap Jaemin berdiri dan bersiap pergi. Jeno dan eommanya mengikuti sampai Jaemin masuk mobilnya.
"Ah Jeno-ya. Aku harap kau tidak berubah pikiran setelah melihat isi cafenya nanti" ucap Jaemin sebelum pergi
Jeno mengernyitkan dahinya tak paham. Memangnya ada apa sampai membuatnya berubah pikiran. Setahunya cafe yang kurang lebihnya sama.
***
Jeno speechless begitu masuk ke cafe milik Jaemin. Bukan lagi cafe, ini lebih tepat disebut restauran. Tempatnya sangat luas. Dan yang membuat Jeno terkejut adalah cafe ini bukan cafe biasa. Cafe ini menerima jasa penitipan anak juga. Dekornya juga lebih mirip cafe untuk anak-anak. Tapi begitu melihat menunya ada menu normal untuk remaja atau dewasa. Di dekat kasir depan ada anak tangga. Setahu Jeno dari cerita pegawai tadi, lantai 2 digunakan untuk umum sedangkan lantai 1 dominasi untuk anak-anak. Bahkan ada berbagai macam permainan disana. Sungguh cocok untuk anak kecil.
"Jaemin sangat suka anak kecil, jadi dia membuat bahkan mendesain cafe ini sendiri" ucap Yoona menjelaskan
"Lantai 1 mirip kindergarten" komentar Jeno. Disini juga ada pegawai yang mengajarkan anak-anak untuk belajar. Tapi ada dapur yang menyediakan makanan khusus anak-anak. Sungguh seperti perpaduan antara kindergarten dengan cafe anak.
"Ahjussi! Ahjussi tampan" salah satu anak perempuan berlari menuju Jeno. Memandang Jeno penuh binar dan memujinya tampan
"Kamsahamnida. Kau juga cantik" ucap Jeno. Dia memberikan senyuman hangat dan mengusak rambut anak tadi. Jeno berkeliling menyapa satu persatu anak-anak dan pegawai disana. Sesekali bercanda gurau dengan mereka. Yoona menunggu di salah satu meja pengunjung.
"Bagaimana? Kau menyukainya?" Tanya Yoona
"Jadi eomma,, yang dimaksud Jaemin membuatku berubah pikiran itu karena cafenya banyak anak-anak?" Tanya Jeno
"Ne. Mengurus anak-anak lebih sulit karena mereka banyak maunya. Juga ada beberapa orang yang tak suka keributan. Jadi mungkin Jaemin mengkhawatir itu" jelas Yoona
"Ah begitu"
"Jadi bagaimana? Mau mengurusnya?" Tanya Yoona
"Apa tak merepotkan eomma. Aku sudah banyak merepotkan kalian. Padahal tujuanku awalnya hanya membayar hutang" ucap Jeno tak enak
"Kwencana. Anggap saja ini juga sebagai pelunasan hutang. Ah Jaemin orang yang cermat. Jadi usahakan tidak membuat masalah sedikit pun. Apalagi bermain kotor. Jaemin paling tidak suka dengan orang yang tak jujur dan sukanya memanfaatkan keadaan" peringat Yoona
"Ne eomma. Aku janji akan mengurusnya dengan baik. Kamsahamnida eomma. Anda dan keluarga anda sangat baik" ucap Jeno tulus
"Jaga Jaemin juga" tambah Yoona
"Itu pasti eomma. Kami sudah terikat" ucap Jeno sambil menunjukkan cincinnya.
"Baiklah. Kajja aku kenalkan kau dengan pegawai disini. Sekaligus peresmian jabatanmu"
"Eoh? Langsung? Secepat ini?" Tanya Jeno terkejut
"Eoh. Lagipula Jaemin tak ada waktu untuk mengurusnya. Aku masih ada butik yang harus ku urus. Jadi kau bisa mengurus yang ini. Kalau ada apa-apa jangan sungkan bertanya"
Jeno berkali-kali mengucap kata terimakasih dan memeluk Yoona. Yoona juga membalas dengan perlakuan sayang layaknya pada anaknya sendiri. Jeno bersyukur, selama ini dia jarang sekali mendapat perhatian dari orangtuanya mengingat sifat mereka yang cenderung negatif. Jeno juga sangat bersyukur karena bisa dipertemukan dengan keluarga sebaik mereka. Bahkan dengan bonus istri cantik, manis, pintar dan mandiri. Benar-benar paket komplit
Yoona pamit lebih dulu setelah mengadakan sambutan dan pesta dadakan untuk Jeno dengan beberapa karyawan saja karena yang lain masih bekerja. Jeno masih disana, mendengarkan dengan baik penjelasan koordinator sementara yang ditunjuk karena Jaemin tak sempat mengurusnya.
TBC
Mian typo bertebaran
Votement juseyo....
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet and sour ~ nomin [[END]]
RandomJeno terpaksa bertunangan dengan Jaemin. Jeno tidak menolak karena tidak ada jalan lain, sedangkan Jaemin nampak kurang setuju dengan itu "Kalau begitu jadi menantuku saja. Kau sangat tampan dan umurmu tidak jauh beda dengan putriku" ~ Nyonya Na "Ka...